Diperjalanan menuju Konoha
Mereka yang akan menuju ke Konoha sudah seperti terbagi kedalam kelompok yang terdiri dari dua kubu. Kubu untuk mereka yang berasal dari masa depan dan kubu untuk mereka yang dikejutkan dengan kedatangan dua orang baru, Naruto dan Sasuke dewasa.
Shikamaru mungkin sedang memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi jika semakin banyak yang mengetahui identitas kedua orang dewasa itu. Hal yang lebih tidak terduga adalah Sasuke remaja yang sudah lama meninggalkan desa dan memberikan masalah bagi mereka sekarang berada di sini.
Shikamaru terkadang melirik ke arah Sasuke untuk memastikan pikirannya yang merepotkan. Pemuda itu lebih banyak diam sama seperti dulu, ia hanya akan berbicara jika hal itu penting atau jika dia kesal pada Naruto.
"Ayah, apa kau baik-baik saja? Kau terlihat terlalu banyak menguras otak."
"Eh, Aku tidak kok."
"Apa benar? Sejak tadi aku perhatikan ayah selalu melirik ke arah paman Sasuke."
"Anak cengeng ini memang selalu mengeluh pada segala hal. Kau jangan sampai mencontoh sifat pemalasnya."
"Ayah cengeng? Benarkah, Bu?"
"Tentu saja, aku lebih sering mendapati dia menangis ketimbang teman seangkatannya yang lain. Pertama kali aku melihat dia menangis disaat seluruh temannya kritis dan misi pertama mereka gagal."
"Lalu...."
"Mendokusein, Diam lah Temari."
"Lihat..." ucap Temari, dengan sebelah alis yang terangkat.
Shikadai geleng-geleng kepala. Ia tidak habis pikir, dua orang yang seperti bertolak belakang ini di masa depan akan menjadi orang tuanya. Ayahnya yang takut pada istinya sendiri, padahal ia adalah kepala keluarga Nara. Belum lagi dirinya sendiri yang secara tidak langsung menuruni penampilan dan sifat dari sang ayah.
"Mendokusein. Semoga semua cepat berlalu."
"Ada apa?"
"Tidak. Apa desa masih jauh?"
"Sebentar lagi, bersemangat lah."
"Bisa kita beristirahat sebentar?"
"Tidak. Kau bisa istirahat saja nanti, sekarang bergeraklah menggunakan tenagaku itu" Jawab Inojin
Genin berambut blonde khas Yamanaka itu terus menjawab setiap kali Cho-Cho yang berbicara. Tiga genin lainnya terus fokus pada pergerakan mereka. Cho-Cho yang mulai kesal pun menghentakkan kakinya yang membuat keseimbangannya pun mulai goyah.
"Aaa....."
"Cho-Cho...."
Sebuah Cakra berwarna oranye mencegah jatuhnya Cho-Cho ketanah. Inojin, Shikadai, Boruto dan Para penghuni asli di masa lalu terkejut. Terutama, Sasuke dan Naruto remaja. Mereka yang sadar lebih dulu melihat dari mana sumber kekuatan itu.
"Nanadaime.... Hebat."
"Ayah punya kekuatan seperti ini?"
"Sudah aku bilang Nanadaime itu hebat, dia adalah idolaku, Shannaro...." ucap Sarada sambil menggenggam erat tangannya
"Terima kasih Nanadaime."
"Tentu, ini sudah tugasku untuk menjaga kalian semua karena kalian adalah keluargaku. Tak hanya Bolt saja."
"Kau... Bagaimana bisa kau memiliki Cakra seperti itu?"
"Kelak kau juga akan menguasainya jika kau sudah melakukan pelatihan."
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM FUTURE ✅
Fanfiction👤Karakter milik MASASHI KISHIMOTO dan MIKIO IKEMOTO. 🖼️Pinteres "Mana ada Ninja yang bisa menciptakan Alat seperti itu -ttebayo, kau jangan membohongi aku Bocah" Uzumaki Naruto "BAKA Otou-san!!! Aku serius -ttebasa. aku anakmu di masa depan" Uzum...