ENAM BELAS

235 55 6
                                    

Bau rumah sakit tidak pernah bersahabat dengan hidup Bobby sampai kapanpun. Dia selalu membenci rumah sakit. Karena rumah sakit dan obat-obatan identik dengan masa lalunya yang kelam dan Bobby membenci untuk mengingat masa lalunya itu.

Belum ada perkembangan bagaimana keadaan Jisoo saat ini. Bobby beranjak dari kursinya membuat empat pasang mata melihatnya berlalu.

"Kemana dia pergi?" tanya Chanwoo.

"Keluar rumah sakit," jawab Hanbin.

"Kenapa?" tanya Chanwoo.

"Dia benci aroma rumah sakit." Hanbin, Donghyuk, dan Chanwoo menatap Junhoe yang baru saja menjawab.

"Dari mana kau tahu?" tanya Donghyuk dengan nada penasaran yang tidak bisa disembunyikannya. Junhoe menghela napas dan memutar bola matanya bosan.

"Terkadang kalian berdua perlu waktu lebih untuk membaca manusia dibandingkan komputer," sindir Junhoe pada Chanwoo dan Donghyuk.

"Kau sudah mengabari Jenderal tentang hal ini?" tanya Chanwoo mengalihkan pembicaraan. Junhoe menggeleng membuat Chanwoo panik seketika.

"Kenapa kau tidak mengabarinya, bodoh?!"

"Dia pasti sudah tahu. Tidak lama lagi dia akan datang dengan satu batalion pasukan," kata Junhoe cuek. Dia kemudian menghela napas dan berdiri.

"Kau mau ke mana?" tanya Chanwoo.

"Kabari aku kalau ada perkembangan terbaru dari Jisoo," kaa Junhoe tanpa menjawab pertanyaan Chanwoo.

***

"Lapor, Park Chaeyoung siap melaksanakan tugas!"

Youngbae mengangguk. "Maaf karena aku mengganggu waktu liburmu, dokter. Tapi kali ini aku datang sebagai seorang ayah."

Rosé menatap Jenderal Besarnya itu dengan heran. "Ada apa, paman? Apa ada sesuatu yang terjadi pada Jisoo?" tanyanya menanggalkan segala keformalan diantara mereka.

"Jisoo masuk rumah sakit dan aku khawatir karenanya," jawab Youngbae. "Aku bisa pergi mengunjunginya namun tidak lama. Oleh karena itu, aku akan memintamu untuk tetap di sana sampai keadaannya membaik. Aku akan meminta Chanwoo dan Junhoe juga untuk tetap berada di sana."

"Baiklah, aku akan bersiap-siap sekarang," jawab Rosé. 'Semoga Jisoo baik-baik saja.'

***

"Kopi?" tawar Junhoe pada Bobby yang sedang duduk di taman rumah sakit.

"Terima kasih," kata Bobby dengan canggung. Dia berdeham untuk mengusir hawa-hawa canggung diantara mereka berdua.

"Aku tidak berkencan dengan Jisoo," ucap Junhoe tiba-tiba membuat Bobby menoleh dan menatapnya. "Jangan tersinggung, tapi kau menatapku dengan tajam saat di restoran tadi," sambung Junhoe.

"Aku mengenalnya saat masuk akademi militer. Dia perempuan paling keras kepala yang pernah kutemui. Selalu sendirian dan tidak pernah membiarkan siapapun mendekatinya."

"Dia bahkan membantingku saat pertama kali aku mengajaknya bicara." Junhoe terkekeh mengingatnya.

"Biar kutebak, perlu waktu lama bagimu untuk berteman dengannya?" celetuk Bobby. Junhoe mengangguk.

"Sifatnya memang menarik semua laki-laki untuk mendekat," ucap Bobby dan Junhoe terkekeh mendengarnya.

"Aku tidak akan heran kalau kau juga sempat tertarik padanya-"

"Aku memang tertarik padanya," potong Junhoe. "Pada awalnya, iya. Sampai aku melihat suatu hari dia menatap ke arah televisi dan melihat berita tentangmu. Dari situ, aku tahu bahwa aku sudah kalah sejak awal."

Another Part of Me (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang