Birth

1K 103 4
                                    

Sesuai request kalian, aku persembahkan part ini untuk kalian💕





"Gimana keadaan Ji Ra, bang?" Tanya Jaehyun dengan nafas yang masih tersengal – sengal. Bagaimana tidak, ia berlari dari lobby rumah sakit menuju ruangan operasi yang lumayan jauh jaraknya.

"Ji Ra masih di dalam, harus di operasi segera, biar kandungannya terselamatkan." Jelas Henry membuat Jaehyun menarik nafasnya panjang dan menghembuskannya. Ia tak boleh panik, ia harus mengontrol emosinya.

"Kenapa bisa?" Lirih Jaehyun menatap kosong ruangan operasi yang berada di hadapannya. Bukan ini yang Jaehyun inginkan. Ia ingin Ji Ra bisa melahirkan dengan kondisi yang nyaman dan aman, bukan seperti sekarang.

"Jae, doain aja, semoga operasinya lancar dan istri beserta anak – anak lo nggak kenapa – kenapa. Dokter pasti melakukan yang terbaik untuk mereka." Ucap Henry, tak tega melihat Jaehyun menatap ruang operasi dengan tatapan nanar. Henry juga sama khawatirnya dengan Jaehyun. Adiknya di dalam sana berjuang, bertaruh hidup dan mati untuk keponakannya.

"Bang, pantesan, perasaan gue selalu nggak enak akhir – akhir ini. Apalagi Ji Ra nggak mau gue deketin seminggu terakhir ini."

"Jae, jangan biarin pikiran negatif masuk ke otak lo. Sekarang kita cuma bisa berdoa dan berserah kepada yang di atas, bagaimana jalan yang terbaiknya. Adik gue itu cewek yang kuat, gue yakin Ji Ra bisa ngelewatin ini semua."

Kalimat menenangkan dari Henry pun tak bisa membuat Jaehyun tenang. Ia hanya dapat menunduk, pikirannya berkecamuk, banyak kemungkinan – kemungkinan terburuk yang masuk ke dalam pikirannya.

Seharusnya Jaehyun menemani Ji Ra di dalam sana, menenangkannya, mengusap pelan rambut halus milik istrinya, menggenggam erat tangan istrinya, berbisik lirih di telinganya, menyemangati Ji Ra dalam proses persalinan. Impian Ji Ra pada saat ia mengandung, impian untuk melahirkan kedua anaknya secara normal. Namun sekarang impian Ji Ra tak terkabulkan. Ji Ra harus melahirkan secara caesar.

"Maaf, Ra. Aku nggak bisa wujudin impian kamu. Padahal kamu udah wujudin impian aku. Aku, egois ya? Seharusnya kemarin aku kekeh buat terus ada disamping kamu, meskipun kamu bakalan usir aku terus. Harusnya aku nggak pergi kerja hari ini, biar aku ada di samping kamu, jaga kamu dan anak – anak kita." Gumam Jaehyun dengan air mata yang terus mengalir di pipinya. Jaehyun merasa sangat bersalah. Jikalau saja ia tetap berada di sisi Ji Ra, hal seperti ini pasti tidak akan terjadi.

"Gimana, dok?" Ujar Henry ketika dokter keluar dari ruangan sambil tersenyum.

"Puji Tuhan, ibunya dan kedua bayinya masih terselamatkan. Operasi berjalan dengan sangat lancar. Sementara ketiganya sedang di bersihkan terlebih dahulu, nanti akan di antar ke kamar inap." Ucapan dokter tersebut membuat Jaehyun menoleh.

"Serius, dok? Istri saya nggak kenapa – kenapa kan? Anak saya juga selamat kan, dok?"

"Bapak suaminya ya? Iya istri dan anak – anak bapak selamat. Untung saja tidak terlambat membawa ke rumah sakit, karena sedikit saja terlambat, akan fatal akibatnya." Jelas dokter tersebut, membuat Jaehyun dapat menghela nafas leganya. Sangat lega, bahkan membuat pipi Jaehyun memerah sangking senangnya.

"John, gue jadi bapak, john! Gila! Gue seneng banget!" Seru Jaehyun yang langsung memeluk Johnny yang berada di sebelahnya dengan erat.

"Tadi aja nangis – nangis menye lo, sekarang balik lagi jadi bucin alay." Dengus Johnnya sebal, namun tetap membalas pelukan sahabatnya ini.

"Gue udah bilang, lo bakalan tau rasanya jadi gue kalau lo udah nikah nanti." Ucapan Jaehyun membuat Johnny bergidik ngeri. Nggak kebayang kalau dia harus jadi sealay Jaehyun.

"Jadi takut nikah gue, nggak dulu deh, nggak siap mental gue buat jadi bucin alay kaya lo."

"Bodo amat, yang penting anak gue selamat, istri gue selamat." Jaehyun tak memperdulikan cibiran Johnny, baginya hari ini adalah hari yang paling membahagiakan bagi dirinya.

"Thankyou, bang. Kalau nggak ada lo, gue nggak tau hidup gue bakalan gimana ke depannya." Ucap Jaehyun sambil memeluk Henry, sangat berterima kasih kepada abang Ji Ra yang sudah membawa Ji Ra dengan cepat ke rumah sakit.

"Santai aja, Jae. Ji Ra juga adik gue, gue pun sama kaya lo, punya kewajiban untuk menjaga dan menolong dia." Balas Henry menepuk pundak Jaehyun, ia bisa melihat begitu berserinya wajah Jaehyun sekarang. Suami adiknya ini benar – benar mencintai adiknya dengan tulus, dan Henry bisa melihatnya.

"Ayo, Jae, kita tunggu di ruangan Ji Ra aja, sekalian kalau lo mau liat anak lo di ruangan bayi." Ajak Henry membuat Jaehyun mengangguk setuju dan mengikuti Henry dari belakang bersama Johnny. 

(1) Bucin - JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang