TIGA BELAS

248 51 6
                                    

"Kalian menginap di mana?" tanya Jisoo pada Junhoe dan Chanwoo yang makan dengan lahap didepannya.

"Hotel yang letaknya sekitar 500 meter dari sini, aku lupa namanya," jawab Junhoe. Jisoo mengangguk-angguk. Tidak heran, Junhoe adalah satu dari sekian orang yang tidak peduli terhadap apapun baik yang penting hingga sangat penting sekalipun.

"Itulah sebabnya kalian bisa menemukanku," gumamnya.

"Tidak juga," sanggah Chanwoo. "Meskipun ayahmu memberitahu kami kota tempatmu tinggal, tapi dia tetap keukeuh tidak mau memberitahu kami alamat lengkapnya."

"Kami baru saja akan mencarimu tadi saat Chanwoo tidak sengaja melihatmu memasuki supermarket," tambah Junhoe.

"Dan kalian memutuskan untuk merampokku," timpal Jisoo.

"Itu ide Junhoe, bukan aku," elak Chanwoo.

"Bukan. Siapa bilang itu ideku?" balas Junhoe tidak mau mengalah.

"Terserah kalian saja. Aku tidak mau ikut-ikutan bodoh karena terlibat dengan pertengkaran tidak penting kalian."

Dan ketiganya lanjut makan dalam diam hingga Chanwoo memecah keheningan.

"Ngomong-ngomong Jis, apakah dia masih sering muncul?" tanyanya dengan hati-hati. Jisoo dan Junhoe mematung mendengarnya.

"Dia siapa? Tidak ada yang menemuiku akhir-akhir ini," elaknya. Jisoo tidak berselera lagi mendengar topik yang dibicarakan kedua temannya membuatnya mendorong piringnya menjauh.

"Jangan pura-pura tidak tahu, Kim Jisoo," balas Junhoe membuat Jisoo tidak bisa mengelak lagi. "Kau tentu tahu siapa atau apa yang kami maksud."

"Kalian tenang saja, oke? Aku bisa menjaga diriku sendiri darinya. Kalian tidak perlu khawatir," kata Jisoo sambil tersenyum. Namun, Junhoe dan Chanwoo tahu bahwa senyum itu palsu. Mereka berdua memutuskan untuk tidak memperpanjang masalah itu lagi.

***

"Kau tahukan kalau aku masih memberikanmu libur selama dua minggu?" tanya Bobby saat mendapati Donghyuk yang duduk di meja kerjanya.

"Dan kakak tahu kalau aku tidak betah berada di rumah saja kan? Jadi, aku memutuskan untuk pergi bekerja. Lagian, Lisa juga setuju," kata Donghyuk memberi alasan.

Bobby memutar bola matanya malas. "Terserah kau saja," gumamnya. Dia berjalan menuju meja kerjanya sendiri dan mengerjakan berkas-berkas yang ada di hadapannya.

"Ngomong-ngomong, kakak sudah membaca habis berkas tentang kak Jisoo?" tanya Donghyuk.

"Sudah," jawab Bobby singkat.

"Jadi?"

"Jadi apa?" Donghyuk menahan dirinya untuk tidak melempari kepala kakaknya dengan berkas.

"Kakak sudah punya rencana mau bagaimana untuk mendekati kak Jisoo?" tanya Donghyuk.

Bobby menggeleng. "Tidak."

"Tidak?" ulang Donghyuk.

"Tidak," jawab Bobby dengan tegas. "Memangnya apa yang harus kulakukan?" tanyanya membuat Donghyuk menatapnya tak percaya.

'Kenapa aku punya kakak selamban ini?' batinnya.

Bunyi ketukan pintu terdengar membuat mereka mengalihkan pandangan dan menatap Hanbin yang tersenyum berseri-seri masuk ke dalam tanpa menyadari situasi yang sedang terjadi.

"Apa yang terjadi padamu? Tumben kau senang begitu?" tanya Donghyuk dengan alis terangkat heran. Terlebih saat senyuman Hanbin semakin melebar.

"Aku habis berkencan dengan Jennie tadi malam dan sukses besar. Menurutmu, apa lagi yang lebih membahagiakan dibanding itu."

Another Part of Me (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang