SEBELAS

263 60 3
                                    

"Hai Kim Jisoo..." kata orang itu pelan dan berbalik menatap Jisoo sambil membuka tudung jaket dan maskernya membuat wajahnya terlihat dan Jisoo yang langsung terbelalak kaget. Dia tidak mungkin tidak mengenali orang di depannya ini.

"Lama tidak berjumpa, Kim Jisoo." Jisoo menoleh saat mendengar suara yang satunya dan kembali kaget saat mendapati orang itu berjalan ke arahnya. Bagaimana bisa keduanya ada di sini?

"Hei! Kenapa kau bengong begitu saja?" tanya orang pertama. "Kau masih mengenali kami kan?" tanyanya cemas.

"Jisoo... kau tidak amnesia dadakan, kan?" panggil orang kedua. Dia mendekat dan melambaikan tangannya di depan Jisoo.

Jisoo mengerjap matanya beberapa kali dan memijat keningnya.

"Apa...? Bagaimana...?" Jisoo tidak dapat menyusun kalimat yang ingin diucapkannya. "Apa yang kalian berdua lakukan di sini?" tanya Jisoo. Dia menghela napas lelah. Ayolah, Jisoo hanya ingin hari Minggu-nya tenang. Dia tidak perlu serangan jantung mendadak hanya karena dua laki-laki ini tiba-tiba merampoknya hanya untuk mengatakan lama tak jumpa.

"Mungkin kita bisa duduk dan bicarakan dengan baik-baik daripada berada di gang ini?" saran orang pertama. "Bagaimana kalau café?" tawarnya.

Jisoo menggeleng kemudian memberikan kantong belanjaan yang dipegangnya pada orang kedua. "Kita ke apartemenku saja. Bawa barang-barangku!"

***

"Wahhh, jenderal betul-betul sultan. Apartemenmu bagus juga," puji kedua laki-laki itu saat Jisoo membuka pintunya dan mempersilahkan mereka masuk.

"Aku lupa betapa sarkasnya kau, Junhoe," balas Jisoo. "Letakkan belanjaanku di dapur kemudian kita bicara."

"Well, artinya aku itu baik dan tampan," balas laki-laki pertama atau yang dipanggil Junhoe. Jisoo memutar bola matanya malas. 'Apa hubungannya?'

"Kau tidak mau membuatkan kami minuman terlebih dahulu?" tanya Junhoe begitu dia selesai menaruh belanjaan dan duduk di depan Jisoo yang sepertinya stres. Ah, betapa Junhoe merindukan masa-masa ini.

"Tidak, sebelum kalian berdua menceritakan kenapa kalian bisa berada di sini." Mata Jisoo memicing tajam pada Junhoe dan laki-laki satunya yang bermain game tanpa memedulikannya. "Chanwoo, berhenti bermain game atau aku akan melempar handphonemu keluar!" perintahnya yang untungnya saja langsung dipatuhi oleh Chanwoo.

"Ehm.." Chanwoo berdeham. "Kami baru saja selesai menyelesaikan misi kami beberapa hari yang lalu dan Jenderal memberikan kami cuti." Junhoe mengangguk membenarkan.

"Lalu, alasan kalian kemari?" tanya Jisoo.

"Teganya kau, Kim Jisoo. Memangnya kau tidak rindu pada kami?" tanya Junhoe balik. "Perasaanku saja atau kau tidak menginginkan keberadaan kami di sini?" lanjutnya.

Jisoo mengendikkan kedua bahunya. "Well, terus terang aku baik-baik saja tanpa kalian."

"Kau jadi lebih sarkas daripada yang kutahu."

"Aku belajar dari ahlinya," balasnya sambil mengerling pada Junhoe yang mendecih pelan.

"Teman-teman, bisakah kita kembali fokus?" tegur Chanwoo menarik perhatian Jisoo dan Junhoe.

"Terima kasih," gumamnya. "Langsung saja, karena sepertinya kau tidak sabar untuk mengusir kami dari sini, aku akan menjelaskannya." Matanya langsung menatap tajam ke arah Junhoe yang akan memprotes ucapannya.

"Sebenarnya ada alasan lain yang lebih penting mengapa kami mengunjungimu." Raut wajah Chanwoo dan Junhoe menjadi lebih serius membuat Jisoo mengangkat alisnya heran.

Another Part of Me (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang