23. Terulang Kembali

31K 1.9K 11
                                    

Ali POV

"Gus, Royya dan Mr.Mirza kok lama enggih?".

"Saya menyuruh mereka pulang terlebih dahulu".

"Gus?! Gus Ali ampun mengada-ngada! Nadya terus mantuk bareng sinten? Saking meriki dateng apartement e kulo tebeh loh gus*".

*(Gus?! Gus Ali jangan mengada-ngada! Nadya terus pulangnya bareng siapa? Dari sini ke apartementnya aku jauh loh gus).

"Kamu nanti saya antarkan sampai apartement mu dengan selamat".

Dia terdiam seperti memikirkan sesuatu.

"Jangan su'udzon dulu dengan saya, nanti kita naik taxi".

"Iiihh, gus Ali! Kenapa nggak bilang bilang dulu kaleh kulo".

"Karena saya ingin bilang sesuatu pada kamu".

Dia menghembuskan nafasnya berat.

"Terserah jika kamu mau mendengarkan saya atau tidak, tapi saya akan menjelaskan semuanya".

Akhirnya saya menceritakan semua kejadian kejadian yang mungkin membuat Zahra salah faham, tidak ada yang terlewatkan semua cerita saya ceritakan kepada dia.

Ketika saya selesai menceritakan semuanya kepada Zahra, dia hanya terdiam tidak merespon omongan saya. Saya melihat dia yang ternyata menangis dalam diam.

"Kamu mengapa menangis?".

Dia hanya menggelengkan kepala pelan.

"Ngapunten-gus.. ternyata selama ini kulo salah faham kaleh njenengan, tapi sampun terlanjur gus-".

Saya menuggu dia meneruskan perkataannya.

"Kulo sampun nerima khitbah lelaki yang mengkhitbah kulo".

Deg!

Apa saya tidak salah dengar?

"Zahra, serius tolong!".

"Kulo serius gus! Namun kulo tasek bilang kaleh lelaki niku, kalau mau menikahi Nadya, silahkan menuggu Nadya menyelesaikan kuliah dulu. Dan sampai sak niki lelaki niku dereng jawab*" Dia berhenti sejenak, setelah itu melanjutkan bicaranya lagi.

*(Aku serius gus! Namun aku masih bilang dengan lelaki itu, kalau mau menikahi Nadya silahkan menuggu Nadya menyelesaikan kuliah dulu. Dan sampai sekarang lelaki itu belum jawab).

"Waktu kulo sampun mbalek dateng pondok setelah kejadian niku. Nadya sering melihat gus Ali dan ning Yasmin yang terlihat begitu mesra, Sampai ada kabar bahwa ning Yasmin hamil, kulo cemburu gus! Nadya pingin marah.. tapi kulo badene marah kaleh sinten? Kulo badene nangis tapi terlalu banyak air mata yang kulo keluarkan ketika melihat gus Ali kaleh ning Yasmin*".

*(Waktu aku sudah kembali di pondok setelah kejadian itu. Nadya sering melihat gus Ali dan ning Yasmin yang terlihat begitu mesra, Sampai ada kabar bahwa ning Yasmin hamil, kulo cemburu gus! Nadya pingin marah.. tali aku mau marah sama siapa? Aku mau nangis tapi terlalu banyak air mata yang aku keluarkan ketika melihay gus Ali dan ning Yasmin).

Saya tertegun mendengar perkataan Zahra. Ya, memang ketika Yasmin sedang sakit maag dan waktu itu kita sedang ada di ndalem, Ummah mengira Yasmin hamil karena waktu itu pernikahan kita masuk pada bulan ke-4, dan Ummah menyuruh seorang santri untuk membeli test pack di apotek. Bagaimana mungkin Yasmin hamil, bahkan kita bersentuhan kulit tidak pernah sama sekali.

"Ya, maka dari itu saya menceritakan kesalahan fahaman ini, apakah kamu beneran menerima khitbah lelaki itu?".

Dia tidak menjawab malah meneteskan air matanya.

"Zahra, saya mohon apakah kamu beneran menerima khitbah lelaki itu? Saya ingin mengkhitbah mu lagi, meskipun kuliah mu belum selesai saya ingin menikahi mu, saya tidak ingin menumpuk dosa memikirkan dirimu".

Dia masih tidak menjawab. Saya biarkan ia menyelesaikan tangisannya.

"Gus.. njenengan nopo saestu tasek cinta kaleh Nadya?*".

*(Gus.. kamu apa serius masih cinta sama Nadya?).

"Maka dari itu Zahra, tolong! Biarkan saya mengkhitbah mu sekali lagi. Kamu memberi saya pertanyaan seperti itu, apakah kamu meragukan saya?".

Dia hanya terdiam lagi.

"Apakah kamu masih menyimpan keinginan mu untuk menyelesaikan kuliah? Tolong Zahra! Saya tidak ingin terjadi lagi!".
"Nek njenengan mau khitbah kulo maleh monggo njenengan ngerantos i kulo selesai aken kuliah kulo rumiyen*".

*(Kalau kamu mau khitbah aku lagi, silahkan tunggu aku menyelesaikan kuliahku dulu).

"Saya akan selalu menuggu untuk mendengarkan jawabanmu atas khitbah saya pada mu".

Dia hanya diam lagi tidak menjawab perkataan saya.

"Yaudah, mari saya antarkan kamu pulang".

Dia menyeka bekas tangisan dikedua pipinya.

"Eng-enggih..gus".

****

Mobil berhenti tepat didepan lobi apartement Zahra.

"Sudah, kamu istirahat! Persiapkan dirimu untuk acara besok di kampus mu. Jangan sampai kecapekan!".

"Enggih, gus.. maturnuwun enggih" Jawab dia sambil menundukkan kepalanya.

"Iya sama sama, yaudah saya kembali dulu ya di hotel, Assalamualaikum".

"Waalaikumsalam, hati hati enggih gus" Ucapnya malu-malu.

****

"Mr. Syaiban kemana lagi kita akan pergi?" Tanya sang supir.

"Tidak ada. Antarkan saya ke hotel. Apakah anda sudah bertanya pada mr. Mirza tentang alamat hotel?

"Oke. Saya sudah bertanya 0ada mr Mirza. Kita akan menginap di Hilton Istanbul Bomonti hotel".

Ya, saya menyewa mobil dan supir selama saya di Turki. Dan, Zahra tidak tau tentang ini.
.
.
.
.
Jombang, 08-11-2019

Don't forget to vote and share!😘

Part ter-DRAMA 1..wkwk

Spend Every Second With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang