Masih ingatkah kalian tentang Inari? Bocah kecil yang dulu sempat tidak percaya bahwa pahlawan itu benar-benar ada dan bukan hanya sekadar khayalan. Yah, bocah itu sedang berada di Konoha bersama dengan kakeknya.
Mereka datang untuk membantu membangun Konoha kembali, sebagai tukang kayu. Ketika Naruto dewasa tak sengaja melihat keduanya, ia tiba-tiba teringat dengan janji yang pernah ia katakan dulu pada Inari dan juga kakeknya.
Naruto dan Sasuke remaja sedang berada tak jauh dari lokasi Inari dan kakeknya. Boruto sudah pergi mengantar Hinata kembali ke tenda Hyuga, sesuai dengan perintah Naruto. Tidak lama Sarada datang, menghampiri Naruto dan papanya.
"Dimana mereka bertiga?"
"Sedang menuju kemari, sebenarnya ini ada apa?"
"Tidak ada, hanya menepati janji masa lalu."
"Tapi bukannya itu akan sia-sia saja, jika nantinya papa akan menghapus ingatan semua orang."
"Mungkin aku bisa membuat pengecualian."
"Apa kau benar-benar bisa teme?"
"Akan aku coba nanti."
Ketiganya masih terus mengawasi dari jauh. Tidak lama mereka pun melihat Naruto, Sakura dan Sasuke yang masih dalam balutan jubah berjalan kearah Inari dan kakeknya. Sasuke remaja mengangguk pelan, seorang dia tahu siapa yang sedang menunggunya.
"Kak Naruto, kak Sakura, Kak Sasuke."
"Wah, kau sudah tumbuh besar Inari. Dulu kau masih sangat kecil."
"Tentu saja, aku sekarang menjadi tukang kayu. Aku membantu kakek bekerja."
"Kau hebat, Inari."
"Hehehe... Kak Sasuke kenapa menggunakan jubah?"
"Sasuke baru kembali dari misinya, iyakan Sakura-chan?"
"Iya benar, Sasuke-kun baru saja kembali dari misi panjangnya."
"Benarkah?!"
"Iya," singkat Sasuke.
Sasuke sudah ingat dengan bocah laki-laki ini, dulu bocah itu sangat kecil. Saat menjalani misi dulu, mereka hampir kewalahan karena bocah ini tidak memiliki kepercayaan pada mereka. Inari kecil dulu sangat tidak percaya dengan keberadaan pahlawan, karena suatu alasan. Umur Inari sekarang kemungkinan berada sedikit lebih mudah dari Konohamaru.
Seorang bocah berambut kuning dengan garis di pipinya berlari tepat di belakang Inari. Tangannya melambai-lambai, wajahnya terlihat sangat senang sekarang. Naruto dewasa memukul pelan dahinya, saat melihat putranya tiba-tiba datang.
"Ayah...." teriak seorang bocah laki-laki.
"Kak Naruto, aku pikir ada seseorang yang baru saja memanggilmu ayah."
"Ah...eh... Kau mungkin salah mendengar, hahahaha."
"Hmn, mungkin saja."
Dengan kecepatan yang cepat, Naruto dewasa membawa pergi Boruto sebelum Inari membalikkan badannya. Apa tadi Naruto lupa memberitahu putranya tentang pertemuan yang satu ini yah? Dia juga lupa.
"Ayah, mengapa kau membawa aku pergi? Aku ada urusan dengan ayah remaja."
"Urusan itu nanti saja. Biarkan mereka mengobrol dulu."
"Tapi kenapa?"
"Tidak ada apa-apa. Ikuti saja yang aku katakan Bolt."
"Ayah ini tidak adil."
"Diamlah Bolt, atau aku pukul kau.," Ancam Sarada.
Boruto ngeri sendiri, kekuatan pukulan Sarada mungkin akan meremukkan tulangnya saat itu juga. Sarada sebenarnya juga termasuk kedalam daftar 3 perempuan yang tidak boleh ia ganggu. Yang pertama adalah Hinata, ibunya saat marah memang sangat menyeramkan. Kedua, Himawari, adik imutnya ini juga kalau marah akan sangat menyeramkan. Ketiga Sarada, yang ini jangan ditanya lagi ia mendapat kekuatan ini dari ibunya, sakura. Dan yang terakhir Cho-Cho, sekali kau di genggaman tangannya kau juga bisa remuk.
![](https://img.wattpad.com/cover/198457805-288-k549845.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM FUTURE ✅
Fanfiction👤Karakter milik MASASHI KISHIMOTO dan MIKIO IKEMOTO. 🖼️Pinteres "Mana ada Ninja yang bisa menciptakan Alat seperti itu -ttebayo, kau jangan membohongi aku Bocah" Uzumaki Naruto "BAKA Otou-san!!! Aku serius -ttebasa. aku anakmu di masa depan" Uzum...