Mad

2.5K 184 0
                                    

Jaehyun berjalan mengelilingi apartement Ji Ra selagi menunggu Ji Ra memasak nasi goreng telur kesukaaannya. Sudah lama sekali Jaehyun tak datang kesini, karena Ji Ra lebih sering pulang ke rumahnya daripada menetap di apartement yang dibelikan oleh orang tua Ji Ra waktu ulang tahunnya di umur ke 20 tahun.

Mata Jaehyun terhenti pada sepasang seragam ala wisudawan, juga beberapa bunga dan kado disebelahnya yang tergeletak di nakas meja. Mendekati meja tersebut, Jaehyun juga melihat beberapa foto polaroid Ji Ra dengan teman-temannya juga dengan orang tuanya dimana Ji Ra memakai baju wisuda sama seperti teman-temannya.

Marah? Tentu saja. Kenapa Jaehyun tidak tau bahwa Ji Ra sudah menyelesaikan skripsi, sidang, bahkan sudah wisuda. Jaehyun sama sekali tidak tahu, dan Jaehyun marah. Kenapa Ji Ra tidak memberi tahu kepadanya.

"Jae, nasi goreng telur spesialnya udah jadi nih. Ayo sini, by." Teriak Ji Ra yang menata piring dan gelas di meja makan kecil miliknya.

Jae melangkahkan kakinya menuju meja makan dengan wajah yang pasti sudah tidak enak di pandang. Menatap Ji Ra yang sibuk menata meja makan tanpa mengalihkan pandangannya.

"Jae, kamu mau sebanyak apa?" Tanya Ji Ra sambil memberikan piring yang sudah berisi nasi goreng ke Jaehyun. Jaehyun hanya diam saja tak menjawab membuat Ji Ra menatap ke arah Jaehyun bingung.

"Kenapa, Jae? Ini kan kamu yang minta?" Tanya Ji Ra lagi, bingung dengan situasi yang tiba-tiba mencekam karena Jaehyun menatapnya tajam.

"Kamu, kenapa nggak bilang kalau udah wisuda? Jangankan wisuda, kamu udah selesai skripsi dan sidang aja aku nggak tahu." Jaehyun menatap Ji Ra tajam, seakan tahu, Ji Ra duduk di kursi berhadapan dengan Jaehyun dan menghela nafasnya.

"Satu minggu lalu, aku minta jemput kamu, aku mau ngabarin kalau aku lulus sidang dan bakalan wisuda minggu depannya, kamu malah matiin teleponnya dan bilang kalau kamu sibuk."

"Kenapa aku ngga bilang kamu kalau aku mau sidang? Kamu tau kan aku nggak sepintar kamu yang yakin bakalan langsung lulus sidang, jadi aku mau kasih tau kamu kalau aku lulus aja, dan ternyata kemarin aku lulus, aku aja kaget sendiri."

"Aku nungguin kamu ngabarin aku, seenggaknya untuk minta maaf dan menjelaskan, tapi nyatanya seminggu berlalu kamu tetep nggak ngehubungin aku, aku fikir ya udah jelas semuanya, aku minta putus lewat chat, karena aku sibuk ngurusin wisuda aku, aku nggak ngabarin kamu kalau aku mau wisuda karena aku fikir ya untuk apalagi, Jae? Kamu juga nggak ngebaca pesan yang aku kirim."

Ji Ra menghela nafasnya lagi, muka Jaehyun sekarang sudah mulai melunak, malah kembali penuh dengan rasa bersalah. Ji Ra memegang tangan Jaehyun dan mengusapnya pelan.

"Jae, aku tahu kamu kesusahan membagi waktu kamu, untuk kerja dan juga nganter jemput kamu ke kampus, aku ngerasa kok aku manja banget jadi cewek, nyetir kendaraan sendiri gabisa, kamu juga nggak ngizinin aku naik angkutan umum makanya kamu mau susah-susah anter-jemput aku kuliah."

"Aku nggak mau kamu keteteran karena harus ngurusin aku, Jae. Jadi aku mau cepet lulus kuliah, biar kamu nggak perlu anter-jemput aku, dan bisa fokus dengan kerjaan kamu." Ucapan Ji Ra membuat Jaehyun memegang tangan Ji Ra erat.

Jaehyun sama sekali tidak berfikir bahwa Ji Ra akan berfikir seperti itu tentang dirinya. Jaehyun sama sekali tidak berfikir bahwa Ji Ra membuatnya repot. Justru Jaehyun dengan senang hati mengantar dan menjemput Ji Ra ke kampus.

"Maaf, by. Tapi kamu nggak nyusahin aku, aku nggak merasa disusahin, aku senang, aku yang ingin anter-jemput kamu, by. Jadi kamu nggak perlu berfikiran kaya gitu."

"Maaf ya, aku masih kekanak-kanakan banget kemarin. Aku kesel sama orang tapi ngelampiasin semua kemarahan aku ke kamu, yang udah bersusah payah ngertiin aku."

"Aku egois banget." Ucapan Jaehyun terakhir membuat Ji Ra menggelengkan kepalanya.

"Udah lewat juga, Jae. Gausah dibahas lagi, yang jelas kamu kan udah tahu. Jadi jangan marah lagi."

"Ayo, makan. Kasian nasi gorengnya dingin lama-lama kalo nggak dimakan." Ucapan Ji Ra membuat Jaehyun tersenyum mengangguk dan mulai memakan masakan kesukaannya.

(1) Bucin - JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang