Tepat pada tengah malam di desa Konoha Sasuke remaja sedang duduk memandangi seisi desa dari atas patung hokage ketiga. Dinginnya malam tidak membuat Sasuke terganggu, karena masih ada jubah hitam yang dia gunakan sebagai penghangat.
Entah mengapa semenjak mengetahui tentang kepulangan para genin masa depan itu tiba-tiba membuat perasaannya menjadi bimbang. Hal ini juga semakin di perkuat dengan gejolak ada didalam hatinya, rasanya sama persis ketika dulu kakaknya Itachi pergi ke desa Konoha untuk mencari Naruto.
Sasuke masih ingat hari itu, ia bahkan sampai keluar desa untuk pergi mencari Naruto. Serangan Itachi saat itu tentu membuatnya semakin dendam, tapi setelah bertemu dengan Sarada dan mengetahui tentang alasan dibalik kudeta Uchiha, Sasuke tidak tahu apa yang akan dia lakukan jika bertemu dengan Itachi lagi?
Haruskah Sasuke meminta penjelasan dari kakaknya atau berpura-pura bahwa kakaknya selama ini sudah mengerjainya dan membuat dirinya membuang banyak momen berharga dengan teman-temanya hanya karena kebenaran yang disembunyikan oleh Itachi.
Angin malam yang berhembus menerpa anak rambut Sasuke, ia menunduk.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Mendengar suara itu, Sasuke mengangkat kepalanya. Disana berdiri seorang pria dengan setelan jasnya, "Kau...mengapa kau disini?" Sasuke remaja bertanya pada dirinya yang lain.
"Aku mendengar dari Sarada kalau kau terlihat tidak sehat."
"Aku baik-baik saja. Bisa kau tinggalkan aku?"
Sasuke dewasa tersenyum tipis, "Jangan selalu menjaga jarak dari setiap orang yang ingin dekat denganmu. Terutama ketika seseorang itu ingin bertambah kuat hanya untuk menggapai mu."
"Apa kau berbicara tentang Naruto?"
"Mungkin, kau lihat tangan kirinya? Dia mengorbankan dirinya untuk menghentikan aku dimasa lalu. Naruto, dia juga banyak menderita karena monster ekor sembilan dan diriku dulu...."
"Sekarang aku berusaha untuk menjadi rekan sekaligus saudara untuknya, karena memang seperti itulah ikatan kami."
Tidak ada jawaban dari Sasuke remaja, ia kembali menunduk dan mulai mengingat beberapa kenangan bersama dengan Naruto lagi. Dulu mereka sering kali bersaing tanpa mereka sadari, atau memulai pertengkaran kecil. Mengingat itu memang terasa sangat menyenangkan.
"Apa kau akan menghapus ingatan kami?"
Pertanyaan itu, membuat Sasuke dewasa menghembuskan napas pelan. "Mungkin, tapi sepertinya akan ada pengecualian untukmu dan Naruto. Aku tidak tahu efek apa yang akan terjadi pada kami berdua ketika kami kembali ke rumah."
"..."
Sasuke remaja tidak berbicara lagi, lama keheningan di sana tiba-tiba Sasuke remaja melirik kearah Sasuke dewasa. Sasuke yang merasa diperhatikan langsung melirik kearah dirinya yang masih remaja. Ia bertanya melalui sorot mata, Sasuke membuang mukanya. Sebenarnya ia penasaran dengan mata kiri versi dewasanya.
"Ini...." Sasuke dewasa menggantungkan ucapannya.
"Sarada, keluar..." Ucap Sasuke dewasa lagi.
Sasuke remaja berdiri lalu menyentuh katana-nya, dari balik kegelapan malam yang hanya terdapat sinar bulan sebagai pencahayaan, Sarada keluar dari tempatnya, tangannya menarik seseorang yang baru saja ia temui tadi. Sasuke dewasa mengerutkan dahinya, sementara Sasuke remaja menaikkan satu alisnya.
"Sarada dia..." ucap Sasuke dewasa, menggantung. Matanya berubah menjadi sendu, perasaanya bergejolak menahan kerinduan.
"Itachi!!!" Seru Sasuke remaja, matanya memancarkan kemarahan pada sang kakak.
Melihat keduanya seperti itu membuat Sarada mengangkat alisnya, bingung tentu saja. Sementara itu Itachi yang berada didalam jubah Akatsuki dan sebagian wajahnya ditutupi oleh jubah tersebut. Tak bisa di percaya di hadapannya sekarang ia bisa melihat bagaimana wajah Sasuke ketika dewasa. Meskipun uchiha yang berambut panjang itu mengingatkannya pada Madara.
"Sasuke, kau sudah tumbuh besar yah," ucap Itachi.
"Itachi!!! Aku butuh penjelasan darimu. Jangan lari dan sembunyi lagi dariku."
"Apa yang terjadi pada hari itu? Mengapa kau membantai semua klan, termasuk ibu dan ayah? Mengapa kau tidak membunuh aku juga sehingga aku tidak perlu menghabiskan waktu untuk sebuah ambisi."
"Ini tidak ada kaitannya denganmu."
"Kau..."
Sarada yang berada disana sedikit familiar dengan kondisi ini. Setelah sedikit berpikir Sarada akhirnya tahu kapan dia pernah melakukan hal yang sama dengan yang sedang di lakukan oleh pamannya dan ayah .remajanya.
Itu ketika pertama kali Sarada bertemu dengan Sasuke lagi di sebuah tempat setelah sekian lama. Saat itu Sarada bertanya pada Sasuke Tetang apa yang sebenarnya di lakukan oleh ayahnya sehingga sangat jarang pulang ke rumah. Jawaban ayahnya saat itu kurang lebih sama dengan jawaban pamannya barusan.
"Sarada, menatap kau disini?" Sasuke dewasa bertanya.
"Aku tidak bisa tidur Papa, selain itu papa juga tidak berada di dekatku. Selain itu mama harus bersama dengan kakek dan nenek."
"Kembalilah, tidak seharusnya kau berada di sini."
"Kenapa? Lagipula papaku ada di sini."
Sasukw diam tidak berucap lagi, Sarada berjapan mendekat kearah Itachi dan menarik tangan pria itu, "ayo paman, biarkan saja mereka berdua. Kau tidak harus menjawab semua pertanyaannya...."
"Tidak baik jika papa remaja mengetahuinya terlalu cepat, papaku berencana akan menghapus ingatan orang-orang dimasa ini," lanjut Sarada berbisik.
"Hei, tunggu aku Itachi!!" Sasuke remaja berteriak, sementara Sasuke dewasa dengan santai mengikuti Sarada dan Itachi.
Sasuke dewasa tidak tahu apa yang akan ia katakan nanti kalau-kalau Itachi pada masa ini akan bertanya sesuatu. Bagaimanapun juga jika dulu Sasuke tau lebih awal tentang kebenaran itu, mungkin pertarungan mereka tidak akan pernah terjadi. Sayangnya, kebenaran itu perlahan muncul setelah kematian Itachi.
Benar-benar skenario yang cukup hebat. Pembantaian malam itu, segel kutukan Orochimaru, pertemuan mereka di penginapan saat Itachi mencari Naruto, kepergiannya dari desa Konoha untuk mencari kekuatan, lalu kemenangan dirinya saat bertarung dengan kakaknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/198457805-288-k549845.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM FUTURE ✅
Fanfic👤Karakter milik MASASHI KISHIMOTO dan MIKIO IKEMOTO. 🖼️Pinteres "Mana ada Ninja yang bisa menciptakan Alat seperti itu -ttebayo, kau jangan membohongi aku Bocah" Uzumaki Naruto "BAKA Otou-san!!! Aku serius -ttebasa. aku anakmu di masa depan" Uzum...