Sarada masih terus berjalan entah kemana, tempat ini sangat asing baginya. Sara belum pernah melalui tempat ini, selama ia menjalankan misi bersama dengan anggota timnya, Boruto dan Mitsuki.
Di belakang Sarada, Sasuke masih terus mengikuti langkah anak masa depannya itu. Ia penasaran apa yang akan Sarada lakukan, sudah sejak tadi gadis itu terus saja berkeliling dan kembali lagi ke tempatnya semula.
"Sasuke, untuk apa kita mengikuti gadis itu"
"Karin benar, biarkan saja gadis itu pergi, kau tidak perlu menggunakan Genjutsu padanya"
"Diam"
Sasuke masih saja terus mengamati gerak gerik Sarada, bisa ia tangkap jika gadis yang mengaku sebagai anaknya dari masa depan sudah terlihat kesal sendiri.
Sasuke bisa melihat Sarada sudah mengepal tangannya erat bahkan sampai urat syarafnya pun terlihat.
"Shannaroo" teriak Sarada lalu meninju tanah yang ia pijak.
Sasuke kagum dengan kekuatan monster anak masa depannya itu, kini ia semakin yakin jika sakura adalah gadis yang cocok untuk menjadi Pendampingnya kelak.
Mengingat Sakura, Sasuke sedikit rindu pada gadis merah muda itu. Sudah sekitar 3 tahun ia meninggalkan Konoha dan memilih untuk berjalan di kegelapan demi untuk memenuhi ambisinya. Berbeda dengan Sasuke, Karin dan Suigetsu justru tergigit nyeri melihat kekuatan Sarada.
"Aku bisa mati jika berurusan dengan gadis itu"
"Dia monster"
Sasuke menatap tajam kearah Suigetsu, lalu tersenyum sumringah menyetujui perkataan kedua anggota tim Taka nya itu.
"Apa dia benar anakmu di masa depan?"
"Entah, tapi dia mewarisi kekuatan mata sharingan khas klan uchiha"
"Dan jangan lupa dengan kekuatan monsternya itu, kalau anakmu saja sudah begitu, bagaimana dengan istri mu nanti?"
"Tentu akan hancur lebur, seperti rumah kami yang hancur berkeping-keping ketika aku ragu dengan hubungan papa dan mama"
Suigetsu, Sasuke, Karin dan Juugo berbalik badan, entah sejak kapan Sarada sudah ada di belakang mereka.
"Papa, bisa kita pergi sekarang"
"Kemana?"
"Tentu saja, menemui mama"
Deg
Jantung Sasuke berdegup kencang, ada apa dengan dirinya. Sudah lebih tiga tahun ia memutuskan ikatannya dan memilih untuk berjalan di kegelapan.
Dan sekarang, gadis yang beranjak remaja di hadapannya mengajaknya ia pergi menemui Sakura, mantan rekan satu timnya dulu. yang benar saja.
"Kenapa? Apa papa tidak mau kembali? Aku pernah membaca sejarah tentang klan Uchiha, bagaimana pembantaian yang di lakukan oleh paman Itachi demi untuk melindungi perdamaian...."
"Paman adalah sosok yang pantas untuk di hormati, ia memilih untuk memendam semuanya dan menanggung kebencian dari adik yang paling paman sayangi yaitu papa sendiri...."
"Jangan membuang ikatan mu papa, aku memang tidak mengenal papa sedalam mama mengenal papa, tapi aku bisa pastikan jika ikatan papa tidak akan pernah bisa putus"
"Apa kata mu tadi soal Itachi? Melindungi perdamaian? Dan menanggung kebencian ku?"
"Yah, keterangan itu ditulis oleh papa sendiri di belakang buku sejarah klan uchiha. aku selalu berharap bisa bertemu papa di masa muda dan mengubah sejarah. Mungkin saja ketika aku kembali ke masa depan, bisa bertemu dengan Paman Itachi"
"Dan mungkin saja pertarungan epik antara papa dan Nanadaime bisa di cegah. Jadi sekarang ayo, ikut aku papa"
Tangan Sasuke di genggam erat oleh Sarada, Sasuke masih memikirkan perkataan Sarada barusan. Kakaknya Itachi menanggung semuanya sendiri dan membiarkan dirinya mati di tangannya sendiri.
Mungkin kali ini Sasuke harus berpikir 2× untuk membunuh kakaknya itu.
"Oi, Sasuke. Kau benar mau ke Konoha, bagaimana dengan rencana penangkapan Hachibi?"
"Lupakan itu untuk sementara"
"Haduh, Bocah itu benar-benar menyebalkan" geram Karin,lalu menyusul Sasuke dan Sarada.
Sasuke dan timnya serta Sarada kini telah melompati pepohonan, mereka akan mengantar Sarada ke Konoha dan mungkin saja untuk sementara waktu Sasuke akan menyelinap ke distrik Uchiha, karena sudah di pastikan distrik itu sudah tidak terpakai dan tidak ada yang akan ada Shinobi yang berpatroli disana.
"Sasuke, apa kau serius akan ke Konoha? Bagaimana jika ada yang melihat keberadaan kita?" ucap Karin, sejujurnya ia juga penasaran dengan sosok sakura dan seorang yang bermarga sama dengannya, Uzumaki Naruto.
"Hn, itu tidak akan terjadi"
"Papa, bisa kalian lebih cepat sedikit? Aku tidak sabar ingin bertemu dengan mama dan teman-temanku"
"Teman-teman? Jadi kau tidak datang sendiri"
"Tentu, aku bersama dengan Cho-Cho, Bolt, Shikadai dan Inojin"
"Siapa mereka?"
"Bolt itu adalah putra pertama Nanadaime dan bibi Hinata nama aslinya itu Boruto Uzumaki, dia orang yang menyebalkan sehingga membuatku selalu ingin memukulnya"
Sasuke mengingat ketika masih genin dulu, Sakura juga sering memukul Naruto jika teman kuningnya itu mengacau lagi.
"Yang kedua itu, Cho-Cho Akimichi dia adalah putri tunggal paman Chouji"
Sasuke sudah memastikan bahwa Cho-Cho pasti akan menuruni hobi makan Chouji, ia ingat dulu Chouji sangat suka makan keripik kentang.
"Berikutnya itu adalah Shikadai Nara, dia adalah putra Paman Shikamaru dan Bibi Temari, Shikadai ini begitu pemalas tapi memiliki otak yang jenius"
Sasuke kembali mengingat dulu ketika di akademi dulu, Shikamaru yang pemalas dan suka tidur namun memiliki otak yang jenius, tidak heran jika anaknya menuruni sifatnya itu.
"Lalu yang terakhir adalah Inojin Yamanaka ia adalah putra dari bibi Ino dan paman Sai yang menggantikan posisi papa selama papa belum Kembali"
Ah, ternyata tim 7 sudah menemukan penggantinya, mungkin itu lebih baik dari pada harus membebankan sahabat dobenya itu. Sasuke ingat ketika ia memutuskan untuk berjalan di kegelapan demi mencair kekuatan, Naruto mengejarnya dan mengatakan bahwa ia akan membawa dirinya kembali,apapun yang terjadi.
Di lubuk hati Sasuke juga merasakan ikatan yang tercipta Antara dia dan Naruto, sayang sekali setiap mengingat itu ia kembali mengingat malam pembantaian di distrik Uchiha. Ia kembali mengingat keluarganya, rasa perih semakin membelenggu hatinya ketika mengingat Genjutsu yang di lakukan oleh kakaknya sendiri padanya di malam kematian kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM FUTURE ✅
Fanfic👤Karakter milik MASASHI KISHIMOTO dan MIKIO IKEMOTO. 🖼️Pinteres "Mana ada Ninja yang bisa menciptakan Alat seperti itu -ttebayo, kau jangan membohongi aku Bocah" Uzumaki Naruto "BAKA Otou-san!!! Aku serius -ttebasa. aku anakmu di masa depan" Uzum...