TIGA PULUH ENAM

228 48 12
                                    

Warning! Terdapat beberapa adegan kekerasan dalam chapter ini. 

***

Keterangan :

"Bicara biasa"

'Dalam hati'

"JESICCA"

'JESSICA' dalam pikiran

'Alat komunikasi'

***

"Kita harus ke toko peralatan lebih dulu," gumam Jisoo pelan.

'Untuk apa?'

"Membeli senjata, tentu saja."

'Kau meninggalkan sniper kesayanganku di Jakarta?!' sembur Jessica. Jisoo menutup telinganya yang terasa berdengung. "Jangan berteriak di kepalaku! Lagian mana mungkin bandara akan meloloskan senjata seperti itu. Lebih baik kita mencari senjata lain di sini. Kudengar senjatanya cukup bagus."

'Ingat! Lawanmu SSG 69. Awasi tempat disekitarmu. Siapa tahu dia mengawasi kita saat ini. Mungkin ada baiknya kalau aku yang mengambil alih.'

"Dia memang sedang mengawasi kita. Tapi, dia tidak akan melawanku menggunakan senjata itu. Dia tidak akan menghabisiku tanpa memberitahu identitasnya."

'Ngomong-ngomong, kukira kau menyuruh Junhoe mencari senjata juga...' gumam Jessica. Jisoo mengangguk. "Kita akan pergi ke tempat yang berbeda dengan Junhoe, selain itu aku harus ke suatu tempat lebih dulu."

'Ahh..., sudah 2 tahun kau tidak mengunjunginya. Kau tega sekali, Nona Kim.'

"Diamlah! Kita sudah sampai." Jisoo menengadah dan menatap tulisan PEMAKAMAN yang dicetak besar.

Jisoo berjalan melewati beberapa nisan yang terukir nama-nama orang yang sudah meninggal. Hingga dia mendapati satu nama yang familiar da berhenti.

"Maafkan aku karena baru datang saat ini." Jisoo menghela napas. "Butuh lebih dua tahun bagiku untuk mengunjungimu." Dia menatap nisan di depannya.

SONG YUNHYEONG

"Waktu itu kau bilang kalau ini bukan salahku, tapi sepertinya dia tidak menerima hal itu," lanjut Jisoo. Matanya sedikit berkaca-kaca ketika semua kenangan masa lalunya terlintas begitu saja. "Kami mencoba menjalani hidup tanpamu tapi rasanya sulit sejak kami berempat berubah menjadi tiga. Apa kau tidak pernah mengunjunginya dalam mimpi sehingga dia menuntut balas padaku? Atau... ini memang salahku karena membiarkanmu mati saat itu?"

"Apa yang harus kulakukan sekarang?" tanyanya. "Biasanya kau memiliki jawaban atas pertanyaanku. Tolong bantu aku...."

Jisoo mengusap air mata yang jarang dikeluarkannya itu. "Apakah tiga itu harus berganti menjadi dua?"

'Song Yunhyeong...'

'Aku tidak terbiasa meminta izin, tapi aku harus mengambil alih sekarang!'

DOR!

'SET!'

Jisoo berbalik. Wajah datar namun tenang itu menatap sekeliling dengan teliti. Dia melihat ada lima orang berpakaian serba hitam mengepungnya. "Harusnya mereka mengirim lebih banyak lagi. Kalau begini, aku bisa menyelesaikannya dalam waktu dua menit," sahut Jisoo atau Jessica dingin.

Another Part of Me (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang