47. Sah?!

33.3K 1.5K 170
                                    

Author POV

Setelah Nadya puas menumpahkan semua tangisannya ia merapikan dan membersihkan ruang makan. Meskipun ada dua mbak ndalem yang bunyai Aisyah siapkan untuk membantu Nadya, tapi tetap semua yang berhubungan dengan kebutuhan dan keperluan Ali, Nadya yang mengerjakan. Karena itu kemauan Nadya sendiri.

Dengan sangat gugup Nadya masuk kamar dan ternyata suaminya sedang berdiri dengan memainkan phone cellnya.

Nadya yang masih merasa bersalah kepada suaminya ia memeluk Ali dari belakang.

"Mas.. ampun duko kaleh kulo*" Ucap Nadya dengan takut takut.

*(Mas.. jangan marah sama aku).

Sedangkan Ali hanya diam tidak menanggapi perkataan Nadya.

"Nadya ngelakuin ini demi kebaikan mas Ali".

"Kebaikan dari sisi mana?" Tanya Ali dengan nada sedikit marah.

"Mas Ali pasti sangat menginginkan dan membutuhkan anak untuk menjadi penerus mas Ali nanti. Dengan adanya kehadiran anak pasti mas Ali sangat bahagia nanti" Ucap Nadya dengan posisi masih memeluk Ali dari belakang.

Ali memutar tubuhnya agar menghadap Nadya.

"Saya sangat kecewa dan marah dengan tindakan kamu itu. Di saat saya ingin menjadikan mu seperti Sayyidah Khadijah yang tidak di madu oleh Rasulullah hingga beliau wafat dan saya ingin pernikahan kita seperti Sayyidina Ali dan Sayyidatina Az-zahra yang selalu bersama sampai surga-Nya. Namun, mengapa kamu melakukan ini?!".

Nadya hanya diam mendengar perkataan panjang dari Ali yang penuh penekanan dengan nada marah dan kecewa. Nadya tersentuh mendengar perkataan suaminya dan membuat dirinya semakin mengeluarkan air matanya.

"Nadya.. ingin mas.. Ali bahagia dengan hadirnya anak" Ucap Nadya dengan sesenggukan.

"Saya tidak yakin akan bahagia jika anak yang keluar bukan dari rahim kamu".

Mendengar perkataan Ali membuat Nadya langsung menatap suaminya dengan mata yang berlinang air mata.

"Maksudnya mas Ali apa?!"

"SAYA HANYA INGIN ANAK DARI KAMU!! BUKAN DARI YANG LAIN!".

Sekarang Ali dan Nadya sedang beradu pandang.

"Bagaimana jika Nadya tidak bisa memberikan anak untuk mas Ali?!" Tanya Nadya dengan masih menatap suaminya.

"Emang kamu sudah periksa?!".

Kini Ali dan Nadya malah beradu mulut.

Nadya hanya diam dengan menundukkan kepalanya. Emang, Nadya belum periksa ke dokter. Karena ia takut. Takut jika memang ada masalah pada dirinya itu akan membuat dirinya down sebagai seorang perempuan.

"KENAPA DIAM?!" Tanya Ali dengan nada naik satu oktaf.

"Mas Ali nggak tau gimana rasanya di posisi Nadya! Nadya sakit rasain ini!! Seikhlas-ikhlasnya perempuan di madu suaminya pasti ada rasa ketidak relaan. Tapi Nadya mencoba kuat dan ikhlas!! DEMI KEBAHAGIAAN MAS ALI!!" Ucap Nadya yang kembali menatap suaminya. Tanpa sadar ia berkata dengan nada tinggi pada suaminya.

Ali menarik tangan Nadya untuk memeluk bidadari kecilnya.

"Tidak usah berbuat seperti itu! Karena kebahagiaan saya adalah adanya dirimu yang selalu ada untuk saya" Ucap Ali dengan pelan di telinga Nadya sambil mengelus belakang kepala Nadya.

Nadya semakin menangis dipelukan dan mengeratkan pelukan pada suaminya.

🌹🌹🌹🌹

Author POV

Spend Every Second With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang