53

19.3K 2.6K 73
                                    

Chaewon ngusap belakang kepalanya yang masih kerasa pening. Cewek itu ngerjapin kedua mata beberapa kali, nyoba buat netralin pandangannya yang masih sedikit buram.

Entah karena apa, Chaewon bisa kebangun di outdoor gedung utama. Si cewek ngerasa kalau malam tadi dirinya lagi jalan-jalan karena gak bisa tidur akibat insomnia-nya yang kambuh. Namun, tiba-tiba aja pandangannya burem dan ia bangun keesokan paginya di sini.

"Oh!" Chaewon terkejut. Cepet-cepet dia bangkit dan ngerapihin pakaian serta rambutnya yang berantakan. Dapat dia rasa badannya macam remuk akibat tiduran pada tempat yang gak semestinya ia tidurin selama berjam-jam.

Beberapa menit kemudian, Chaewon langsung lari ke parkiran buat pergi ke gedung tiga supaya bisa ngobrol sama Felix. Cuma butuh beberapa menit buat sampai, Chaewon bergegas masuk tanpa pikir panjang. Sayangnya, gak ada siapapun di sana. Tanda-tanda kehidupan bahkan gak keliatan. Cuma ada suara air di dalam kamar mandi yang Chaewon denger.

Chaewon berharap itu adalah Felix yang lagi mandi. Maka dari itu, ia mutusin buat ngerebahin diri di atas sofa sekaligus nunggu yang lagi mandi selesai.

"Chae?"

Si cewek yang ngerasa namanya dipanggil segera noleh, ngeliat Minho yang baru aja keluar dari kamar mandi cuma dengan handuk yang ngelingkar di pinggangnya.

"Astaghfirullah, aurat!"

Minho kebingungan ngeliat tingkah Chaewon yang segera nutup wajahnya dengan bantal sofa. Dia ngerjapin matanya beberapa kali lantas nunduk ngeliat dirinya sendiri yang cuma dibalut handuk sepinggang. Detik berikutnya, senyum jahil terlukis jelas di wajah cowok itu.

TUMAN!

Minho jalan deketin Chaewon, lantas nyubit gemas pipi tembam milik si cewek. Jangan lupakan panggilan menggoda yang dia perdengarkan sampai ngebuat muka Chaewon makin merah.

"Mas Minho! Aurat nya, aurat!" Chaewon masih setia nutupin mukanya seraya nepis tangan jahil Minho dari pipi. Ini betulan bikin Chaewon malu. Dia gak kebiasa dengan godaan anak kos karena Felix sendiri selalu berusaha sebisa mungkin ngelindunginnya dari hal tersebut.

Namun namanya juga Minho. Bukannya berhenti, dia justru makin ngedeketin diri pada Chaewon dan iseng narik bantal yang nutupin wajah si cewek supaya dia sendiri bisa ngeliat seberapa ngegemesin Chaewon dengan pipi merahnya. Sayannya, tarikan tersebut ngebuat Minho hilang keseimbangan karena Chaewon pun tetap berusaha bertahan dengan posisinya sehingga si cowok gak sengaja jatuh tepat di atas badan Chaewon. Beruntung aja kedua tangan Minho lekas menumpu beban badannya supaya badan tersebut gak nindih si cewek.

"Maaaaass!" Chewon makin merajuk. Sebisa mungkin dia jauhin badan Minho supaya gak mengukungnya. Namun yang di dapat cuma cengiran seorang Lee Minho yang kian nyebelin.

"EKHEM."

Itu Lee Felix, natap Minho yang tiba-tiba ngejauh dari Chaewon. Tatapan dan aura yang menguar dari badan cowok tersebut kerasa pengen ngebunuh. Kentara banget sampai bulu kuduk Minho merinding sendiri. Sekarang Felix udah ngelipet kedua tangannya di depan dada sedangkan kakinya mengetuk-ngetuk lantai dengan pelan.

Felix gak terima. Karena dia udah ngebawa Chaewon yang polos kemari, Felix pun harus ngembaliinnya dalam keadaan masih polos. Gak bisa begitu aja saudara Lee Minho yang terhormat ini ngerenggut semua kepolosan milik Chaewon. Sampai kapanpun, kalau hal itu bener kejadian, Felix bersumpah bakalan ngelenyapin Minho dari sini.

"Si Minho mainnya bahaya, anying," celetuk Han sambil nyembulin kepalanya dari balik punggung Felix yang masih diem di tempat.

Mohon maaf itu, tupainya Skijeu, loe gak nyadar umur atau gimana?

"Mau jadi Chan kedua lo, Ho?" Jaehyun ikut menimpali.

"Apaan?! Bacot lo ena bener ya, beruq Irlandia!"

Jaehyun terdiam. Niat hati memicu pertengkaran antara Chan dengan Lee Minho, yang terpicu malah Chanyeol sama Haechan. Salah Jaehyun sebenarnya. Harusnya dia bilang dengan jelas siapa 'Chan' yang dimaksud tadi.

"Lix, gue bisa jela—"

"Pake baju lo! Gue hempas juga lama-lama lo ya!"

"Udah, udah." Xiumin dengan nada menenangkannya nyoba buat nengahi Felix dan Minho yang siap-siap baku hantam. Gak, tepatnya menengahi Felix yang nyoba buat ngasih cakaran kepada lelaki bernama Minho itu. "Ini [ Name ] mau dicari atau nggak? Saya khawatir lho ya. Sampe sekarang belum ada kabar apapun dari dia."

"Oh iya, Chae, lo liat mbak gue gak?!" Felix yang inget akan kedatangannya untuk menemui Chaewon itu segera nyengkram kedua pundak si cewek dan menggoyangkannya dengan brutal.

Chaewon melongo. Ia masih nyoba untuk mencerna kejadian di depannya. Masih kerasa linglung akibat Minho yang dengan terang-terangan menggodanya. Setelah beberapa detik berlalu, Chaewon ngusap pelan telinga yang pengang sebelum akhirnya nepis tangan Felix yang masih sibuk ngeguncang bahunya.

Bener juga, niat awal Chaewon pergi ke gedung tiga ini buat ngasih tau apa yang dia liat semalam. Tapi semuanya buyar karena si sialan Minho yang dengan gak tau diri ngebuat anak orang ambyar karena ngeliatin roti sobek di perutnya itu.

"Saya ngeliat," jawabnya. Bibirnya terkatup sejenak, tampak tengah mengingat apa bener cewek itu yang udah ngebawa kamu pergi sebelum akhirnya kembali bersuara, "Dia dibawa mbak Irene sama temen-temennya."

Dan seketika suasana di sana jadi tegang. Terutama ekspresi wajah Felix dan Chan yang udah gak karuan. Bukan berarti enggak berbentuk ya. Ekspresi mereka berdua gak bisa ditebak; entah mereka kesel, entah marah besar, atau apapun.

Kalau ada ilustrasinya, macam ada sejenis awan hitam ngumpul di atas kepala mereka berdua. Bahkan siap ngeluarin petir kapanpun. Siapapun tau, hal itu bukanlah pertanda baik. Apalagi untuk ketentraman hidup anak-anak kos. Walaupun mereka semua bahkan gak pernah hidup tentram sedikitpun.

"Terus?" nada suara Felix mendingin. Sorot matanya tiba-tiba redup, seolaj ngasih tau ke mereka semua kalau Lee Felix, bener-bener marah kali ini. Bahkan kedua tangan cowok itu udah mengepal, nyoba untuk nahan emosi yang siap meledak.

"Dibawanya tadi malem," jawab Chaewon ragu. Ia ngerasa takut. Ini kali pertama Chaewon ngeliat Felix macam orang kerasukan jurig jariyah.

Felix segera berbalik. Melangkahkan kakinya pergi ke arah Chan sebelum akhirnya cowok itu narik kerah baju yang lebih tua. "Ini terakhir kalinya lo bawa cewek modelan gini ke kosan. Dan gue mau, ini terakhir kalinya kejadian ini terjadi ...." Kedua mata Felix memicing tajam menatap Chan. "Kalau nggak, gue yakinin, kepala lo lepas dari tempatnya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kos-Kosan Bobrok [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang