Love Two Different Lives 56

426 75 11
                                    

Hari-hari berlalu dan sekarang tiba saatnya kelulusan, semua siswa maupun siswi berkumpul diruangan aula besar, termasuk ailee dan sojin yang duduk bersebelahan, mereka terlihat bersemangat mengikuti acara kelulusannya.

Minho adalah lulusan terbaik dari jurusan ipa dan dia mendapatkan peringkat pertama dari sekian ratus siswa anak ipa angkatan dia.

Minho maju kedepan dan naik keatas panggung untuk mengambil thropy nya, dia juga memasangkan senyum yang sangat indah di wajahnya, minho merasa bahagia karena semua perjuangannya terbalaskan dengan sempurna.

Setelah acara kelulusan itu berahir, lino segera mengantarkan thropy miliknya ke rumah karena dia sudah memiliki janji dengan ailee untuk pergi ke namsan seoul sekarang juga, karena itu yang ailee mau jadi dia tidak bisa menolaknya.

"ibu bangga sama kamu minho, kamu memang hebat" ucap sana lalu memeluk anaknya itu.

"makasih bu, ini semua juga karena semangat dari ibu"

"iyah sayang, ibu yakin kamu pasti bisa jadi orang sukses"

"iya bu, aku pasti bisa karena ada ibu"

Mereka saling tersenyum dalam pelukan penuh kasih sayang itu, sesekali terbesit secuil penyesalan dalam benak sana, mengapa dahulu dia memberikan anaknya pada mina, mungkin jika dulu dia tidak memberikan lino pada mina minho dan lino sekarang akan tumbuh bersama dan berada disini sekarang.

Namun penyesalan adalah penyesalan, semuanya tidak akan bisa terulang kembali sekuat apapun kita berusaha kita tidak akan pernah bisa mengembalikan sesuatu yang sudah seharusnya terjadi, dan takdir lino memang sudah seharusnya seperti itu.

Lino sedang duduk bersama felix dan teman-temannya yang lain, tiba-tiba yeri menghampiri lino dan teman-temannya lino, mereka juga sekarang sedang kelulusan tapi tentunya lino tidak mendapatkan juara apapun di sekolahnya, mungkin kalau ada juara keluar masuk bk paling banyak linolah pemenangnya.

"hai lino"

Lino menatap yeri malas, dia ingin bertemu ailee tapi kenapa yang datang adalah wanita yang tidak dia inginkan, batinnya.

"mending ngucapin hai ke gue aja, gak akan gue kacangin deh" ucap bobby.

"idih amit-amit, ogah yah"

"amit-amit emang gue apaan, lebay banget responnya" omel bobby.

"ya emang lo itu amit-amit"

"cantik-cantik mulutnya pedes kaya ema gue"

"hello, gak usah samain gue sama nenek lo yah"

"lo emang mirip, apalagi dari cerewetnya"

"bodo amat, ngeselin banget sih"

"dia emang ngeselin, mending sama babang june aja yang nyenengin" ucap june lalu mengankat alisnya kebawah dan keatas berulang-ulang.

"ogah ogahhhh, lo sama bobby itu sama aja tau gak"

"sama apaan?"

"sama-sama gak waras"

"kalo gue waras dong" sambung yoyo.

"lo sama aja, pokonya kalian bertiga, hanbin dan semua geng ikon itu gak waras"

"woy sembarangan lo kalo ngomong" omel hanbin.

Sementara lino sejak tadi hanya diam dan teman-temannya juga merasa bingung dengan sikap lino yang benar-benar berbah menjadi pendiam, padahal mereka tahu bahwa sekarang itu lino bukan minho.

"ay, aku kangen" batin lino.

"kenapa sih temen lo?" tanya hyunjin pada felix.

"mana gue tau, orang dari pagi juga diem aja" ucap felix.

Love Two Different LivesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang