Love Two Different Lives 6

895 126 0
                                    

Lino sekarang sedang melajukan motornya dengan kecepatan yang cukup tinggi namun tak setinggi biasanya.

Dia sudah dandan dengan sangat rapih dan wangi karena malam ini dia akan diner bersama dengan yeri, dan ini adalah dinner pertamanya dengan yeri.

Sebelumnya lino tidak pernah berpacaran, meskipun begitu tapi dia memiliki banyak sekali gebetan, tapi hanya sebatas gebetan tidak ada yang dijadikan pacar.

Lino sekarang sudah berada dirumah yeri, dia menunggu yeri dibalik gerbang atau diluar gerbang lebih tepatnya, dan setelah dia member hentikan motornya didepan gerbang langsung ada satpam yang menghampirinya.

"lino yah?" tanya satpam itu yang dibalas dengan anggukan oleh lino, dan setelah itu lino disuruh untuk menunggu sebentar.

Tapi sebentarnya itu adalah satu jam, setelah satu jam lino menunggu yang keluar adalah kepala sekolahnya lino, namun dibelakang kepala sekolahnya ada yeri yang sudah bersiap-siap.

"mau apa kamu?" tanya kepala sekolanya dengan wajah sangarnya yang membuat lino ketakutan.

"sa-saya mau aj-jak yeri ma-makan malem om eh pak maksudnya" ucap lino yang merasa gugup.

"anak berandal kaya kamu gak pantes sama anak saya" ucap kepala sekolah yang pastinya tau gimana kelakuan lino selama disekolah, ya orang tua lino memang sering menyogok pakai uang agar lino masih tetap bisa sekolah disana.

Lino hanya terdiam mendengar perkataan kepala sekolah atau ayahnya yeri tetapi setelah itu ayahnya yeri mengijinkan lino dan geri pergi dinner.

"jangan pulang terlalu malam" ucap kepala sekolah dan setelah itu kepala sekolah langsung masuk kedalam rumahnya kembali meninggalkan lino dan yeri.

Lalu setelah itu tanpa meminta maaf kembali pada lino, yeri langsung mengajak lino pergi dan setelah itu mereka benar-benar pergi dinner, lino melajukan motornya dengan kecepatan yang sedang lebih pelan dari yang tadi.

Sekarang mereka sampai di caffe tempat biasa lino makan dan kumpul bareng teman-temannya, alias caffenya ailee, lino sengaja makan di caffe itu karena dia sudah tau kualitas caffe itu sangat bagus.

Lino dan yeri masuk kedalam caffenya, namun wajah yeri terlihat tidak bahagia semenjak datang ke caffe ini yeri cemberut dan tak tersenyum sedikitpun.

Setelah itu mereka duduk dan memesan makanan "kamu mau yang mana?" tanya lino.

"terserah deh"

Karena jawaban yeri terserah jadi lino menyamakan pesanan dia sama yeri, lino berniat ingin bertanya kepada yeri kenapa dia cemburut terus sedari tadi namun rasanya lino tidak berani bertanya.

Dan setelah tak cukup lama makananpun datang, dan yang mengantarkannya adalah ailee.

"silahkan" ucap ailee dengan penuh senyuman. Lino menatap ailee dan ailee menatap lino sangar ketika mengetahui bahwa yang memesan makanan itu adalah lino atau yang dianggap ailee minho.

Setelah itu ailee kembali kedapur untuk mengambilakn minuman mereka berdua.

"cewek itu pacarnya minho? Gue kerjain ah" batin ailee dan setelah itu ailee keluar dari dapurnya dan mengantarkan minumannya pada minho atau lino dan yeri yang ailee anggap pacarnya minho.

Ailee menaruh air minumnya didepan minho dan didepan yeri, tapi ketika ailee mau menaruh air itu kedepan yeri, ailee sengaja menumpahkan air tersebut kebaju yeri, lagi pula ailee tidak menyukai wanita itu, sedari tadi dia terlihat sangat merendahkan caffenya.

Yeri langsung berdiri dan menjerit karena bajunya kebasahan lalu lino yang melihat itu langsung ikut berdiri dan dengan gerakan reflek karena yeri merasa marah pada ailee, yeri mengambil air lino dan melempar air yang ada digelas lino dengan kasar pada wajah ailee, sehingga wajah aileepun basah.

Lino hanya diam melamun melihat kejadian itu, tadinya dia ingin marah pada ailee tetapi saat dia tau yeri juga menyiram wajah ailee mulut lino menjadi kaku.

"ati-ati dong, liat nih baju saya jadi basah" sentak yeri "siapa pemilik caffe ini? Saya mau orang ini dipecat" tanya yeri.

Semua orang pelayan dan pelanggan yang ada disana hanya diam, pelayan di sana hanya diam karena mengetahui bahwa ailee adalah pemilik caffe ini

"saya pemiliknya" ucap ailee yang langsung membuat yeri mengerutkan dahinya dengan kasar.

"kalo anda gak suka makan disini, silahkan pergi" usir ailee.

"ooh anda ngusir saya, oke gak papa lagian saya gak suka makan ditempat kotor ini, dan ini semua gara-gara lo lino, lo ngajakin gue dinner ditempat kaya gini, seharusnya lo itu bawa gue ke restaurant bintang lima tau gak, dasar gak tau diri" sentak yeri dan setelah itu yeri pergi lalu lino mengejar yeri.

"mau kenama?" tanya lino sambil menahan tangan yeri.

"pulang" sentak yeri lalu melepaskan pegangan tangan lino dengan kasar.

"aku anter yah"

"gak usah" dan setelah itu yeri pergi begitu saja meninggalkan lino sendiri di caffe itu.

Sementara ailee dia mengelap wajahnya yang basah karena minuman tadi, banyak juga pelayan yang menghampirinya hanya untuk sekedar menenangkan ailee dan memberinya tisue.

"udah gue gak papa, kalin balik kerja lagi" ucap ailee dan setelah itu mereka kembali lagi kepekerjaan mereka masing-masing.

Ailee menatap lino dari belakang dengan keadaan lino yang masih berdiri melihat kepergian yeri.

"jadi mau gimana makanannya?" tanya ailee dan lino langsung berbalik badan mendengar perkataan ailee, dia menaruh uang yang cukup banyak disana, bahkan sangat lebih dengan harga makanannya yang tidak seberapa.

"buat lo aja" ucap lino lalu dia pergi dan ailee yang menyadari bahwa uangnya terlalu banyak langsung mengejar lino, untuk mengembalikan uangnya.

"minho, minhoo tunggu" panggil ailee dan setelah itu lino berbalik dan menatap ailee dengan wajah datarnya.

"uang lo kebanyakan" ucap ailee sambil menyodorkan lebihan uang pada lino.

"gue bilang yah, gue itu lino bukan minho, dan masalah uang ini lo ambil aja, justru lo senengkan lo dapet duit banyak, gue juga tau pendapatan lo dari caffe itu gak seberapa" ucap lino yang menurut ailee itu adalah pelecehan bagi dirinya dan caffenya.

Ailee merasa sakit hati dengan perkataan minho tadi, dia tau caffenya tidak besar dan mewah seperti caffe-caffe lain, tapi setidaknya minho tidak boleh berbicara seperti itu pada ailee, ailee tertawa jahat sambil terus melihat sinis pada minho.

"gue gak peduli mau lo minho ataupun lino, dan gue gak peduli mau sedikit ataupun banyak pendapatan gue, yang harus selalu lo inget adalah gue itu jualan bukan ngemis" ucap ailee lalu melempar semua uang minho kedepan wajah minho dan minho hanya bisa terdiam.

Setelah itu ailee pergi meninggalkan lino yang dia anggap minho itu, selama dijalan ailee terus menahan tangisnya dia benar-benar sakit hati oleh perkataan minho, dia juga tidak menyangka bahwa minho akan setega itu berkata seperti itu pada dirinya.

Love Two Different LivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang