"Kau sudah memberitahu ayah Youngbae kalau kau mau pergi tiga hari lagi?"
Jisoo mengangguk menjawab pertanyaan Jinhwan. Betapa beruntungnya dia hari ini. Bisa bertemu dengan kedua laki-laki super sibuk yang berstatus sebagai keluarga kandungnya itu. Biasanya kalau Jinhwan ada, Jaejoong yang sibuk. Giliran Jaejoong berkeliaran di rumah, Jinhwan harus lembur di rumah sakit. Kadang-kadang dia malah sendirian di rumah.
Oleh karena itu, Jisoo merasa perlu melakukan sesuatu. Beberapa hari terakhir dia tidak punya pekerjaan, jadi dia memutuskan untuk belajar memasak. Jisoo merasa cukup percaya diri setelah beberapa hari berlatih meskipun dibantu oleh bibi yang sering membersihkan rumah.
Jaejoong dan Jinhwan menatap makanan yang diletakkan Jisoo di atas meja dengan tatapan berbinar. Menurut kesaksian mereka selama ini, wanita cantik pasti masakannya juga cantik. Maka dengan semangat mereka berdua mengambil makanan ke piring mereka sementara Jisoo hanya melihat dan menanti reaksi mereka terhadap masakannya.
Setelah memasukkan suapan pertama, Jaejoong dan Jinhwan berusaha menahan diri untuk tidak berlari ke wastafel terdekat dan mengeluarkan makanan itu.
"Bagaimana? Makanannya enak atau tidak?" tanya Jisoo penuh harap
'INI SIH LAUTAN GARAM,' batin keduanya kompak. Namun keduanya tetap mengangguk dan kembali menyuap makanan itu ke dalam mulut mereka. Mereka melihat wajah Jisoo yang antusias.
"Kalau kalian suka, aku juga akan ikut makan~"
"JANGAN!" peikik keduanya.
"Eh!" Jisoo menghentikan gerakannya. "Kenapa?"
"Kami..." Jinhwan melirik Jaejoong. "Sangat menyukai makanan ini, jadi kami memutuskan untuk menghabiskannya. Kau itu perempuan, harus jaga bentuk tubuh dengan baik. Sebaiknya malam ini diet saja."
"Hah?" Jisoo mengangkat alisnya heran. Menurutnya perkataan kakaknya terlalu aneh.
"Bukankah lebih bagus kalau kita makan sama-sama?" tanyanya.
Jaejoong berdeham. "Kami berdua kelaparan, jadi kami ingin menghabiskan makanan ini." Dia memutuskan untuk membantu anak tertuanya yang kesulitan meyakinkan Jisoo. 'Bisa bahaya kalau dia tahu kami berbohong.'
Jisoo menaikkan sebelah alisnya dan menatap keduanya dengan pandangan menyelidik. Dia kemudian mengurungkan niatnya untuk mengambil makanan dan menuruti perkataan kedua laki-laki itu. Jinhwan dan Jaejoong menghembuskan napas lega dan lanjut menyuap makanan yang rasanya seperti air laut itu.
Jisoo berubah pikiran Dia dengan gerakan cepat mengambil sendok dan menyicip sedikit makanannya. Jinhwan dan Jaejoong sampai tak sempat mencegahnya. Jisoo langsung tersedak dan meminum air yang diberikan Jinhwan padanya.
Jisoo menatap kakak dan papanya yang menunduk. Dia menghela napas kemudian mengambil semua makanan yang dimasaknya dan membuangnya ke tempat sampah. Setelah itu dia menghubungi restoran terdekat dan memesan makanan untuk mereka bertiga.
"Harusnya kalian mengatakan yang sejujurnya," ucap Jisoo. "Kalian tidak harus memakan makanan itu kalau memang rasanya tidak enak." lanjutnya. "Mungkin aku tidak berbakat dalam hal ini."
"Itu masakan pertama yang adikku buat. Aku sangat senang sampai tidak mau memberitahunya kalau rasanya terlalu asin," cicit Jinhwan.
"Sudahlah. Sesudah kau pulang dari Dubai, kita akan membantumu belajar memasak. Bagaimana?" tawar Jaejoong. Jisoo mengangguk dan mendekat pada Jaejoong yang spontan memeluknya.
Jinhwan yang melihat interaksi keduanya tersenyum. Dia berharap bisa menghabiskan sebanyak mungkin waktu yang terbuang bersama keduanya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Part of Me (Bobsoo)✓
FanficKetika masa lalumu yang kelam, bagian dari sejarah yang tidak bisa kau hapus kembali datang menghantuimu. Disaat kau ingin melangkah ke masa depan, namun masa lalu menahanmu dalam kubangan penyesalan, apakah yang harus dilakukan? A story from Bobby...