******
"By, gilaaaa, ini gila banget!" Seru Jaehyun ketika memasuki rumahnya dan mendekat ke arah Ji Ra yang tengah asik menonton acara tv di hadapannya.
"Kamu kenapa sih? Baru pulang udah teriak – teriak begitu?" Protes Ji Ra yang terganggu dengan suara Jaehyun yang menggelegar, memanggil namanya dengan heboh.
"Ih! Dengerin aku dulu. Kamu tau kan temen aku si Doyoung?" Ji Ra hanya mengangguk pelan, masih tak mengerti dengan apa yang mau Jaehyun sampaikan.
"Minggu depan dia mau nikah. Gila tuh orang." Seru Jaehyun membuat Ji Ra mengerutkan keningnya kebingungan, lantas apa yang salah dari hal tersebut? Bagus dong, teman – teman Doyoung satu persatu akan tobat dan berani mengambil komitmen yaitu sebuah pernikahan?
"trus kenapa, Jae? Bagus dong dia mau nikah?"
"Hush! Kamu nggak boleh ngomong gitu, Jae. Mungkin Doyoung udah ngerasa cocok sama calonnya, terus ya mau ngapain lagi? Pacaran doang? Umur juga udah cukup matang untuk menikah ngapain lagi buang – buang waktu buat pacaran? Mending langsung nikah lah." Omelan Ji Ra membuat Jaehyun menggarukan kepalanya. Duh, istrinya yang satu ini tak mengerti dengan maksudnya.
"Ya tapi ngagetin banget. Pas ketemu kemarin tiba – tiba nyebar undangan, mana si Ten ketawa – ketawa doang. Dia udah tahu duluan sih. Wajar Ten tahu, orang si Doyoung nikah sama adiknya Ten."
"Serius?"
"Iya, ceweknya kan adiknya si Ten. Beberapa bulan lalu aku ketemu sama cewenya terus sama Ten juga pas si Doyoung mabok. Kirain nggak bakalan jadi, ternyata jadi juga tuh orang berdua."
"Adiknya Ten itu yang pernah kamu bilang cantik kan? Pas waktu kalian masih SMA dulu." Ucap Ji Ra sinis membuat Jaehyun menelan ludahnya kasar, kok bisa Ji Ra tau soal itu?
"Heh, kamu tau darimana?"
"Taulah, orang bang Henry pernah cerita ke aku. Dulu pas kalian SMA, adiknya Ten jadi rebutan kalian, soalnya cantik banget, padahal adiknya dulu masih SMP kelas satu. Trus kamu juga suka kan, sampe Ten bilang dia mau adiknya jadian sama kamu aja. Soalnya kamu paling waras diantara mereka semua." Jelas Ji Ra dengan nada mengejek, membuat wajah Jaehyun pias. Alamat perang dunia ketiga ini mah.
"Jangan bilang kamu cemburu, akhirnya yang bisa dapetin adiknya si Ten itu bukan kamu tapi malah Doyoung?" Ucap Ji Ra lagi dengan tatapan mengintimidasinya, membuat Jaehyun menggelengkan kepalanya cepat.
"Yaampun, nggak by, aku aja udah lupa soal adiknya Ten. Pas kemarin ketemu juga biasa aja, namanya juga suka – sukaan gitu doang, nggak lebih." Bela Jaehyun membuat Ji Ra membuang mukanya. Malas menatap Jaehyun.
"Yaampun by, duh salah cerita nih gue." Lirih Jaehyun menarik pelan tubuh istrinya agar berhadapan dengan dirinya.
"By, loh kok nangis?" Ucap Jaehyun dengan wajah paniknya sambil menghapus air mata yang jatuh di pipi Ji Ra. Namun tangannya dengan cepat ditepis oleh Ji Ra.
"Jahat banget kamu, aku lagi hamil anak ketiga dari kamu, kamu masih mikirin cewe lain." Ucap Ji Ra yang menangis sambil memegang perutnya yang mulai membesar. membuat Jaehyun tentu saja kalang kabut.
"By, nggak gitu. Aku cuma kaget, nggak lebih. Aku bahkan nggak punya perasaan apa – apa sama dia. Aku cuma cinta sama kamu. Kalau aku nggak cinta sama kamu, nggak mungkin anak kita otw tiga biji." Jelas Jaehyun sambil berusaha menarik Ji Ra ke dalam dekapannya.
Hormon ibu hamil dan tingkat kesensitifan Ji Ra yang semakin naik sejak Ji Ra hamil anak ketiga ini jujur saja membuat Jaehyun kalang kabut. Sudah lama tak pernah menghadapi Ji Ra yang mudah tersinggung seperti ini, sekarang ia harus menghadapinya kembali.
"Udah ya, jangan nangis, cup cup cup. Kasian tuh Ona sama Lio kebingungan, kenapa ibunya nangis." Ucap Jaehyun membuat Ji Ra menghapus air matanya dan menatap kehadiran Fiona dan Fillio yang sudah sedaritadi memperhatikan ibunya menangis.
"Bunda kenapa? Kok nangis?" Ucap Lio dengan wajah khawatirnya membuat Ji Ra tersenyum pelan dan mengusap kepala anak laki – lakinya dengan lembut.
"Daddy jahat! Pasti daddy yang buat bunda nangis kan!" Seru Lio membuat Jaehyun melotot kaget.
"Salah paham nak, bunda salah paham." Jelas Jaehyun membuat Lio menggelengkan kepalanya tak percaya.
"Ayo bun, kita ke kamar aja, tinggalin daddy disini sendirian. Daddy jahat udah bikin bunda nangis." Ucap Lio menarik tangan Ji Ra yang membuat Jaehyun mengikuti langkah kaki mereka.
"Stop! Daddy nggak boleh ikut! Daddy baru boleh ketemu bunda, kalau bunda udah baikan. Kasian adek Lio di dalam perut bunda kalau bunda nangis." Lio menahan tubuh Jaehyun dengan tangan kecilnya, agar tak mendekat ke arah Ji Ra.
Jaehyun hanya bisa menatap miris kepergian Lio dan istrinya yang masuk ke dalam kamar.
"Ona...." Ucap Jaehyun menatap wajah Fiona dengan tatapan memelas. Hanya Fiona sekarang harapan Jaehyun satu – satunya.
"Ona nggak ikut – ikutan. Ona mau sama bunda aja." Ucap Fiona lalu berlari ke arah kamar tempat Ji Ra dan Lio berada.
"Duh, nasib nasib." Ringis Jaehyun menatap ruang keluarga rumahnya yang kosong. Nasib menghadapi ibu hamil, terpaksa Jaehyun tidur sendirian malam ini.
******
Buat kalian yang mau baca kisah Doyoung dan anak magang di kantornya yang merupakan adik kandungnya Ten, bisa baca cerita ini ya!
Oh iya, cerita Jaehyun ini akan ada beberapa extra part! Jadi ditunggu aja ya, mungkin akan slow update karena aku mengutamakan cerita versi Doyoung.
Untuk next version of Bucin Story, bisa kalian vote di komentar part ending cerita ini ya. yang paling banyak di request akan aku jadiin cast di Bucin Story selanjutnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
(1) Bucin - Jaehyun
Короткий рассказImagine that being Jaehyun's bae 24/7 "Jae, udah malem ngapain kamu kesini?" "Capek, aku mau ngecharge energi aku dengan ketemu kamu hehe." #BucinSeries Let's see how Jaehyun become a bucin 24/7