39. Terindah

33.6K 1.8K 47
                                    

Ali POV

Saya menahan tawa ketika melihat reaksi bidadari kecil saya saat saya memanggilnya sayang.

Saya meminta imbalan kepada dia. Dengan imbalan mencium saya. Saat wajahnya semakin mendekat karena terpaan nafasnya semakin terasa di pipi saya, saya kembali membuka kedua mata saya dan melihat kedua mata bidadari kecil saya terpejam segera saya memalingkan wajah saya pas menghadapnya dan memiringkan wajah saya.

Cup.

Dia membuka matanya lebar ketika ia merasa bukan pipi saya yang ia cium melainkan bibir saya. Sontak ia terkejut dan menjauhkan wajah.

"Gus Ali!!" Pekik dia.

Saya tertawa.

"Makasih ya sayang" Ucap saya dengan menarik turunkan kedua alis saya.

Dia langsung mencubit perut saya gemas.

"Aduh! Kok saya malah di cubit? Apa minta gantian saya yang mencium kamu?" Ucap saya menaik turunkan kedua alis saya menggodanya.

"Guuuss.. ini tempat umum!".

"Ooo.. berarti kalau bukan tempat umum enggak apa apa yaa? Seperti dikamar?".

"Geli tau gus, dengerinnya!!" Ucap dia dengan memanyunkan bibirnya.

Saya tertawa dengan mengelus kepalanya. Kemudian saya langsung memeluknya kemudian mencium pelipisnya.

"Gus udah iiihh pelukannya" Ucapnya dengan mencoba mendorong dada bidang saya namun saya semakin mengeratkan pelukan saya.

"Enggak mau sebelum kamu mengubah panggilan saya".

"Emang gus Ali pingin dipanggil sinten? Kan gus Ali emang gusnya kulo putra ne kyai dan bunyai pengasuh pondok kulo".

"Gus mu yang sudah menjadi suami mu dan pengasuh pondok mu yang sudah menjadi mertua mu".

Nadya yang mendengar perkataan saya barusan malah menelusupkan kembali kepalanya di dada saya.


"Gus.. lepas doong" Rengek Zahra lagi.

"Enggak bakal sebelum kamu merubah panggilan saya".

"Gus Ali pingin dipanggil Nadya nopo emang e??" Tanyanya mulai sedikit kesal.

"Sayang".

Dia menarik nafas kemudian menghembuskan nafasnya.

"Sayang, lepas ya aku udah enggak bisa nafas dipeluk kayak gini" Ucapnya dengan nada tidak ikhlas.

Saya menahan tawa ketika mendengar bidadari kecil saya memanggil saya sayang. Akhirnya saya melepasnya.

"Dari tadi dong dilepasin, engap tau" Ucapnya menggerutu.

"Tapi suka kan?" Tanya saya sambil merangkul pundaknya dan mendekatkan wajah kami berdua.

"Iiihhh.. genit!!".

Spend Every Second With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang