Ali POV
"Sebenarnya bukan janji, ini sebuah nadzar saya dengan Allah".
"Nadzar dengan Allah?, Apa hubungan gus?".
"Kamu ingat dulu kamu selalu menghindari ketika saya menanyai bagaimana apakah kamu menerima lamaran saya? Saya sebenarnya tau kamu sedang ingin melanjutkan kuliah mu dahulu, namun saya ingin bisa selalu menjaga mu. Menjaga mu dengan saya menjadi suami mu juga. Saya bernadzar kepada Allah jika kamu menerima lamaran saya, saya tidak akan menyentuh mu sebelum kuliah mu selesai. Karena saya takut jika saya menyentuhmu mental kamu belum siap dan akan berefek dengan tugas akhir kuliah mu. Kamu ingin sekali saya nikahi ketika baru tersadar dari koma, saya sebenarnya percaya bahwa kamu benar-benar ikhlas jika kita menikah, tapi saya masih ragu jika kamu menerima hanya kamu merasa bersalah kepada" Saya menjeda perkataan sebentar.
"Kamu pasti mengingat saat kamu menawarkan kamu untuk saya. Saya menahan itu bagaimana pun saya juga lelaki normal. Dan saya masih mengingat nadzar saya kepada Allah tidak akan menyentuh mu setelah kuliah mu selesai, dan nadzar saya semakin mantap saat melihat mu dilecehkan pada waktu itu".
"Mungkin kamu berfikiran jika saya mempunyai wanita lain kan?".
Dia hanya mengangguk kepalanya dengan mata yang berkaca-kaca.
Saya mengangkat dagunya. Menghapus air matanya yang akan meluncur.
"Bagaimana saya mempunyai wanita lain. Jika saya sudah memiliki bidadari saya sendiri yang masih.. seorang gadis?!" Ucap saya menahan tawa.
Dia langsung membulatkan matanya kemudian mencubit perut saya.
"Iiihhh.. gus Ali kenapa enggak pernah serius siih??" Tanyanya dengan memberengut kesal.
Seketika tawa saya pecah.
"Saya serius. Benarkan kamu masih gadis yang beruntungnya menjadi istri saya?".
Dia langsung memeluk saya. Dan saya semakin tertawa dengan membalas pelukannya.
"Jangan ketawa gus.. Nadya malu" Ucapnya dengan menyembunyikan wajahnya di dada saya.
"Terimakasih gus, selalu membuat Nadya menjadi yang paling istimewa untuk gus Ali" Ucapnya pelan karena ia masih menyembunyikan wajahnya.
"Saya merasa sangat bersyukur memiliki bidadari seperti mu" Ucap saya pelan tepat di telinganya.
"Yasudah mari masuk, angin semakin kencang".
****
"Gus, meskipun kita satu kamar tapi berbeda kasur Nadya merasa kayak LDR lagi" Ucapnya dengan terkikik.
"Terus kamu maunya begini?" Ucap saya berdiri kemudian merebahkan badannya dikasur Zahra kasur ini sesungguhnya muat untuk 2 orang namun ya begitu meraka akan sempit-sempit an.
Dan ya seperti jarak saya dengan bidadari kecil saya ini sangat dekat bahkan tidak ada jarak.
🌹🌹🌹🌹
Author POV
"Gus.. kok malah pindah?" Tanya Nadya yang sejujurnya membuatnya gugup berada satu kasur dengannya tanpa jarak sedikitpun.
"Biar kamu merasa tidak LDR lagi dengan saya" Ucap Ali dengan memeluknya dari samping seperti guling.
"Nadya tadi becanda gus..".
"Terlanjur, sudah tidur! Katanya besok mau jalan-jalan di London kan?".
"Enggih".
"Oke, sekarang tidur" Ucap Ali mulai memejamkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spend Every Second With You
Romance[Completed] Ketika Allah sudah menakdirkan mereka agar saling mencintai & bersatu dalam ikatan yang halal, aku bisa apa? -Nadya Azzahra Busyaina- **** "Saya khitbah kamu langsung kepada orang tua mu" Jawab gus Ali. "Ini gus gesrek apa gimana ya?" B...