EMPAT PULUH DUA

221 45 11
                                    

Warning! Terdapat adegan yang tidak pantas ditiru di bawah!

***

"Koo Junhoe! Kim Jisoo! Apa yang sedang kalian lakukan?" Chanwoo terkejut melihat kedua temannya sedang baku hantam. Keberadaan Junhoe menjadi pertanyaan baru baginya? Kenapa dia penuh lebam? Di mana kedua orang yang seharusnya bersama Junhoe saat ini? Apa yang sebenarnya terjadi.

Hanbin dan Bobby tiba beberapa saat setelah Chanwoo. Hanbin bergegas membubarkan kerumunan dan meyakinkan mereka bahwa tidak akan ada keributan yang terjadi.

"Nah, baiknya kita membahas ini di taman belakang rumah sakit. Bagaimana?" saran Hanbin. Buta kalau Hanbin mengatakan dia tidak merasakan aura mencekam dari Jisoo dan Junhoe, apalagi Bobby yang sepertinya bersiap-siap untuk mengamuk juga. Sedangkan Chanwoo pasti mendukung Jisoo, apapun itu. Oleh karena itu, harus ada yang tetap waras di antara mereka berlima. Dan Hanbin merasa itu adalah tugasnya untuk menjadi orang waras.

"Tidak bisa, mungkin-"

"Tunggu dulu!" Chanwoo memotong ucapan Junhoe. Dia menoleh pada Hanbin dan menengadahkan tangan kanannya. "Handphonemu kupinjam dulu. Tabku rusak ditendang oleh salah satu pria bongsor tadi."

Hanbin menyerahkan handphonenya dengan tidak rela. Chanwoo berdecak kesal. "Passwordmu."

"shxxbi131," jawab Hanbin. Chanwoo membuka aplikasi pesan dan mengetik sesuatu kemudian memperlihatkannya pada Junhoe.

Apa kau memiliki penyadap lagi?

Junhoe menghela napas dan menggeleng cepat. "Tidak. Kali ini aku tidak memiliki penyadap atau apapun itu. Bisakah kita bergegas? Waktu kita hanya 9 jam sampai hari berganti." Dia melirik Jisoo yang tidak membuang muka dan berusaha mengabaikannya.

"Pertama, kita butuh ruangan. Kamar rawat atau apapun itu. Yang jelas tidak kelihatan oleh orang luar," ujar Junhoe. "Setelah itu baru aku jelaskan apa maksudku tadi."

Bobby mengangguk. "Ruangan biar aku yang urus." Dia menoleh pada Chanwoo dan Hanbin. "Mungkin kalian berdua bisa akting tidak sehat lebih dulu agar mempermudah kita."

***

"Baiklah. aku sudah membayar untuk sebuah kamar rawat seharian ini. Jadi, buat aku puas dengan penjelasanmu, Koo Junhoe." Bobby melipat kedua lengannya. Jisoo berdiri di sudut ruangan sambil menatap jendela. Junhoe berdiri di tengah-tengah. Sedangkan Hanbin dan Chanwoo duduk di tempat tidur.

"Aku yang akan bertanya dan kau akan menjawab pertanyaanku. Tidak boleh ada yang menginterupsi selama Junhoe menjelaskan. Setuju?" Hanbin menghela napas karena tidak mendapatkan jawaban dari siapapun kecuali anggukan Junhoe. 'Tahan dirimu, Kim Hanbin! Kau harus tetap waras di saat seperti ini.'

"Aku anggap kalian semua setuju."

"Hentikan basa-basinya dan mulailah bertanya! Kata orang ini, dia hanya memiliki waktu sampai tengah malam. Sekarang sudah jam 4 sore. Delapan jam lagi dari waktu perjanjian," ujar Jisoo datar.

"Pertanyaan pertama," kata Hanbin memulai. "Siapa dalang dibalik penyerangan kita?"

"Song Eunjin," jawab Junhoe cepat. "Dia adik dari Song Yunhyeong, rekan kami yang tewas saat insiden dua tahun lalu."

Chanwoo berjengit kaget mendengar hal itu dan menatap Junhoe tak percaya. Dia hampir membuka mulutnya namun tatapan tak ingin dibantah ala Hanbin menghentikannya.

"Pertanyaan kedua," ujar Hanbin. "Kenapa dia ingin menyerang kami?"

Junhoe melirik Jisoo sekilas sebelum menjawab, "Dia ingin balas dendam pada Jisoo karena merasa Jisoo yang menyebabkan semua insiden itu terjadi."

Another Part of Me (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang