Hampir saja Ji Ra meneteskan air matanya, saat melihat ke arah lemari kamarnya, ia melihat hal janggal, yang membuatnya penasaran, seperti ada sesuatu dibalik buku-buku di lemarinya.
Tangannya meraih barang tersebut, dan ternyata yang ia temukan adalah kamera yang sedang dalam posisi menyala, merekam video. Wajah Ji Ra langsung memerah, rasanya amarahnya naik, daripada sedih, dia malah menjadi kesal.
Ini pasti kerjaan Jung Jaehyun, yang akhir-akhir ini sangat terobsesi menonton video couple prank di Youtube yang bertebaran, dia ingin memulai perang rupanya, namun Jaehyun salah jika memilih perang dengannya.
"Jung Jaehyun, kurang ajar. Awas ya." Ucap Ji Ra sambil meletakkan kembali kamera tersebut ke tempat asalnya, dan menelpon nomor Jaehyun.
Sekali, dua kali, sengaja Jaehyun tidak angkat, bagian dari rencananya untuk membuat gadisnya semakin kalut, seandainya Jaehyun tahu, bahwa gadisnya akan membalas kelakuan Jaehyun sekarang.
Di dering ketiga, Jaehyun mengangkat telponnya, sontak Ji Ra tersenyum licik, sedangkan Jaehyun tersenyum senang dan berusaha menetralkan ekspresinya agar bisa menahan tawa.
"Jae, aku udah baca surat dari kamu." Ucap Ji Ra dengan nada sedih yang disengaja, membuat Jaehyun tersenyum makin lebar.
"Makasih kamu udah mau jujur hal itu sama aku, sesungguhnya aku juga, Jae." Ucapan Ji Ra terpotong, membuat Jaehyun terdiam menunggu ucapan yang akan dikeluarkan Ji Ra.
"Aku juga merasakan hal yang sama, aku juga merasa bukan kamu yang aku inginkan selama ini." Muka Jaehyun saat mendengar kata-kata tersebut berubah pias, pucat, dan tidak bisa berfikir dengan normal. Apa tadi kata gadisnya?
"Aku lega aku udah mengungkapkan yang sejujurnya ke kamu, dan kamu pasti lega kan udah mengungkapkan yang sejujurnya ke aku? Terimakasih, Jae, atas dua tahun lebihnya, semoga kita selalu bahagia dengan jalan kita masing-masing ya." Ji Ra berusaha menahan tawanya dan tetap membuat nada suaranya sesedih mungkin.
"Aku tutup, Jae." Ji Ra langsung menutup telpon miliknya dan tertawa cekikikan, lucu sekali, dia bisa membayangkan wajah pias Jaehyun. Oh ayolah, Ji Ra tidak akan mudah tertipu dengan hal seperti ini, dia sangat yakin Jaehyun mencintainya hingga untuk melakukan hal seperti ini tidak mungkin.
Setelah telpon ditutup oleh Ji Ra, Jaehyun terdiam sebentar, berusaha berpikir apa yang harus ia lakukan, berulang kali menelpon nomor Ji Ra namun gadis itu selalu menolak panggilan darinya.
Diliputi rasa panik, Jaehyun bergegas ke kamar Ji Ra, untuk menjelaskan bahwa ini hanyalah prank semata. Namun ketika ia membuka kamar Ji Ra, yang ia temukan adalah gadisnya menangis tersedu-sedu, yang menyakitkan hatinya.
"Ji Ra," Panggil Jaehyun lirih, sedangkan Ji Ra semakin menangis membuat Jaehyun sesak hanya dengan mendengarnya.
"Aku cuma bercanda, its prank! Surat itu, undangan itu, semua bohongan. Aku cuma nge-prank kamu." Jaehyun meraih bahu Ji Ra agar wanita tersebut menatap matanya.
"It's not funny at all, Jae, kamu pikir perasaan aku itu mainan?" Ji Ra membalas tatapan Jaehyun, membuat Jaehyun semakin kalut.
"Aku berusaha jujur sama kamu, dan ternyata ini semua mainan? Kamu jahat banget, Jaehyun." Ucapan Ji Ra sangat menohok hati Jaehyun yang paling dalam, tak menyangka akan begini akhirnya.
"Kamu, yang tadi bercanda kan? Please bilang sama aku itu bercanda." Jaehyun sekarang sudah berlutut di hadapan Ji Ra sambil memegang kedua tangan Ji Ra, berharap semua yang Ji Ra katakan, tentang perasaannya yang tak menginginkan dirinya hanya bualan semata.
"Jae, aku udah sejujur itu kamu masih ngira aku bercanda?" Ji Ra menatap Jaehyun tak habis fikir, membuat Jaehyun semakin menyesal telah melakukan prank ini.
"Ji Ra, I'm sorry. I really don't mean it, aku nggak bermaksud, I regret it. Harusnya aku nggak bikin prank kaya gini." Jaehyun benar-benar mengatakan tersebut sambil menatap Ji Ra memohon.
"Please, bilang sama aku, ucapan kamu tadi candaan aja kan, maaf, maaf, maaf." Jaehyun memeluk tubuh Ji Ra dan mengecup kening Ji Ra berkali-kali, ia tak mau kehilangan Ji Ra hanya karena sebuah prank sialan.
Jaehyun melepaskan pelukannya, mengambil kamera yang ia sembunyikan tadi, dan memberikannya ke arah Ji Ra.
"Liat, sayang, ini kameranya nyala, aku cuma prank kamu aja. Aku nggak bohong." Wajah pias Jaehyun benar-benar hiburan tersendiri bagi Ji Ra, namun jangan salah, Ji Ra anak teater kampusnya, ia sangat ahli dalam berperan seperti ini.
"Ji Ra, jangan diem aja, ayo, tolong bilang sama aku, omongan kamu itu juga candaan aja kan? Sama kaya surat dan undangan ini." Jaehyun kembali menggenggam tangan Ji Ra, menatap Ji Ra memohon.
"Apa yang akan kamu lakukan untuk dapetin maaf dariku." Ujar Ji Ra yang sedaritadi diam.
"Aku bakalan jadi pacar yang baik buat kamu, aku nggak bakal ngulang hal ini lagi, I swear to God, I regret it, this is the first and last." Ucap Jaehyun membuat Ji Ra menggeleng.
"Aku nggak mau." Tukas Ji Ra membuat Jaehyun menatap Ji Ra berkaca-kaca, tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk mendapatkan maaf dari Ji Ra.
"Aku maunya kamu traktir aku makanan yang aku suka, sepuasnya, sesuka hati aku. Deal?" Ujar Ji Ra sambil tersenyum, sedetik kemudian tertawa lepas dan memeluk Jaehyun yang masih bingung dengan apa yang terjadi.
"Aku bercanda, Jae, wajah kamu lucu banget, aku hampir aja ketawa tadi." Ji Ra mencubit pipi Jaehyun gemas, membuat Jaehyun sadar bahwa gadisnya ini sedaritadi hanya mengerjainya.
"Kamu nakal banget, aku kira beneran, aku udah panik banget, baru pertama kali coba bikin prank kok kaya gini, nyesel aku sampe mau nangis taunya kena prank balik." Ucap Jaehyun sambil menghapus air mata setitik di ujung matanya.
"Aduh, jangan ngambek dong, utututu, makanya jangan pernah ngerjain aku. Aku tuh udah liat kameranya nyala, yaudah sekalian aja aku kerjain balik." Ji Ra menguyel pipi Jaehyun gemas, membuat pemilik pipi tersebut menggembungkan pipinya.
"Au ah kesel, aku nggak terima." Rajuk Jaehyun tapi sedetik kemudian tersenyum lega, setidaknya ucapan gadisnya ini hanya bercanda, karena jika itu serius, dunia Jaehyun akan runtuh saat itu juga.
"Mana janji kamu, tepatin dong!" Seru Ji Ra membuat Jaehyun malah memeluk Ji Ra lagi, menumpahkan rasa leganya.
"Ayo, kita ke mall." Katanya ayo, tapi Jaehyun tetep enggak ngelepasin pelukannya, malah makin erat.
"Aku nggak akan masukin ini ke Youtube, malu parah." Lanjut Jaehyun lagi.
"Ih, bodo amat aku masukin, orang akun Youtube kamu ada di laptop aku. Lagian ini lucu banget, Jae. Kamu harus tonton videonya dan liat ekspresi kamu." Kan Ji Ra jadi ketawa lagi, melihat wajah Jaehyun yang ketar-ketir.
"Aku sayang kamu." Potong Jaehyun menatap wajah Ji Ra dan langsung menyambar bibir Ji Ra tanpa aba-aba membuat gadis tersebut sontak terkejut namun ikut memejamkan mata sesuai irama ciuman Jaehyun ini.
"Aku bener-bener takut tadi, jangan bilang kaya gitu lagi, karena kalau kamu bilang gitu lagi, dunia aku benar-benar runtuh saat itu juga." Ucap Jaehyun yang kembali menyambar bibir Ji Ra dan menikmati ciuman lembut tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
(1) Bucin - Jaehyun
Historia CortaImagine that being Jaehyun's bae 24/7 "Jae, udah malem ngapain kamu kesini?" "Capek, aku mau ngecharge energi aku dengan ketemu kamu hehe." #BucinSeries Let's see how Jaehyun become a bucin 24/7