14. Keputusan

32.3K 1.9K 9
                                    

Ali POV

Setelah Yasmin meninggalkan saya sendirian di cafe ini saya masih terdiam memikirkan semua yang Yasmin katakan dan pastinya saya masih memikirkan Zahra.

"Dimana dia? Apakah ia benar benar menolak saya? Ya Allah jika memang Zahra bukan jodoh saya berikanlah yang terbaik untuk saya dan Zahra".

🌹🌹🌹🌹

Author POV

Setelah dari cafe untuk menemui Yasmin, Ali pulang menuju tempat tinggalnya.

Ketika Ali telah sampai di rumah, Ummahnya memberondong pertanyaan. Ya, karena Ummahnya mengetahui jika Ali pergi untuk bertemu dengan Yasmin.

"Bagaimana setelah bertemu dengan Yasmin nak, bagaimana keputusan kamu?".

"Apakah Ummah meridhoi perjodohan niki?".

Ummah Aisyah mengerutkan keningnya.

"Ya, Ummah ridho Ali, emang ada apa?".

"Mboten wonten nopo-nopo kok Mah*" Dusta Ali.

*(Tidak ada apa-apa kok Mah).

"Jadi, bagaimana keputusan mu nak, apakah kamu mantap lusa yang akan datang untuk melamar Yasmin".

"Kulo tak sholat istikharah rumiyen enggih Mah*".

*(Aku mau sholat istikharah dulu ya Mah).

"Iya silahkan, semoga Allah meridhoi niat mu nak".

Setelah itu Ali memasuki kamarnya. Sejujurnya ia lebih memikirkan dimana Zahra. Apakah Zahra benar-benar tidak menerima khitbahnya, dibandingkan dengan perjodohannya dengan Yasmin.

🌹🌹🌹🌹

Ali POV

Setelah tadi malam saya melakukan sholat istikharah, saya hanya mendapatkan jawaban, diri saya berada sedang duduk karena usai melaksanakan sholat didalam masjid Sultan Ahmed. Sedangkan masjid itu adalah masjid yang berada di Turki. Tempat dimana saya kuliah.

Saya tidak faham dengan maksud jawab sholat istikharah saya.

Apakah saya akan tetap melanjutkan perjodohan ini?

Kenapa saya tidak ingin membatalkan perjodohan ini, padahal Yasmin juga tidak menginginkan perjodohan ini. Karena jika saya membatalkan perjodohan ini saya tidak mau menjatuhkan martabat dia sebagai perempuan. Seandainya dia yang membatalkan perjodohan ini saya akan mengiyakan. Namun dia juga tidak ingin membatalkan perjodohan ini dengan keputusan ia sendiri.

🌹🌹🌹🌹

Author POV

Hari ini adalah hari dimana pertemuan keluarga Ali dan keluarga Yasmin akan bertemu.

Ya, Ali tidak membatalkan perjodohan ini. Ia pasrah dengan skenario kehidupan yang Allah berikan kepadanya.

"Apakah kamu siap nak?".

"Insyaallah Mah, Ali siap. Nyuwun Ridho ne nggeh Mah keputusan Ali".

"Ummah selalu meridhoi setiap langkah mu nak".

Kemudian berangkatlah keluarga besar Ali menuju di kediaman kakek dari Yasmin.

🌹🌹🌹🌹

Ali POV

Entah mengapa saya hanya pasrah dengan semua ini, apakah mungkin dari karena kekecewaan pada Zahra. Semoga saya melamar Yasmin buka karena pelampiasan atas kekecewaan saya pada Zahra.

Benar sekali saya tidak bisa menyalahkan semuanya kepada Zahra, karena itu berat bagi dia, dia masih ingin mengkhatamkan hafalan Al-qur'annya dan kuliah terlebih dahulu sebelum menikah. Dan saya pernah berkata kepada dia akan mengkhitbah setelah ia menyelesaikan kuliahnya. Namun keadaan tidak selalu yang kita harapkan, orang tua ku menjodohkan saya, dan membuat saya berfikir untuk segera melamar Zahra agar bisa menolak perjodohan ini. Namu takdirNya berkata lain.

****

Setelah acara lamaran saya dengan Yasmin dan bertemunya keluarga besar saya dengan keluarga besar Yasmin, tiba tiba Yasmin mengajak saya untuk menemuinya di taman belakang rumah kakeknya.

"Lo gila ya, kan gue udah bilang buat batalin perjodohan ini, kenapa masih dilanjutin aja??" Cerocosnya kesal kepada saya.

Saya memaklumi dengan tingkah laku serta cara bicaranya.

"Kenapa anda juga tidak menolak saya disaat saya menanyakan apakah anda siap menjadi istri saya?".

"Gue udah bilang kan waktu kita ketemuan di cafe, gue nggak bisa nolak perjodohan ini karena gue perempuan!".

"Maka dari itu anda perempuan, saya juga tidak mau membatalkan perjodohan ini karena saya tidak mau menurunkan martabat anda sebagai perempuan".

Dia langsung terdiam mendengar jawaban saya. Dan terjadi keheningan beberapa detik.

"Jangan salahin gue, kalo udah nikah nanti gue nggak melaksanakan kewajiban gue sebagai istri!".

Kemudian dia pergi meninggalkan saya. Saya hanya menghembuskan nafas. Mungkin dia masih butuh waktu untuk menerima semua keadaan ini.
.
.
.
.
Jombang, 30-10-2019

Don't forget to vote and share!😘

Spend Every Second With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang