Lino mengetuk pintu rumah minho dengan wajah yang gugup, tidak lama pintu rumah yang sangat sederhana bahkan mungkin rumah itu hanya 10% dari rumahnya bahkan mungkin bisa dibawah 10%.
"loh minho, ngapain kamu ketuk pintu, kalo masuk ya masuk aja" ucap mamahnya minho.
Minho menatap ibunya, wanita yang ada di hadapannya adalah ibunya wanita yang melahirkan dia, bukan mamahnya yang ada dirumah, yang setiap hari bertemu dan mengurusnya.
"iya mah, eh bu"
"yaudah masuk, ibu udah masak kita makan yah"
"iyah bu"
Kemudian lino masuk kedalam rumah minho bersama ibunya dan mereka jalan keruang keluarga, disana terdapat samak sederhana dan sudah ada makanan disana, dengan lauk yang sangat sederhana.
Tidak seperti di rumahnya makan di atas meja makan dengan berbagai lauk yang enak-enak dan mahal, dan tentunya banyak vitamin dan nutrisi didalam makanan itu.
Lino berdiri menatap makanan itu, mungkin sekarang dia tidak nafsu makan karena lino itu sangat rewel soal makanan ketika di rumahnya.
Ibunya duduk namun lino masih berdiri "minho, ayo duduk kita makan"
"mana makanannya ko gini semua?" batin minho.
"iya bu" lalu minho duduk dan ibunya mengambilkan dia nasi dan lauknya.
Lino langsung memakan makanan itu pertama saat dia melihat tahu yang digoreng itu penilaiannya sangat jelek pada tahu itu.
Namun setelah dia memakannya ternyata rasanya tidak begitu buruk dan lino juga menikmati makanannya.
"abis ini kamu istirahat nanti bantuin ibu jualan yah"
"iya bu" jawab lino dia belum bisa menatap ibunya dengan biasa, dia masih menganggap wanita didepannya adalah orang asing, meskipun dia tahu wanita ini adalah ibunya.
Setelah itu lino masuk kedalam kamar minho untuk tidur, disana terdapat kasur yang tergeletak dibawah dan bukan merupakan kasur yang empuk, kasurnya keras dan kamarnya tidak sebersih, serapih dan senyaman kamar lino.
"gimana gue bisa tidur kalo kamarnya kaya gini" batin lino.
Lino duduk ditempat tidurnya, dia mencoba menidurkan tubuhnya, toh minho selama ini tidur disini dan dia tidak mati meskipun tidur di kasur seperti batu ini, jika lino bisa kenapa dia tidak.
•••
"lino" ucap mamah yang melihat minho sedang duduk dikursi ruang tamu.
"iya bu"
"hmm ibu?"
"eh mah maksudnya"
"kamu ngapain duduk disini? inikan kursi tamu, biasanya juga kamu duduk di ruang tv"
"ngga papa mah, lino pengen duduk disini"
"yaudah, kamu semalem dari mana? Katanya nanti juga pulang tapi baru pulang sekarang"
"aduh gue harus jawab apa nih?" batin minho.
"lino nginep di rumah temen mah"
"di felix?"
"iyah di si felix" padahal minho tidak tahu siapa felix.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Two Different Lives
FanfictionKetika seorang anak kembar yang terpisah bertemu kembali setelah bertahun-tahun, lalu mereka terjerat cinta segitiga, apa yang akan terjadi? Dan siapa yang akan mendapatkan cintanya? Lee minho & Kim ailee & Lee know