Boruto bersama dengan Hinata sedang berada di gerbang Konoha, selain mereka. Berdua ada juga Naruto, tuan Fukasaku dan Tsunade yang adalah Hokage ke-5.
Sore ini, Naruto akan berangkat berlatih di gunung Myoboku. Lelaki jabrik bermata biru itu sudah siap dengan tas ransel kebanggaannya.
"Yosh,-ttebayo. Ayo kita berangkat kakek katak"
"Kau tidak perlu terburu-buru"
Tuan Fukasaku mengeluarkan sebuah gulungan, membukanya dan membukanya.
"Eh, itukan...."
Pofh...
Dengan sekejap Naruto pun menghilang dari sana."Wah, ayah menghilang"
"Yang tadi itu adalah kebalikan dari jurus kuchiose" ucap Tsunade.
"Ayo, Boruto kita pulang. Godaime kami permisi dulu" ajak Hinata seraya berpamitan.
"Yosh"
Boruto dan Hinata berjalan bersama untuk kembali ke kediaman Hyuga, terlihat di wajah Boruto yang berbinar karena sejak awal ia sangat penasaran dengan kediaman ibunya sewaktu muda dulu.
"Kau terlihat sangat berseri Boruto"
"T-tidak, siapa yang sedang berseri -ttebasan. Justru ibu yang aneh,aku sudah mengamati ibu belakangan ini, sifat ibu di masa sekarang dan masa depan sangat berbeda"
"Eh, Benarkah?"
"Tentu saja, -ttebasan. Ibu di masa sekarang sering pingsan setup kali ayah ada di hadapan ibu. Sedangkan ibu yang di masa depan sangat tegas bahkan sering kali menggunakan Byakugan pada ayah dan aku jika kami kembali berbuat ulah"
"Heh, apa aku seperti itu?"
"Tentu saja, meskipun begitu, satu hal yang paling aku tahu ayah sangat mencintai ibu, Hima dan aku meskipun di masa depan ayah sibuk dan jarang pulang ke rumah"
Lama mereka berjalan, akhirnya merekapun tiba di kediaman Hyuga, Hinata jalan lebih dulu sedangkan Boruto berada tepat di belakangnya sembari memandangi lingkungan sekitar.
"Jadi begini rumah kakek dulu, tidak jauh berbeda"
"Ada apa, Boruto?"
"Tidak ada, dimana bibi Hanabi?"
"Hanabi sedang pergi bersama ayah ke desa seberang"
"Hah, kurang asik."
Orang-orang di sekitar sejak tadi menatap Boruto, dan beberapa diantara mereka berbisik-bisik mengumpulkan segala argumen yang ada. Kemiripan Boruto dengan Naruto ketika genin dulu membuatnya menjadi pusat perhatian sediri.
"Benarkan, dia memiliki mata biru dan garis di wajah persisi seperti monster Kyubi dulu"
"Aha, iya. Kemiripan mereka juga tidak jauh berbeda"
"Tidak usah dengarkan mereka Boruto. Sebaiknya kita masuk."
Boruto tau betul, siapa monster Kyubi yang mereka maksud. Rasa penasarannya Kembali memenuhi dirinya, ketika mereka sudah duduk Boruto kembali menatap wajah ibunya ketika muda dulu.
"Ada apa?"
"Bagaimana ayah dulu? Maksudku bagaimana kehidupannya, dengan siapa ayah tinggal?".
"Naruto-kun adalah orang yang jujur dan selalu tersenyum. Ia setiap saat selalu memiliki semangat dan selalu mengasah kemampuannya untuk menggapai mimpinya"
"Ia tidak pernah menyerah, jika tidak ada Naruto-kun aku pasti akan seperti ini sekarang, terutama karena aturan ketat klan Hyuga"
"Aturan ketat?, Kakek tidak pernah mengatakan apapun mengenai aturan klan"
"Mungkin saja, ayah memiliki alasan tersendiri untuk itu. Bagiku klan Hyuga adalah kalan dimana perbedaan kasta sangat penting, dimana ketika dua bersaudara satu orang tua memiliki kasta yang berbeda, sang kakak akan masuk ke keluarga inti sedangkan sang adik akan masuk ke keluarga cabang"
"Keluarga cabang bertugas untuk melindungi keluarga inti, aku tidak menyukai sistem seperti ini. Tapi selama beberapa tahun belakangan ini sudah terlihat sedikit perubahan didalam klan. Ku pikir ini semua dimulai ketika Naruto-kun melawan Kak Neji saat final ujian Chunnin dulu"
"Naruto-kun melawan kak Neji dengan kejujuran, aku bisa melihatnya saat itu dan masih mengingat ucapannya sampai sekarang 'saat aku menjadi hokage nanti, aku akan mengubah klan Hyuga', kira-kira seperti itulah yang di katakan Naruto-kun. Mungkin saja yang terjadi dimasa mu adalah perwujudan dari ucapannya"
Boruto diam mendengar penjelasan panjang dari ibu versi mudanya. Dalam pikirannya apakah karena hal itu yang membuat kakeknya sudah tidak suka marah-marah lagi justru selalu bersikap lebay ketika bersama dengannya.
"Jadi intinya, ibu sudah menyukai ayah sejak kecil yah"
Wajah Hinata merona padam, mendengar penuturan dari anak masa depannya. "E-eh t-tidak k-kok"
"Aku tahu, karena aku anak kalian di masa depan, ayah juga sangat menyukai ibu hanya saja ia tidak peka terhadap sekitar dan justru mengira dirinya menyukai bibi Sakura"
"Meskipun begitu, Naruto-kun tetaplah Naruto-kun"
"Haha, benar sekali. Ayah-baka tetaplah Wyah-baka"
Disisi lain, di tempat Sarada ia sedang berlatih mengasah kemampuannya, disana ada Sasuke yang selalu menemani Sarada, serta Juugo, Suigetsu dan Karin yang terlihat masih kesal karena kehadiran Sarada.
Sasuke masih tidak percaya kelak dimasa depan ia akan memiliki keluarga lagi, menikahi Sakura yang adalah teman satu timnya dulu dan memiliki seorang anak yang sangat mirip dengannya ketika genin dulu, bedanya gadis kecil itu berkaca mata sedangkan ia tidak.
Sepertinya ia harus mengurangi mengkonsumsi Cakra Karin untuk mengubah masa depan. Ia tidak ingin jika anaknya justru memliki kemiripan dengan orang lain dan bukan dengan sakura istri masa depannya kelak.
Berbicara tentang Sakura, entah kemana gadisnya itu pergi. Sejak tadi ia belum bertemu dengan gadis gulalinya itu. Ia menatap Sarada yang sedang melatih jutsunya 'Katon: Gokakyu no Jutsu' membuatnya teringat kembali ketika dulu ia berlatih dengan sang ayah di pinggir sungai.
"Sial, bagaimana ayah melakukannya dengan hanya satu tangan saja, aku yang menggunakan segel dua tangan saja masih belum bisa membuat yang besar" kesal Sarada dari jauh.
Meskipun Sasuke tidak terlalu mengerti dengan ucapan Sarada ia tidak ingin terlalu mengetahui bagaimana penampilannya di masa depan nanti, hanya dengan mengetahui ia memiliki keluarga lagi sudah merupakan kebahagiaan tersendiri untuknya.
"Kau belum bisa menguasai jurus itu? Aku saja dalam waktu seminggu sudah bisa"
"Apa ayah meremehkan aku?, Bagaimana pun juga didalam tubuhku mengalir darah ayah sang uchiha terakhir dan jangan lupa darah ibu yang memiliki kekuatan monster"
"Hah baiklah, lakukan seperti ini. Sejak tadi kau sedikit menyeleneh"
Maksudmu, seperti ini?" tanya Sarada sambil mengikuti instruksi Sasuke.
"Ya, seperti itu. Kau memang uchiha yang berbakat"
"Tentu saja, aku jauh lebih baik darimu ketika seumuranmu ayah, kau jangan meremehkan aku yah"
"Haha, kau memang putri masa depanku yang berbakat"
Suigetsu dan Karin tidak bisa berkata apa-apa lagi, ini sudah sekian kalinya dalam kurun waktu belakangan ini mereka melihat Sasuke tersenyum, bukan Sasuke dengan wajah datar dan penuh ambisi pada Itachi kakaknya.
Tbc
Sorry lama, yah.
Jika ada penulisan yang salah bisa ketik di kolom komentarnya, jangan lupa tekan tombol bintangnya 🤗ありがとう 🙏🏻
おやすみなさい 🌌
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM FUTURE ✅
Fiksi Penggemar👤Karakter milik MASASHI KISHIMOTO dan MIKIO IKEMOTO. 🖼️Pinteres "Mana ada Ninja yang bisa menciptakan Alat seperti itu -ttebayo, kau jangan membohongi aku Bocah" Uzumaki Naruto "BAKA Otou-san!!! Aku serius -ttebasa. aku anakmu di masa depan" Uzum...