12. Pilihan

36.9K 2.1K 1
                                    

Nadya POV

Sudah 4 hari ini, setiap malam aku melaksanakan sholat istikharah dan jawabannya selalu seorang laki-laki  yang aku yang hanya bisa aku lihat belakang tubuhnya dan tempat aku melihat dia di dalam masjid yang ada di luar negri.

Aku masih belum faham dengan jawaban sholat istikharahku yang melalui alam mimpi ku ini.

Dan selama 4 hari ini juga, setiap aku bertemu gus Ali dia selalu menanyaiku mengenai jawaban ku padahal ia tahu bahwa aku akan menjawab di waktu yang ia berikan.

"Zahra bagaimana?, apakah kamu sudah bisa memberikan saya keputusan?".

"Dereng gus, kan tasek wonten waktu damel kulo*".

*(Belum gus, kan masih ada waktu buat aku).

"Ah iya saya lupa maafkan saya, baiklah saya akan selalu menuggumu Zahra".

Begitulah pertanyaan gus Ali yang selama 4 hari ini ia ajukan.

Dan selalu terngiang-ngiang di benak ku adalah ketika ia mengatakan "Baiklah saya akan selalu menuggumu Zahra".

Aku seneng sekali ketika yang lain memanggil ku dengan nama Nadya sedangkan gus Ali lain, ia memanggil ku dengan nama Zahra.

Hari ini aku berencana pulang kerumah dikarenakan Ayah dan Bunda ku baru pulang ke Indonesia setelah melaksanakan ibadah haji.

🌹🌹🌹🌹

Ali POV

Besok adalah hari dimana saya akan mendapatkan jawaban dari seorang yang saya.. Saya tidak bisa menjawab karena gadis itu sangat spesial bagi saya setelah Ummah saya.

Saya berharap dan sangat berharap kepada sang pengatur skenario agar takdirNya berpihak dengan harapan saya.

🌹🌹🌹🌹

Nadya POV

Setelah sehari pulang kerumah, hari ini aku akan kembali ke penjara suci atau lebih tepatnya pesantren. Ya, aku pulang hanya sehari saja. Dan hari ini hari dimana saya akan memutuskan memberi jawaban kepada yang insyaallah menjadi calon imam ku.
Pasti kalian tau kan dengan jawaban ku yang akan aku berikan kepada gus Ali.

"Nadya, kamu seriusan ngak Ayah anterin balik ke pasantrennya?".

"Mboten usah Ayah, Nadya saget kok mbalek kiambek*".

*(Enggak usah Ayah, Nadya bisa kok kembali sendiri).

"Kamu seriusan, nak berani kembali kepondok sendirian, tumben kamu berani" Gantian Bunda ku yang menimpali.

"Enggih Bunda ku yang cantik, saestu Nadya wantun mbalek kiambek dateng pondok*".

*(Iya Bunda ku yang cantik, seriusan Nadya berani kembali sendiri ke pondok).

"Kamu kenapa Nadya, kok kelihatannya semangat banget mau kembali ke pondok, biasanya aja nggak kayak gini".

Ketika aku melihat adek ku si Nadira ingin menjawab pertanyaan Bunda, segera aku injak kakinya dengan kaki ku.

Dia hanya cekikikan sendiri melihat Ayah & Bunda khawatir dengan ku.

Ya, Nadira sudah aku ceritakan dari awal tentang aku dan gus Ali.

Diantara semua orang terdekatku, hanya Nadira & Allah lah yang tau tentang ku dan gus Ali.

"Kan-kan Nadya sampun besar Bunda" Jawab ku nggak nyambung.

"Lagian Nadya mboten purun ngerepoti Ayah kaleh Bunda, lagian kan tamu- tamu tasek katah berdatangan, jadinya ridhoi enggih Bun, angsal kan Nadya mbalek dateng pondok naik bus kiambek, Umur e Nadya kan sampun 19 tahun loh*".

*(Lagian Nadya enggak mau ngerepoti Ayah dan Bunda, lagian kan tamu-tamu masih banyak berdatangan, jadinya ridhoi ya Bun, bolehkah Nadya kembali ke pondok naik bus sendirian, Umurnya Nadya kan sudah 19 tahun loh).

"Belum 19 masih 18 kaakk" Timpal Nadira.

"Biarin, yang penting kan sebentar lagi udah mau 19 tahun dan habis ini mau lulus sekolaaahh" Heboh ku.

Beginilah diriku bila telah bersama orang yang sudah sangat mengenal ku.

****

Akhirnya Ayah & Bunda ku mengizinkan dan meridhoi ku. Meskipun kulihat di wajah Bunda ku lihat ada sedikit ke khawatiran pada ku.

Aku diantarkan oleh Ayah & Bunda ke halte. Ketika aku akan masuk kedalam bus kulihat bus itu masih di benarkan sesuatu yang aku tidak fahami.

"Nak, kamu beneran enggak Ayah sama Bunda anterin aja sampai pondok?" Ucap Bunda sambil memeluk diriku. Ternyata Umik masih khawatir dengan diriku.

"Bunda mboten usah khawatir kaleh Nadya, cukup Bunda ridhoi & do'akan Nadya agar selamat sampai pondok*"
Jawab ku sambil membalas pelukan Bunda. Entah kenapa pelukan kali ini terasa berbeda.

*(Bunda enggak usah khawatir sama Nadya, cukup ridhoi dan do'akan Nadya agar selamat sampai pondok).

Beberapa detik kemudian aku mengurai pelukan Bunda karena bus rupanya telah usai di benahi.

Aku menyalami tangan Ayah & Bunda sebelum menaiki bus.

****

Sudah 35 menit aku didalam bus ini. Jarak antara rumah ku ke pesantren sekitar 1 jam. Aku tidak sabar rasanya ingin sampai ke pesantren secepatnya untuk menemui gus Ali untuk memberikan jawaban kepada ia.

Sambil menunggu sampai tujuan aku gunakan waktuku dengan muroja'ah.
Tiba-tiba bus yang aku tumpangi jalannya tidak beraturan, dan semua penumpang pada panik termasuk aku.

"Ya Allah berikanlah keselamatan untuk ku dan untuk semua penumpang yang ada didalam bus ini" Do'a ku didalam situasi genting ini.

Tiba-tiba bus menubruk pembatas jembatan.

"Bunda, gus Ali tolong akuu" Isak ku dalam ketakutan ku.

Duaaarr..

🌹🌹🌹🌹

Ali POV

Sudah satu jam lebih saya menunggu sesorang disini dan tidak muncul-muncul.

"Apakah Zahra menolak saya?".

Ting..

Suara notifikasi pesan dari phone cell saya. Saya pun membukanya.

Bisa bertemu besok di Thalia Cafe jln.xxxxxxxx ada yang ingin saya bicarakan.

-Yasmin-

Saya sedikit kaget ketika mendapat pesan dari Yasmin, dia yang akan dijodohkan dengan saya.

Tiba-tiba saya teringat dengan tujuan saya disini. Ya, saya menunggu Zahra.

Saya tidak ingin berburuk sangka terlebih dahulu tentangnya.

Oke, saya akan menunggu Zahra sampai besok.
.
.
.
.
Jombang, 27-10-2019

Don't forget to vote and share!😘

Spend Every Second With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang