5. Fell

35.5K 2.6K 11
                                    

Karena cinta adalah anugerah dari Allah yang harus kita jaga.
.
.
.
.

Author POV

Hari ini tepat 1 minggu Nadya melaksanakan ta'ziran yang didapatkan dari Ali.

Sore itu ketika Nadya mengantarkan kopi buatannya kepada Ali untuk terakhir kalinya. Semoga saja tidak.

Ada saja tingkah Ali yang terkadang membuat Nadya kesal tapi dibalik itu Ali juga selalu baik ternyata kepada Nadya. Meskipun Nadya tidak menyadari itu.

🌹🌹🌹🌹

Nadya POV

Aku melihatnya ditangan kanannya membawa novel yang pernah aku jatuhkan dulu di kamarnya.

"Ini kalau kamu mau baca silahkan, baca saja" Ucapnya sambil menyodorkan buku itu kepadaku.

"Haaahh?" Responku.

"Kok hah sih, ini kalau mau baca baca aja" Ulangnya sambil menyodorkan buku di tangannya yang belum aku terima.

Aku mengambil buku itu dari tangannya.

"Aduh, kenapa pakek grogi segala sih Nad, biasa aja kali. Nerima buku doang" Batin ku.

Aku tersenyum tipis kepadanya setelah mengambil novel tersebut dari tangan gus Ali.

"Kamu jangan tersenyum gitu kepada saya".

"N..nopo? Nopo o emang e gus*?" Aku bingung mengapa ia melarang ku tersenyum kepadanya.

*(A..apa? Kenapa emangnya gus?).

"Saya takut nanti enggak bisa bangun buat sholat malam dikarenakan mimpi indah saya yang terbayang oleh senyum mu itu".

Aku memutarkan kedua mataku jengah. Selalu begitu.

"Nggak tau apa kondisi jantungku kayak gimana. Sejujurnya aku menahan senyum dan.. perasaan apakah ini?".

****

3 hari kemudian..

Aku sedang piket ndalem hari, tiba tiba aku dikagetkan dengan munculnya gus Ali dari kamarnya, ketepatan itu aku sedang piket di depan kamarnya.
Gus Ali menghampiri ku.

"Boleh minta tolong?".

"Saget gus, wonten nopo emang e*?".

*(Bisa gus, ada apa emangnya?).

"Kamu bisa nggak yang piket kamar saya saja, saya tidak begitu nyaman jika santri putri lain yang piket kamar saya".

"Aduh kenapa aku senang ketika gus Ali meminta ku untuk membersihkan kamarnya lagi, bukannya selama ta'ziran itu aku sedikit kesal dibuatnya".

"Hei, kok malah melamun, kamu jika tidak bisa tidak apa apa kok".

"M-mboten mboten gus, kulo saget kok*".

*(E..enggak enggak gus, aku bisa kok).

"Terimakasih, maaf merepotkan" Ucapnya sambil tersenyum kepadaku.

Deg!

"Allah, kenapa dengan jantungku ini?".

"Eng-enggih gus, mboten nopo nopo kok*".

*(I..iya gus, tidak apa-apa).

Ketika gus Ali mau pergi aku memanggilnya, entah ada apa dengan diriku ini.

"Gus..".

"Iya?".

"Niku gus novel e tasek kulo mbeto*".

*(Itu gus novelnya masih aku bawa).

"Oh, iya tidak apa apa bawa dulu saja, lagian saya sudah selesai bacanya".
.
.
.
.
Jombang,13-10-2019

Don't forget to vote and share!😘

Spend Every Second With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang