43. Do'a & Ikhtiar

28.7K 1.5K 25
                                    

Author POV

Nadya menjatuhkan test pack yang ia bawa. Ia menangis.

"Kenapa ya Allah? Apa ada yang salah dari ku kepada-Mu ya Rabb?" Batin Nadya menangis sesenggukan. Ia menangis didalam kamar mandi. Tanpa sepengetahuan suaminya selama ini ia selalu membeli banyak sekali test pack namun hasilnya belum juga menunjukan tanda positif.

🌹🌹🌹🌹

Nadya POV

Sebelumnya aku selalu berfikiran mungkin belum. Namun hampir menginjak pernikahanku dengan gus Ali yang mau satu tahun ini aku belum juga hamil.

Memang gus Ali tidak pernah menanyai dan memburu apakah aku sudah hamil.

"Aaaaa" Teriak ku didalam kamar mandi. Ini sudah test pack yang entah keberapa kalinya yang melihat hasilnya selalu membuat ku sakit hati dan menangis sendiri.

Aku kira gus Ali belum datang karena ia sedang nerima setoran hafalan para santri putra. Karena hari ini jadwal ku di pondok putri tidak ada.

"Sayang, kamu kenapa?" Tanya gus Ali dengan nada cemas sambil mengetuk pintu kamar mandi. Mendengar suaranya membuatku semakin menangis.

"Sayang, buka pintunya, kamu kenapa? Jangan membuat saya khawatir".

Aku mengusap air mata ku. Mencoba untuk menghentikan tangisanku.

Aku menarik nafasku berat kemudian menghembuskan sebelum membuka pintu kamar mandi.

Aku menundukan kepalaku setelah pintu kamar mandi terbuka.

Gus Ali mengangkat dagu ku menatap ku lekat penuh ke khawatiran.

"Kamu kenapa sayang? Ada apa dengan mu?".

Aku menubruk dadanya memeluknya. Menyembunyikan tangisan ku. Aku tidak ingin melihatkan kesedihanku.

Gus Ali mengelus-ngelus punggung ku dan rambut ku. Mencium pelipis ku dengan penuh kasih sayang.

"Sudah tidak usah menangis mungkin belum waktunya".

Aku semakin terisak dipelukan suamiku.

🌹🌹🌹🌹

Ali POV

Saya pulang kerumah saya setelah saya nerima setoran hafalan para santri putra disini.

Ketika saya masuk kamar, saya mendengar suara teriakan, dan saya sudah memastikan bahwa itu suara Zahra.

Saya mengetuk pintu kamar mandi saya khawatir apa yang terjadi didalam sana dengan Zahra.

Saya memaksanya untuk membukakan pintu kamar mandi. Tidak lama ia keluar dengan mata yang sembab, saya tahu dia menahan tangisannya.

Dia langsung memeluk saya dan menumpahkan tangisannya yang coba ia tutupi dari saya.

Saya mengelus punggungnya dan rambutnya, membiarkan dia menumpahkan tangisannya dalam pelukan saya. Dia semakin terisak. Saya mencium pelipisnya.

Saya sebenarnya bingung apa yang terjadi dengan bidadari kecil saya. Namun saat pandangan saya melihat dalam kamar mandi saya melihat dua test pack yang berserak di lantai kamar mandi.

"Sudah tidak usah menangis mungkin belum waktunya".

Tanpa Zahra ketahui sebenarnya saya tahu bahwa dia selalu menyimpan banyak test pack di rak laci yang ada dikamar mandi. Saya tidak pernah menanyakan apakah ia sudah hamil. Saya biarkan dia memberi tahukan saya sendiri dengan hasil yang ia bawa.

🌹🌹🌹🌹

Author POV

"Kamu habis dari mana?" Tanya Ali yang melihat istrinya yang masih memakai mukenah dan membawa Al-qur'an miliknya.

"Biasa mas, habis nerima setoran hafalan santri putri, terus tadi sekalian imam i sholat" Jawab Nadya dengan tersenyum dan menghampiri suaminya sedang duduk di sofa yang juga sedang membawa Al-qur'an miliknya.

Semenjak Nadya menjadi menantu, bunyai Aisyah juga membagi tugasnya menjadi bunyai kepada Nadya.

"Sayang, dua minggu lagi saya ada undangan acara di Dubai. Saya juga mengajak kamu, kamu mau ikutan menemani saya?" Ucap Ali dengan memberi kode kepada Nadya agar duduk disampingnya.

"Mas Ali niku saestu nopo*?" Tanya Nadya dengan ekspresi antara senang dan tidak percaya.

*(Mas Ali itu serius apa?).

"Iya sayang" Jawab Ali mendekati Nadya kemudian mengusap kepala bidadari kecilnya yang tertutupi mukenah. Ali tersenyum ketika bidadari kecilnya juga tersenyum.

"Mas Ali, ngapunten enggih kulo dereng..".

"Ssssttt.. Kamu tidak usah begitu sayang, kita cukup berdo'a dan berikhtiar lagi kepada Allah" Ucap Ali dengan tersenyum tulus kepada istrinya.

Dan Nadya hanya mengangguk kepalanya patuh.

"Nanti kita di Dubai, sekalian ikhtiar juga" Ucap Ali dengan tersenyum menggoda memecahkan suasana melow yang terjadi.

Nadya yang mendengar perkataan suaminya memukul dada bidang suaminya dengan tersipu.

"Wajahnya kenapa udah merah aja? Apa kita ikhtiarnya sekarang aja, juga?" Ucap Ali tidak kuat menahan tawanya melihat istrinya yang menahan malu.

"Mas..., Nadya pingin muroja'ah di semak kaleh njenengan" Ucap Nadya dengan tersenyum seperti anak kecil.

"Iya, mana Al-qur'an kamu" Ucap Ali dengan menaruh Al-qur'an miliknya diatas meja dekat sofa.

Didalam rumah yang lumayan besar karena lebih besar dibandingkan dengan ndalem kesepuhan. Ali dan Nadya hanya tinggal berdua saja bersama dua mbak-mbak ndalem untuk membantu Nadya selain mengurus suaminya. Karena Nadya ingin hanya ia yang melayani setiap kebutuhan suaminya. Rumah yang Ali bangun yang memang sudah ia persiapkan sebelum ia berangkat ke Inggris. Rumah itu tetap satu lokasi dengan ndalem kesepuahn, pondok dan juga masjid dari tanah yang di wakafkan oleh abah dari kyai Ahmad.

****

"Mas, mangke kita dateng Dubai pinten dinten*?" Tanya Nadya dengan menuangkan hand and body di kedua tanganya.

*(Mas, nanti kita di Dubai berapa hari?).

Sedangakan Ali yang sedang membuka kitab-kitab lama miliknya.

"7 hari, acaranya dua hari".

"Lima harinya kita jalan-jalan?" Tanya Nadya exited dan senang.

"Bukan, kita lima hari disana ikhtiar saja" Ucap Ali menutup kitabnya dan mengembalikan pada tempatnya kemudian ia menghampiri istrinya yang sedang bersandar pada dipan ranjang.

"Haaahh? Mas Ali!! Are you kidding me?!".

"No, I am seriously darling" Ucap Ali menahan tawanya ketika melihat ekspresi istrinya.

"Terserah mas Ali" Ucap Nadya dengan pura-pura kesal padahal ia malu.

Ali yang melihat istrinya menuluspakan badannya diatas kasurpun tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan.

"Masih aja malu" Batin Ali melihat tingkah bidadari kecilnya.
.
.
.
.
Jombang, 30-12-2019

VOTE dan COMMENT author persilahkan!!🤗😘 Ada yang bisa nebak nggak alur ceritanya??!!😆😋

Spend Every Second With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang