ENAM

303 56 1
                                    

Lanjutan Flashback

Kelas XII merupakan saat-saat di mana kau merasa bahwa masa SMA itu sangatlah singkat. Mempersiapkan diri untuk ujian nasional dengan beragam macam soal yang berpotensi membuat mabuk hingga ujian masuk universitas yang lebih bikin mabuk.

Begitu pula dengan Jisoo. Terlebih upayanya membagi waktu antara sekolah, persiapan ujian, bekerja, dan panti membuatnya sedikit kewalahan. Untung saja Bobby dengan senang hati membantunya belajar di hari Minggu dengan membawanya pergi ke perpustakaan. Mereka sering menghabiskan waktu dengan belajar bersama.

Selama kebersamaan mereka itu, bukan sekali dua kali Bobby kembali mengode Jisoo atau bahkan menembaknya lagi namun Jisoo akan mengalihkan pembicaraan mereka. Penolakan secara tak langsung. Tetapi, Bobby yang tidak kenal putus asa atau tidak kenal malu tentu akan terus berjuang.

Namun, Jisoo sendiri juga sedikit demi sedikit mulai ada 'rasa' pada makhluk yang sering mengganggunya itu. Harus Jisoo akui, untuk bertahan di sekolah ini, dia bisa melaluinya berkat Lisa dan Bobby. Kalau bukan karena mereka, rasanya Jisoo tidak akan bisa melalui masa SMA-nya dengan baik.

Semuanya baik-baik saja, sampai hari di mana awal dari segala perubahan dimulai.

Tepat satu minggu sebelum ujian nasional, yang artinya kelas XII masih memiliki sedikit waktu untuk menikmati masa-masa indah mereka. Begitu pula dengan Bobby yang mencoba untuk kesekian kalinya menembak Jisoo.

"Jis, Aku mencintaimu. Kau mau jadi pacarku?" tanya Bobby. Dia memutuskan bahwa ini akan menjadi pernyataan cintanya pada Jisoo yang terakhir sebelum mereka lulus SMA. Kalau Jisoo masih menolaknya, dia tidak akan berharap lebih lagi dan berbesar hati dengan hanya status teman atau sahabat saja.

Sudah beberapa kali Jisoo ingin menerima Bobby. Namun, mulutnya selalu kelu untuk mengatakan ya dan akhirnya dia mengalihkan pembicaraan. Semua itu tak lain dan tak bukan karena perbedaan yang mereka berdua miliki. Namun, Jisoo mulai bertanya-tanya, bisakah dia menjadi egois untuk kali ini saja dan menerima Bobby tanpa memandang latar belakang mereka berdua?

Sekali saja, setelah itu ia tidak akan meminta apapun lagi.

Baru saja dia akan menjawab pertanyaan Bobby saat Jisoo merasakan kepalanya tersentak dengan cepat ke arah kanan disertai dengan bunyi yang cukup nyaring. Sesaat kemudian, Jisoo memegang pipinya yang terasa panas dan melihat siluet seorang wanita berdiri dan menatapnya marah.

"Apa yang sudah kamu lakukan pada anak saya?!" tanya wanita itu dengan dingin.

***

Bobby terperangah saat seseorang melewatinya dengan cepat dan langsung melayangkan pukulan pada Jisoo. Setelah beberapa detik, dia baru menyadari apa yang terjadi di hadapannya saat ini.

"Apa yang sudah kamu lakukan pada anak saya?!"

"Ibu! Apa yang ibu lakukan?" Bobby memegang pundak ibunya dan menahannya agar tidak semakin menyakiti Jisoo.

"Diam kamu, Jiwon! Di mana pikiranmu? Bagaimana bisa kamu menyukai orang rendahan seperti dia?"

'DEG!'

Sakit! Pipi Jisoo terasa sakit, namun hatinya lebih sakit saat ibu dari orang dicintainya memandangnya rendah.

"Ibu, Bobby bisa jelaskan semuanya. Jisoo orang baik, dia tidak seperti apapun yang ibu pikirkan-"

"Ibu tidak mau mendengar apapun pembelaan dari kamu. Bagaimana bisa kamu bergaul dengan orang yang jelas asal usulnya seperti dia? Kita pulang sekarang." Yoona berbalik dan menatap Jisoo.

"Dan kamu, jangan pernah ganggu anak saya lagi!"

Yoona menarik tangan Bobby agar mengikutinya. Bobby yang terpaksa seperti itu hanya bisa berbalik menatap Jisoo yang menatapnya nyalang. Bobby balas mengucapkan kata maaf tanpa suara namun Jisoo yang meresponnya dengan senyum perih membuat hati Bobby semakin sakit.

Another Part of Me (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang