Di malam yang semakin larut

4.2K 398 25
                                    

Masih diwaktu yang sama, Sarada terus menarik tangan Itachi sehingga mau tidak mau Itachi harus senantiasa mengikuti kemana arah Sarada berjalan. Sasuke masih terus mengejar mereka berdua, di malam yang gelap ini Sarada ingin menghabiskan waktu terakhirnya bersama dengan pamannya.

Ayahnya berkata bahwa meskipun dimasa ini dirinya tidak terbunuh, pamannya Itachi belum tentu bisa bertahan sampai di masa depan, karena penyakit yang ia derita. Tubuh pamannya sebenarnya sudah sangat lemah, Sarada berasumsi bahwa mungkin saja untuk bertahan hidup Itachi mengkonsumsi obat tertentu dan satu-satunya keinginan pamannya adalah mati ditangan adiknya sendiri.

Mungkin dengan mati ditangan adik yang ia sayangi akan menjadi penebusan dosanya, diumur Sasuke yang masih kecil dan polos ia sudah harus kehilangan kasih sayang dari keluarganya dan menanggung segalanya sendiri. Menanggung dendam seluruh klan di pundak kecilnya.

Jangan tanya pada Itachi tentang bagaimana sebenarnya ia sangat mengenal sifat Sasuke. Adiknya yang polos seperti kertas putih yang mudah di tetesi oleh noda. Itachi sangat tau bagaimana Sasuke sangat berusaha untuk bisa dipandang oleh ayah mereka, agar bisa di akui oleh ayahnya, bahwa Sasuke juga bisa sebaik dirinya dimasa lalu.

Sarada tiba di distrik uchiha.

Konoha sudah tampak sangat sepi, karena malam yang semakin larut. Disini mereka berempat sekarang berkumpul, dengan Sarada dan Itachi yang duduk di sebuah teras rumah, dimana Sasuke dan Itachi dulu tertidur.

Kedua Sasuke berdiri di hadapan Sarada dan Itachi, tentu saja dengan ekspresi wajah yang berbeda. Sasuke dewasa yang mencoba menetralkan wajahnya, dan Sasuke remaja dengan wajah yang meminta penjelasan pada sang kakak.

"Itachi!!!"

Tidak ada tambahan kakak pada panggilan sang adik remaja, sejujurnya Itachi merindukan panggilan tersebut. Sudah sejak lama, mereka tidak bertemu. Mungkin terakhir kali ketika dulu Sasuke keluar desa untuk mencari Naruto.

"Apa kau ingin lari lagi? Apa kau sudah puas membuat aku berjalan di kegelapan?"

Tidak ada jawaban dari sang kakak. Dahi Sasuke remaja mengkerut, ia mengeraskan rahangnya. Padahal sudah sampai seperti ini, namun Itachi masih enggan memberikan dia penjelasan.

"Apa kau ingat, dulu kau membuatkan aku banyak makan malam saat ayah dan ibu sedang pergi. Kita bahkan pernah tidur di teras ini bersama."

"Apa kau ingat itu, Itachi!! Ku mohon jangan berbohong lagi padaku. Aku tidak ingin membuang banyak waktuku untuk terus mengejar mu di kegelapan.."

"Aku tau kalau kau menyembunyikan kebenarannya karena saat itu masih sangat polos, tapi sekarang berbeda. Aku sudah beranjak dewasa, ku mohon jangan berbohong lagi padaku, kakak...."

Sasuke remaja jatuh bersujud di tanah, tubuhnya seperti kehilangan kekuatannya. Ia tak sanggup berdiri, kepalanya menunduk. Perlahan suara isakan terdengar di telinga ketiganya, Sasuke dewasa masih diam tidak ingin terlalu ikut campur pada masa ini. Ini akibatnya kalau putrinya sudah mengatakan banyak hal pada dirinya yang masih berpikiran sempit, dan mudah di pengaruhi orang lain.

Berbeda dengan Sasuke dewasa, Sarada iba melihat ayah remajanya. Memang sih di masa depan mereka tidak bisa sering bertemu karena Sasuke yang menjalankan misi rahasia. Perasaan Itachi mulai gusar, sudah berapa tahun sejak ia melihat adik kecilnya menangis?

Itachi melirik ke arah Sasuke dewasa, 'Jadi penampilanmu seperti itu, Sasuke? Aku senang kau tumbuh menjadi orang yang lebih baik dariku, kau berhasil membangun klan Uchiha kembali,' batin Itachi.

"Apa yang akan kau lakukan jika aku mengatakan kebenarannya? Kembali ke Konoha atau melakukan balas dendam!?"

"Aku akui, kau sudah tumbuh dewasa tapi tetap saja kau masih seperti kertas putih yang mudah di tetesi oleh tinta, kau masih sangat polos," ucap Itachi lagi.

FROM FUTURE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang