(1) Bucin - Jaehyun

Misunderstood

"Ra, ayo kita menikah." Ucap Jaehyun di sela-sela pelukannya, membuat Ji Ra terkejut karena permintaan Jaehyun.

"Jae, ini bukan saatnya kamu ngomong kaya gitu." Desah Ji Ra, bisa-bisanya Jaehyun mengajaknya nikah dengan mudahnya.

"Daripada kita salah paham terus, mendingan aku langsung ngajak kamu nikah kaya gini aja." Ji Ra melepas pelukannya dan menatap Jaehyun tak percaya.

"Aku serius, Ra. Gapapa rencana aku ngelamar kamu gagal, yang penting kamu nggak salah paham dan nangis kaya gini. Aku nggak suka." Lanjut Jaehyun sambil menyeka air mata Ji Ra pelan, dia benar-benar tak suka gadisnya menangis seperti ini.

"Maksud kamu, apa?" Tanya Ji Ra tak mengerti, dia tak mengerti maksud ucapan Jaehyun.

"Dengerin aku baik-baik, jangan di potong sedikitpun." Ji Ra mengangguk, tanda setuju.

"Kamu salah paham, aku sama Chaeyeon nggak seperti yang kamu fikirin, aku di café itu bertiga, sama orang EO yang akan bantuin aku nyiapin acara lamaran kamu, cuma dia udah pulang duluan, tersisa aku sama Chaeyeon berdua." Jelas Jaehyun membuat Ji Ra jelas terkejut mendengar penjelasan dari Jaehyun.

"Orang EO itu sahabatnya Chaeyeon, Chaeyeon ngenalin aku sama temennya, lagian Chaeyeon udah punya pacar, Ra. Kamu nggak usah mikir aneh-aneh." Lanjut Jaehyun lagi, membuat Ji Ra semakin malu, hanya salah paham ternyata.

"Ra, tiga tahun lalu, waktu aku bilang mau nikahin kamu kalau kamu udah lulus, aku serius ngomongnya. Aku nggak pernah main-main, sama sekali, apalagi tentang kamu. Why don't you believe me?" Ucap Jaehyun nanar, wanitanya ini benar-benar menguras energi Jaehyun, namun entah kenapa Jaehyun tak pernah lelah.

"Jaehyun, maaf." Lirih Ji Ra, dia benar-benar menyesal sekarang sudah menuduh Jaehyun yang tidak-tidak.

"Ra, udah paham kan sekarang? Mulai sekarang kalau ada hal yang mengganggu kamu, tolong cerita sama aku, jadi aku tau dan nggak menebak-nebak kamu kenapa, jangan tiba-tiba marah dan minta putus. Aku nggak mau." Ucap Jaehyun lagi, perlahan menarik Ji Ra ke pelukannya, membuat Ji Ra memeluk Jaehyun erat-erat.

"Ra, ayo menikah. Aku mau kamu yang masakin aku nasi goreng telur setiap hari, aku mau kamu yang nepuk-nepuk kepala aku sebelum tidur, aku mau kamu yang aku liat pertama kali waktu aku bangun tidur, I need you in my life. So, Han Ji Ra, be my wife, then?"

"Mau, Jae, mau. Emang aku gila apa nolak seorang Jung Jaehyun?" Ucap Ji Ra dengan mata berair, terharu dengan ajakan Jaehyun untuk menikah.

Jawaban Ji Ra jelas membuat Jaehyun tertawa, sesekali mengecup kening Ji Ra, berterimakasih karena lamarannya tidak ditolak oleh Ji Ra, padahal Jaehyun sempat takut jika Ji Ra belum mau menikah dalam waktu dekat ini.

"Maaf ya, Jae. Gara-gara aku, acara yang udah kamu susun malah gagal." Ringis Ji Ra merasa bersalah, untuk membuat acara itu kan membutuhkan dana yang mahal.

"It's okay, by. Nanti aku alihkan aja ke lamaran resmi kita sama orang tua kita, jadi nggak kebuang sia-sia juga, kan? Lagian aku belum ngelamar kamu in a proper way, karena kamu udah nangis-nangis salah paham." Ejek Jaehyun membuat Ji Ra memalingkan wajahnya, malu dengan kesalahpahaman yang ada.

"Jangan ejek aku dong!" Rengek Ji Ra membuat Jaehyun mencium pipinya gemas, tak tahan dengan kelakuan calon isterinya yang semakin hari semakin menggemaskan.

"Jangan diulangin lagi, ya, Ra? Aku benar-benar nggak bisa liat kamu nangis kaya tadi, aku nggak suka." Ucap Jaehyun menatap Ji Ra serius, membuat Ji Ra menganggukkan kepalanya.

"Maaf juga, aku selama ini sering salah paham sama kamu. Ya gimana, kamu ganteng sih! Kan aku jadi was-was. Kalau aku ninggalin aku, kamu bisa dapetin yang lebih baik dari aku, tapi kalau kamu ninggalin aku, nggak ada yang lebih baik dari kamu." Jelas Ji Ra, membuat Jaehyun hanya tersenyum.

"Meskipun ada yang jauh lebih baik dari kamu, yang aku mau itu kamu, nggak ada yang lain."

"Udah ya, jangan berantem-berantem lagi, kita baikan pokoknya." Ucap Jaehyun lagi membuat Jira tertawa, beruntung memiliki Jaehyun yang sangat sabar dengan sikapnya.

"Lucky to have you."

"Me too."