36. My Wife

32.4K 1.7K 13
                                    

Author POV

Kini Nadya dan Ali sudah berada di auditorium tempat dimana akan diadakan wisuda yang kurang 3 hari lagi.

"Kamu duduk disini ya, jangan kemana-mana".

"Enggih gus".

Kemudian Ali sudah bergabung dengan taman-temanya disanan.

"Emang Nadya anak kecil kalau kemana-mana bakal hilang" Gumam Nadya.

🌹🌹🌹🌹

Nadya POV

Setelah menuggu gus Ali yang cukup membuat ku bosan.

Gus Ali melambaikan tangan kepadaku memberi kode agar aku menghampirinya.

Setelah berdiri disamping gus Ali yang masih berbincang bincang dengan teman-temannya.

"Syaiban who is she? Your younger sister?" Tanya teman perempuan gus Ali yang membuat ku sedikit kesal.

"No, she's my wife" Ucap gus Ali yang membuatku terbang memperkenalkan diriku diteman-temanya bahwa aku istrinya.

Teman-teman gus Ali sedikit terkejut.

"So, do you have married?".

Gus Ali hanya mengangguk kepalanya dan tersenyum tipis sebagai jawaban dari pertanyaan temannya.

"Congrats, Syaiban" Ucap teman-teman gus Ali.

"Anyway, what is your name?" Tanya si perempuan tadi.

"My name is Syaina".

Aku memperkenalkan diriku dengan nama Syaina. Karena semenjak aku kuliah di luar negri aku memperkenalkan diriku dengan nama itu.

"Are you still student of senior high school or?" Berganti seorang laki-laki bertanya kepadaku.

"I am student at Istanbul University Turkey and want to be bachelor" Jawab ku. Sungguh kesal apa aku masih seperti ABG hingga dibilang masih sekolah. Hallo.. Aku udah mau lulus sarjana.

"Oh my God, so perfect, beside beautiful you're also clever" Puji laki-laki tersebut.

Dan aku kaget ketika gus Ali memeluk pinggang ku dari samping. Dan aku langsung menoleh melihat wajahnya yang hanya datar.

"Ok sorry, my wife and I must go now" Ucap gus Ali.

"Oh, ok be careful" Ucap teman-teman gus Ali.

****

"Gus Ali kenapa?" Tanyaku yang melihat perubahan mood gus Ali secara tiba-tiba.

Ia diam tidak menjawab perkataan ku.

Aku menghentikan jalan ku dan gus Ali juga ikut menghentikan langkahnya ketika melihat ku berhenti berjalan. Kemudian aku menatap gus Ali dengan memincingkan kedua mataku.

"Gus Ali cemburu yaa?" Goda ku dengan bercanda.

Gus Ali hanya diam dengan menatap ku intens. Aku yang di tatapnya seperti itu, malah degup jantungku yang bereaksi.

Aku selangkah mendekati gus Ali dan kini jarak ku dengannya sangat dekat. Entah mendapat keberanian dari mana aku memeluk gus Ali. Padahal aku dan gus Ali sedang berada di halaman kampusnya.

"Gus Ali mboten usah cemburu, Nadya cintanya sama gus Ali mawon kok".

Sungguh mulut ku, sepertinya mulut ku kehilangan kontrol dengan lancarnya melontarkan perkataan seperti itu.

Aku merasakan gus Ali membalas pelukanku.

"Gus Nadya pingin foto di sini, kapan lagi kan bisa foto di sini" Ucap ku dengan tersenyum seperti anak kecil yang memohon kepada ibunya untuk dibelikan permen.

"Iya mana phone cellnya?".

Aku langsung melebarkan mataku dan tersenyum seketika itu langsung memberikan phone cell ku kepada gus Ali.

"Kamu boleh posting foto mu di Instagram, tapi setiap foto yang kamu post kamu harus menandai saya" Ucap gus Ali ketika aku melihat hasil foto-foto ku dengan tersenyum.

"Kenapa gus?".

"Kamu belum kelihatan kalau kamu sudah punya suami, jadi setiap kamu posting foto biar ada yang tau kalau kamu milik saya".

Aku yang mendengar itu rasanya ingin salto di halaman kampus Oxford ini. Namun urat malu ku masih ada jadi tidak mungkin aku melakukan hal itu.

****

"Zahra" Gua Ali menghampiri ku yang sedang membaca buku di sofa.

"Enggih gus?".

"Besok kamu mau tidak saya ajak jalan-jalan?".

"Haaahh? Emang besok gus Ali mboten latihan nopo?".

"Enggak tadi itu sudah gladi bersih".

"Tapi kan lusa njenengan wisuda, mangke kecapekan loh".

*(Tapikanlusa Kamu wisuda, nanti kecapekan loh).

"Enggak, saya melihat kamu tersenyum saya merasa semua lelah saya hilang".

"Sungguh gus Ali kenapa sih akhir-akhir ini semenjak aku di Inggris sikapnya manis sekali bikin aku meleleh?" Batin ku.

Aku yang malu langsung mencubit perut gus Ali.

"Aduh! Saya kok malah di cubit?" Keluhnya dengan tertawa.

"Gombal" Ucap ku dengan pura-pura kesal padahal rasanya aku ingin menghilang dihadapan gus Ali sekarang juga.

Gus Ali semakin tertawa melihat wajah ku.

"Jadi gimana? Mau tidak?".

"Enggih purun laah, perempuan pundi yang diajak belanja plus jalan-jalan nolak*?".

*(Iya mau lah, perempuan mana yang diajak belanja plus jalan-jalan nolak?).

"Oke, besok kita berangkat jam 9 ya".

"Enggih, gus" Jawab ku semangat.

"Emang kita mbenjeng bade dateng pundi mawon*?".

*(Emang kita besok mau kemana saja?).

"Rahasia" Jawab gus Ali sambil pergi meninggalkankan ku.

"Iiihh..".
.
.
.
.
Jombang 11-12-19

Maaf baru up date🙏
Authornya juga punya urusan di kehidupan nyata😁
Aslinya mau up date lebih panjang lagi, tapi takut enggak nepati janji.
Jangan lupa VOTEnya!!😘

Spend Every Second With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang