Sarada sedang duduk di sebuah pohon tepat di atas monumen Hokage ke lima. Karena desa yang sedang dalam tahap pembangunan membuat Sarada tidak tahu harus pergi kemana, Sakura mamanya sudah mengajak dirinya untuk tinggal bersama di tenda namun ia menolak.
Bukannya ia tidak ingin bertemu dengan kakek dan neneknya hanya saja prioritas utamanya sekarang adalah berada di dekat papanya dan mencegah insiden itu, terjadi. Tapi, sudah sejak tiga hari yang lalu Sarada tidak bisa menemukan ayahnya dimanapun. Di distrik uchiha yang hancur namun masih menyusahkan beberapa bangunan karena lokasinya yang berada di pinggiran desa Konoha.
"Sarada, apa kau mau keripik kentangku?" Kata Cho-Cho
"Tidak, terimakasih Cho-Cho"
"Ada apa?" tanyanya
"Tidak ada apa-apa, maaf sudah membuatmu khawatir"
Cho-Cho kembali membuka keripik kentang terakhirnya, untung saja ayahnya sempat menyelamatkan sebagian besar dari keripik kentang yang mereka beli sebelum penyerangan Konoha terjadi.
"Ayo, Sarada"
"Kemana?"
"Ayo kita jalan-jalan"
"Baiklah, tunggu aku Cho-Cho"
Sarada dan Cho-Cho pergi dari bukit dan memilih untuk jalan-jalan di sekitar desa Konoha yang sedang dalam proses pembangunan. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan Boruto, Inojin dan Shikadai.
"Hei, kalian mau kemana?" Tanya Cho-Cho
"Kami sedang mencari Ayah dan Nanadaime"
"Boleh kami ikut mencari?"
"Tentu saja, ayo pergi"
"Hah, mendokusein"
Mereka berlima pun pergi mencari keduanya. Boruto ingat tadi ayahnya bilang jika akan makan bersama mereka di kedai ichiraku tapi lama mereka menunggu Naruto tidak kunjung datang. Ia berkata kalau urusannya cepat selesai ia akan menyusul mereka.
"Hei... Cepat katakan dimana Sasuke berada"
"Untuk apa kalian mencari Sasuke, Sasuke sedang tidak ada di desa"
"Jangan bohong, kami sudah mendapat surat perintah penangkapan uchiha Sasuke"
"Surat perintah? Tapi Godaime sedang dalam keadaan kurang baik"
"Ini dari Danso, dia hokage selanjutnya dan sudah memasukkan Sasuke dalam daftar ninja buronan"
"Apa katamu?!"
Deg...deg...deg...
Sarada yang mendengar percakapan itu sudah ingin menangis saat itu juga. masa lalu ayahnya sangat suram pantas saja ketika ia bertanya ayahnya tidak akan pernah menjawab, ia selalu menghindar dan hanya memberikan senyum tipis saja.
"Pukul aku sepuas mu, aku tidak akan menjual nama temanku"
"Apa kau benar-benar serius?"
"Yah, pukul aku sepuas mu asalkan serahkan urusan Sasuke padaku"
"Menyerahkan! Apa kau tau dia bergabung dalam kelompok Akatsuki dan pergi menangkap guru kami dua hari yang lalu"
"Kau, itu tidak mungkin!"
"Itu yang terjadi, Uchiha Sasuke sekarang menjadi buronan tingkat S, jadi cepat katakan dimana dia"
"Sudah aku katakan, kau boleh memukulku semau mu tapi aku tidak akan menjual nama temanku"
Karui mulai memukul Naruto, disana ada Sai yang berniat menolong namun di cegah oleh Naruto sendiri. Tangan Sarada bergetar hebat, ia mundur kebelakang dan menangis. Boruto melihat ke arah ayahnya, ini adalah hal yang agak mengejutkan untuknya dan orang yang sedang memukul ayahnya itu adalah....
"Hei, bukankah dia mirip seperti mamaku?" tanya Cho-Cho, sambil mengunyah kripik kentangnya.
"Itu memang ibumu, gemuk"
"Eeh, mama..." ucap Cho-Cho agak keras
Karui yang sedang memukul Naruto menghentikan pukulannya, ia melirik kearah suara yang baru saja ia dengar.
"Siapa yang kau panggil mama?"
"Oii, anak itu agak mirip denganmu" ucap Omoi, sambil menikmati permennya.
"Hah!?"
"Mama"
"Apakah dia anakmu?"
"Tidak mungkin, kau tahu aku tidak pernah ke Konoha sebelumnya"
"Mama, aku adalah Cho-Cho. Putrimu dari masa depan, Choji adalah ayahku. Mama sudah membuat temanku menangis"
"Choji?! Siapa Choji? Hei kau, tunjukkan orangnya"
"Dia sedang tidak ada di sekitar sini"
Cho-cho berbalik dan menghampiri Sarada, ia memeluk temannya itu dan mencoba menenagkannya. Cho-Cho tidak menyangka jika di masa lalu, ibunya pernah memukul Nanadaime separah itu. Sedangkan Inojin ia tidak menyangka jika di masa lalu ayahnya hanya tersenyum palsu, dan selalu bergantung pada isi buku yang entah apa isinya ia juga tidak tahu.
"Jadi berhenti memukuli dia bibi karui, meskipun di masa depan dia akan menjadi ayah yang bodoh dan super sibuk dia tetaplah ayahku."
"Sebenarnya ada apa ini, mengapa bocah ini memanggilmu ayah?"
"Kami berlima adalah anak-anak dari masa depan, yang berambut kuning itu adalah anak Naruto, yang gemuk tadi adalah putrimu, yang berambut blonde dia anak ino dan yang memakai kacamata itu putri Sasuke uchiha"
"Apa?! Lalu kau sendiri siapa?"
"Aku Shikadai Nara, putra Shikamaru"
"lihat kau membuat anak Sasuke menangis, Karui no Baka " singgung Omoi
"Aku kan tidak tahu kalau mereka berasal dari masa depan, Omoi-Baka"
Karui menatap kearah Cho-Cho dan seorang gadis yang bernama Sarada pergi semakin jauh dari jangkauan mereka. Boruto dan yang lainnya terlihat sangat khawatir pada Sarada, Boruto juga tidak menyangka jika gurunya di masa lalu adalah mantan ninja buronan tingkat S.
Boruto membantu Naruto untuk berdiri dan membawanya ke tenda medis, dimana disana adalah tempat sakura yang sedang membantu merawat pasien.
"Sai, jangan ceritakan apapun pada sakura tentang kejadian barusan, biarkan Sasuke menjadi tanggung jawabku"
"Baiklah, tapi kau harus segera di obati"
"Tidak masalah, aku sembuh dengan cepat"
"Ayah, sebenarnya apa yang terjadi pada paman Sasuke di masa lalu?"
"Tidak ada yang terjadi, ia hanya keluar untuk mencari kekuatan agar bisa mengejar Itachi, kakaknya"
'Aku hanya tahu soal pembantaian klan Uchiha, dan sedikit tentang perang serta pertarungan terakhir ayah di lembah kematian' batin Boruto
Setelah mengantar Naruto ke tenda Shikadai, Inojin, dan Boruto pergi dari sana dan bergegas untuk mencari Sarada dan Cho-Cho. Jangan sampai keduanya pergi sendiri untuk menemui Sasuke, di tempat yang mungkin berbahaya bagi mereka.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM FUTURE ✅
Fanfiction👤Karakter milik MASASHI KISHIMOTO dan MIKIO IKEMOTO. 🖼️Pinteres "Mana ada Ninja yang bisa menciptakan Alat seperti itu -ttebayo, kau jangan membohongi aku Bocah" Uzumaki Naruto "BAKA Otou-san!!! Aku serius -ttebasa. aku anakmu di masa depan" Uzum...