Sick

3K 181 1
                                    

"Ji Ra, kamu nggak ke kampus. Udah jam delapan nih." Teriak Henry dari luar kamar sedangkan yang empunya kamar tidak menunjukkan tanda-tanda sudah bangun.

"Ji Ra, kemarin katanya suruh bangunin. Gimana sih nih anak." Henry menggerutu seraya membuka kamar milik Ji Ra yang setelahnya menampakkan Ji Ra meringkuk dengan berselimut tebal.

Merasa aneh, Henry pun menghampiri Ji Ra, Ji Ra terlihat menggigil membuat Henry menempelkan telapak tangannya ke kening Ji Ra yang ternyata sangat panas.

"Dek, kamu sakit?" Henry panik seketika setelah memegang kening Ji Ra yang panas.

"Bang, aku nggak ke kampus, aku ngga enak badan." Lirih Ji Ra lemah, sebenarnya dari semalam Ji Ra sudah merasa tidak enak badan, cuma karena ia memaksakan diri dengan tetap menonton drama hingga pagi membuat badannya semakin tidak enak, seperti sekarang.

"Dek, ke rumah sakit aja yuk. Panas banget badan kamu."

"Nggak mau abang, abang kan tau Ji Ra nggak suka bau rumah sakit."

"Yaudah, abang ambil kompresan bentar. Kamu tunggu disini."

*****

Setelah kesibukan Henry yang bolak-balik mengompres Ji Ra, membeli obat dan bubur, serta menyuapi Ji Ra dan memberi Ji Ra obat, barulah Henry pergi lima belas menit yang lalu ke kantornya untuk bekerja. Untungnya bossnya baik, memberikan keringanan Henry untuk datang siang karena harus mengurus Ji Ra.

Sekarang sudah pukul enam sore. Ji Ra merasa sudah lumayan dari sebelumnya. Mungkin karena sudah tidur banyak, walau masih pusing dan lemas.

Handphone Ji Ra berbunyi, berisi Jaehyun, kekasihnya, yang sedang meneleponnya sedari tadi.

"Hallo–"

"Ji Ra! Kamu kemana aja? Aku dari tadi pagi hubungin kamu kok nggak kamu angkat? Henry juga nggak bisa dihubungin. Aku cari kamu ke kampus, kamu nggak ada. Kata temen kamu, kamu nggak masuk kelas." Sergah Jaehyun memotong ucapan Ji Ra, khawatir, karena Ji Ra tidak bisa dihubungin dari pagi.

"Iya, Jae. Aku nggak enak badan." Ujar Ji Ra lemas, membuat Jaehyun semakin khawatir di sebrang sana.

"Ji Ra? Kamu sakit? Aku ke rumah ya." Jaehyun pun menutup teleponnya dan bergegas ke rumah Ji Ra.

Satu jam kemudian, mobil Jaehyun sudah berhenti di depan rumah Ji Ra. Jaehyun pun masuk ke rumah Ji Ra dengan beberapa kantung makanan yang ia beli sebelum ke rumah Ji Ra.

"By, kamu kok sakit nggak bilang?" Jaehyun langsung memegang kening Ji Ra dan mengusap kepala Ji Ra pelan.

"Aku daritadi pagi tidur, Jae, kepala aku pusing banget, badan aku lemes, nggak bisa bangkit. Sekarang udah mendingan." Jawab Ji Ra merentangkan tangannya agar dipeluk Jaehyun.

"Kamu kok bisa sakit? Kamu begadang ya?"

"Hm, nyelesain drama yang aku tonton, hehe." Kekeh Ji Ra sambil tersenyum, agar Jaehyun tidak marah.

"Jangan ketawa ketawa kamu. Kan, aku bilang jangan begadang by, kamu harus bagi waktu dong. Kasian tubuh kamu tuh nggak dikasih istirahat." Tegur Jaehyun, kebiasaan Ji Ra adalah begadang, menyelesaikan drakor kesukaannya hingga lupa waktu.

"Maaf, Jae." Lirih Ji Ra pelan, Jaehyun sangat menakutkan ketika ia marah seperti sekarang. Lihat, bahkan Jaehyun sekarang sudah diam, namun mukanya sangat datar, meski Jaehyun tidak melepaskan pelukannya dan sesekali Jaehyun mengelus rambutnya.

"Jae, maaf dong."

"Jae, aku lagi sakit gini masa kamu marah?" Lirih Ji Ra membuat Jaehyun mau tak mau menghela nafasnya, dia juga tidak bisa marah, apalagi di kondisi Ji Ra seperti ini.

"Aku nggak marah, by. Aku khawatir banget. Aku nggak suka ngeliat kamu sakit kaya gini, lemes kaya gini. Kalau bisa, rasa sakit itu pindah aja ke aku, jangan ke kamu." Gumam Jaehyun dan mengecup kepala Ji Ra beberapa kali.

"Iya, maaf ya Jae, aku ngerepotin kamu mulu."

"Itu tugas aku, by. Menjaga kamu biar kamu nggak sakit. Bukan kamu ngerepotin aku."

"Lagian, kamu memang harus ngerepotin aku. Jangan ngerepotin cowok lain, selain ayah kamu, abang kamu, dan aku." Lanjut Jaehyun lagi, membuat Ji Ra tersenyum dalam pelukan Jaehyun dan semaki mengeratkan pelukannya.

"Kadang, aku ngerasa mimpi banget, orang kayak kamu kok jatuh cinta sama cewek kayak aku. Mau bilang kamu bego banget, tapi kamu ganteng. Hehehe." Tawa Ji Ra pelan.

"Kamu emang udah sepantasnya dicintai Ji Ra, I'm so lucky to have you. Sounds so cheesy, tapi emang bener begitu kenyataannya."

"Yuk makan. Aku bawain bubur kesukaan kamu." Ucap Jaehyun sambil menggendong Ji Ra untuk turun ke bawah.

(1) Bucin - JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang