DUA PULUH EMPAT

254 49 5
                                    

Hanbin datang ke kantor dengan perasaan ringan. Masalah antara kedua sepupunya yang memiliki panggilan tak peka dan terlalu baper sudah usai. Dia meringis saat mengingat mendapat telepon dari bibinya yang menanyakan keadaan kedua putranya itu.

Dia membuka pintu ruang kerjanya dan terkejut mendapati Bobby dan Donghyuk dengan wajah datar mereka menyambutnya.

"Apa yang kalian lakukan di ruanganku?"

"Kenapa kau lama sekali datang?" Hanbin mengangkat alisnya heran. Dia melirik jam dinding dan menghela napas. "Biasanya aku juga datang jam segini. Aku tidak terlambat. Kalian saja yang datang terlalu cepat."

"Duduklah. Ada sesuatu yang harus dibicarakan, katanya," ujar Donghyuk. Hanbin menghela napas. 'Mereka selalu saja seenaknya,' batinnya tidak sadari diri bahwa dia juga selalu seenaknya mengajak mereka keluar.

"Apa itu?" tanya Hanbin begitu dia duduk. Dia menatap Donghyuk begitu pula dengan Bobby. Sedangkan Donghyuk hanya menatap keduanya, tampak bingung.

"Apa?" katanya polos.

Hanbin mendecih. "Kim Donghyuk! Apa maksudmu? Kukira kau mau mengatakan sesuatu?" Donghyuk menatap Hanbin tak percaya. "Aku?! Orang aneh ini yang mau bicara, bukan aku!" tunjuknya pada Bobby. "Makanya aku diam saja dari tadi, dasar bodoh!"

"Jadi," sela Bobby sebelum mereka berdua mulai bertengkar. "Yang mau kutanyakan adalah bagaimana caranya aku mengajak Jisoo keluar. Kalian tahu?"

"Eh?"

"Apa?"

"Coba ulangi lagi!" kata Hanbin dan Donghyuk bersamaan.

"Bagaimana caranya mengajak Kim Jisoo untuk keluar jalan-jalan?" ulang Bobby dengan pelan.

"Memangnya selama ini, kau tak mengajaknya keluar?" tanya Hanbin. "Yang kudengar kau sering mengajak Jisoo jalan-jalan."

Bobby menghela napas. "Bukan jalan-jalan yang seperti itu, Kim Hanbin."

"Mungkinkah?" sela Donghyuk. "Kau mau melepas status jomblomu? Wahhh...., sebagai adikmu aku betu-betul senang dengan berita ini, kak."

"Aku tahu kalau akhir-akhir ini aku sering menghabiskan waktu dengannya dan kita kembali dekat seperti dulu. Tapi, aku tak punya ide sama sekali mau mengajaknya ke mana kali ini."

"Aishh... kau ini payah sekali," cela Hanbin. "Kapan kau mau mengajaknya? Kau mau yang bagaimana? Apa aku harus membuat reservasi di hotel bintang lima?" tanyanya dengan cepat membuat Bobby memukul kepalanya. "Pelan-pelan bicaramu. Dan lagi, aku rasa dia tak akan mau kalau kuajak di hotel bintang lima."

"Bagaimana kalau kita makan siang diluar?" tanya Donghyuk. "Kita bisa mengajak Lisa untuk membicarakannya juga. Aku berencana menjemputnya saat jam makan siang nanti."

"Tentu. Kemudian Hanbin akan mengajak Jennie dan aku sendiri," balas Bobby sarkas.

"Kita bisa mengajak teman-teman Jisoo juga. Rosé, Chanwoo, Junhoe. Mereka pasti mengenal Jisoo selama sepuluh tahun ini dibandingkan kita," ujar Hanbin memberi saran.

"Sudahlah, kita bisa membahas itu siang nanti. Kita harus bekerja sekarang," kata Bobby mengakhiri diskusi mereka.

***

"Aku dengar Jenderal dalam perjalanan kemari," ujar Junhoe memulai pembicaraan. Chanwoo mengangguk. "Aku baru saja mau melaporkan perkembangan misi kita dan bagaimana untuk tidak melibatkan Jisoo setelah hari itu, tapi katanya Jenderal akan kemari setelah menyelesaikan urusan lainnya terlebih dahulu."

"Begitukah?"

"Harusnya dia akan tiba dalam satu atau dua jam lagi," gumam Chanwoo. "Bagaimana dengan Rosé? Apa yang dia dapat?" tanyanya. Junhoe menggeleng. "Hasilnya tidak terlalu bagus. Katanya insomnia Jisoo semakin parah. Sepertinya Jessica mulai mengganggunya lagi," jelasnya. "Kita beruntung karena dia tidak mengambil alih tubuhnya seperti kejadian yang lalu," lanjutnya.

Another Part of Me (Bobsoo)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang