Author POV
Ali mengangkat dagu Nadya agar istrinya itu menatapnya juga.
"Hei, bidadari kecil saya jangan cemburu dulu" Ucap Ali berusaha mencairkan suasana.
"Dia Wardah, saudara perempuan saya".
Nadya memincingkan matanya kepada Ali seolah-olah menyelidiki apakah benar yang dikatakan dengan Ali.
"Saya tidak berbohong" Sahut Ali seakan mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh Nadya.
"Tapi kan tetap aja gus, njenengan sama dia bisa menikah meskipun saudara" Ucap Nadya ngelantur dengan memanyunkan bibirnya.
Ali tertawa kecil.
"Kamu cemburu? Lucu banget cemburunya" Gurau Ali.
"Iiihhh.. Gus Ali!! Nadya serius!" Ucap Nadya pura-pura marah.
"Iya Saya serius, dulu waktu gus Umar masih kecil pernah di susui oleh Ummahnya Wardah, jadi kamu fahamkan kita ada hubungan apa?!, dia memang begitu ia selalu manja bersama saya begitu juga ia dengan gus Umar.".
->Rodho' : Hubungan saudara 1 susuan tapi bukan saudara kandung.
"Tapi kenapa harus berduaan didalam?" Ucap Nadya dengan mode masih pura-pura marah dan Ali tertawa dengan tingkah cemburu bidadari kecilnya.
"Tadi kamu keburu lari, Saya tidak berdua didalam dengan Wardah, masih ada suaminya tapi lagi didalam kamar mandi".
Nadya hanya menundukkan kepalanya, wajahnya memerah menahan malu. Dia sudah terciduk oleh Ali atas kecemburuannya.
"Tapi gus Ali kenapa selama kita LDR selalu menjaga jarak kaleh kulo?".
Ali tidak menjawab dia berdiri kemudian mendekatkan wajahnya dengan wajah Nadya.
"Saya kangen dengan bidadari kecil saya" Ucap Ali kemudian ia mencium kening Nadya lama. Dan Nadya sedikit terkejut dengan perlakuan Ali.
"Kamu sudah bisa jalan belum? Atau mau saya gendong lagi kayak tadi?" Ucap Ali dengan menggoda istrinya berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Emang Nadya anak kecil digendong terus" Balas Nadya pura-pura kesal.
"Di gendong lagi kayak tadi sama gus Ali. Bisa-bisa pingsan digendongannya aku" Batinku.
Begitulah Nadya yang perubahan mood nya cepat berubah-rubah.
🌹🌹🌹🌹
Nadya POV
Setelah gus Ali menjelaskan semua kesalah fahaman diantara kita, aku percaya. Namun, yang masih menjadi beban pikiranku kenapa gus Ali selalu menghindari jika aku bertanya seperti tadi.
****
Kini aku dan gus Ali sudah di apartementnya lagi.
"Kok sepi?".
"Wardah sama Fahmi saya suruh pulang. Nanti kamu cemburunya nggak selesai selesai sama saya".
"Gus Ali kePDan!!".
Gus Ali hanya tertawa kecil mendengar perkataan ku.
Aku sangat senang ketika gus Ali membawaku di kamarnya, entah kenapa. Dan ia menyuruh ku untuk istirahat di kamarnya yang beraroma khasnya.
****
Malam pun tiba gus Ali telah menyiapkan makan malam untuk kita. Gus Ali tadi izin untuk beli makan malam diluar.
"Maafkan Nadya gus, seharusnya Nadya yang melayani gus Ali".
"Tidak apa-apa, suami yang melayani istrinya itu juga sunnah Rasulullah kok" Jawabnya dengan tersenyum tulus.
Aku tersipu mendengar perkataan gus Ali.
****
"Besok Ayah sama Bunda juga berangkat barengan sama Abah dan Ummah" Ucap Ali setelah menghabiskan makanannya.
"Berarti Ayah sama Bunda ke sini dulu?".
Gus Ali hanya mengangguk kepalanya sebagai respon.
"Cuma berempat saja?" Tanyaku.
"Saya tidak tahu".
"Ayah sama Bunda juga di sini sampai wisuda nya Nadya?".
"Iya".
Aku senang mendengarnya.
🌹🌹🌹🌹
Ali POV
"Gus Ali besok datang enggak ke wisuda nya Nadya?".
Saya tertawa kecil mendengar pertanyaannya.
"Tentu saja, kamu kan istri saya, masa tidak datang di hari kelulusan istrinya menjadi sarjana".
"Bahkan hari itu yang saya tunggu-tunggu" Batin saya.
Saya melihat wajah bidadari kecil saya memerah. Malu.
"Gus Ali.. Nadya mau..".
Perkataan Zahra terpotong dengan suara jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 10 malam. Saya tau dia ingin mengatakan apa. Untungnya suara jam dinding itu menyelamatkan saya.
"Sudah jam 10, mari tidur, besok saya ada latihan gladi kotor di kampus, kamu mau ikut saya?".
Wajahnya cemberut ketika saya mulai mengajaknya tidur. Namun kembali senang ketika mendengar saya mengajaknya besok ke kampus.
"Nadya mauuu" Jawabnya exited.
"Oke, berarti kamu harus tidur sekarang, besok saja jam setengah 8 sudah harus di kampus".
"Enggih gus".
Kemudian kami beranjak pergi dari ruang makan menuju kamar.
"Gus Ali mau kemana?" Tanya Zahra ketika saya akan beranjak pergi dari kamar saya meninggalkan dia agar tidur di kamar saya.
"Saya mau tidur".
"Tidur dateng pundi? Niki kan kamar e njenengan*".
*(Tidur dimana? Ini kan kamarnya kamu).
"Dikamar sebelah".
"Kenapa gus Ali mboten tilem dateng meriki? Risih amergi wonten kulo?".
*(Kenapa gus Ali tidak tidur disini? Risih karena ada aku?).
Saya kembali mendekati Zahra, saya tidak ingin membuatnya sakit hati.
"Jadi, saya tidak apa-apa tidur disini juga bersama kamu?" Tanya saya pelan sambil mengusap kepalanya yang sudah tidak tertutupi jilbab.
"Nopo o mboten pareng*?" Tanya dia dengan mengerutkan dahinya bingung.
*(Kenapa tidak boleh?).
"Oke, saya akan tidur disini bersama kamu" Ucap saya.
.
.
.
.
Jombang, 10-12-2019Ya Allah.. Makin semangat kalau banyak yang exited baca karya kuu😭❣
Total vote 600 gercep deh langsung update part selanjutnya 🔥
Comment doong, gimana kalian baca karya ku ini??!!😁❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Spend Every Second With You
Любовные романы[Completed] Ketika Allah sudah menakdirkan mereka agar saling mencintai & bersatu dalam ikatan yang halal, aku bisa apa? -Nadya Azzahra Busyaina- **** "Saya khitbah kamu langsung kepada orang tua mu" Jawab gus Ali. "Ini gus gesrek apa gimana ya?" B...