"Apa kau mau makan dulu? Jujur, aku lapar saat ini," ujar Bobby. Dia menatap Jisoo sekilas kemudian kembali menatap jalan yang terlihat lengang. "Aku tahu rumah makan bagus di dekat sini. Kita bisa makan di sana sebelum aku mengantarmu pulang, bagaimana?"
Jisoo terdiam sambil menatap jendela di sampingnya. "Aku tidak mau kembali ke rumah saat ini. Ayah pasti ada di sana, aku belum siap mendengar apapun dari dia," katanya. Bobby tersenyum, mencoba mengerti dengan keinginan Jisoo.
"Kalau begitu, kau mau ke mana setelah ini? Rosé kan tinggal bersamamu. Aku juga tidak mungkin mengantarmu ke rumah Chanwoo dan Junhoe karena mereka berdua laki-laki, terlebih mereka bertiga anak buah ayahmu yang loyal." Keningnya berkerut tanda berpikir.
"Nah, sudah sampai. Kau tidak keberatan kan, kita makan ayam goreng?" tanya Bobby. Jisoo mengangguk.
Bobby keluar dari mobilnya lebih dulu kemudian membukakan pintu untuk Jisoo. Dia menggenggam tangan Jisoo agar mengikutinya. Baru beberapa langkah namun Jisoo berhenti berjalan membuat Bobby menatapnya bingung.
"Ada apa? Kau tak mau makan di sini?"
Jisoo menatapnya ragu untuk sekilas sebelum bertanya, "Bagaimana kalau aku menginap di tempatmu malam ini?"
'Hah?!'
Bobby berkedip beberapa kali dan menatap Jisoo terkejut. "Kau bilang apa?" tanyanya. Jisoo menghela napas kemudian mengulangi sekali lagi. "Bagaimana kalau aku menginap di apartemenmu untuk malam ini?"
Bobby terdiam. Jisoo masih menunggu jawabannya. Kemudian, Bobby menghela napas.
"Lupakan saja. Aku akan mencari penginapan-"
"Tidak! Kau bisa menginap di tempatku," kata Bobby cepat. Dia tidak bisa membayangkan Jisoo menginap di tempat antah berantah di sebuah kota besar dengan keadaan emosi yang labil seperti ini. Lebih aman kalau Jisoo menginap di tempatnya.
***
Tidak! Bobby ingin menarik lagi kata-katanya! Jisoo lebih tidak aman berada di apartemennya. 'Bagaimana kalau ada petugas datang dan melakukan razia? Terus, aku dan Jisoo dibawa ke KUA?' pikirnya berlebihan. Jisoo berdeham mengembalikan Bobby dari alam bawah sadarnya yang ngawur.
"Err...., kau bisa pakai kamarku. Aku akan tidur di ruang tamu," ucap Bobby kikuk. "Hari ini terjadi banyak hal jadi kau pasti lelah, kamar mandi ada di kamarku. Kau bisa memakainya duluan. Bagaimana?"
Jisoo menatap Bobby ragu. "Kau punya pakaian ganti perempuan?" tanyanya. Bobby menggeleng. "Tidak punya," jawabnya polos.
Jisoo menghela napas lelah. "Terus, aku harus pakai apa?" Dia menatap Bobby gusar.
Bobby memegang kedua pundak Jisoo. "Kau tenang saja. Aku sudah mengurus hal itu. Sana, mandi."
***
"Ini serius, kita mengantar baju cewek ke rumah Bobby?" tanya Hanbin. Jennie yang duduk di sebelah kemudi hanya mengangguk. "Dia hanya bilang aku harus bawa satu set pakaian tidur dan pakaian santai, lengkap."
"Ukurannya?"
"Katanya disamain aja sama punyaku. Jadi kuberikan juga pakaian dalam-"
CIIITTT
"Hanbin, kalau menyetir yang benar! Kau mau kita mati, ya?!" Jennie mengelus keningnya yang habis berciuman dengan dashboard mobil.
"Kau bilang apa? Pa-pakaian dalam?" tanya Hanbin tak percaya. Berbagai hal langsung terlintas di benaknya.
"Jangan berpikiran buruk pada sepupumu sendiri. Siapa tahu saja ada keluarga kalian yang menginap di apartemennya?"
"Mustahil ada keluarga kami yang tahu apartemennya," sela Hanbin. "Yang tahu apartemen itu hanya kami bertiga, ditambah kau dan Lisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Part of Me (Bobsoo)✓
FanfictionKetika masa lalumu yang kelam, bagian dari sejarah yang tidak bisa kau hapus kembali datang menghantuimu. Disaat kau ingin melangkah ke masa depan, namun masa lalu menahanmu dalam kubangan penyesalan, apakah yang harus dilakukan? A story from Bobby...