68

16K 2.2K 366
                                    

Kalau buku ini di publikasiin dalem bentuk buku, gimana ya? Kayaknya bakalan banyak perubahan sih. Gimana menurut kalian?

:::

"Potongan yang ilang belum balik, ya?"

Kamu yang lagi fokus natap haparan rumput tersebut segera beralih pada suara familliar yang kedengeran. Kamu tatap sosok itu dengan kerutan di kening kamu.

Apa maksudnya?

Kamu gak tau apa maksud dari pertanyaan yang baru aja dilontarkan oleh sosok tersebut. Yang jelas, mungkin, semua itu ada sangkut pautnya dengan ingatan masa kecil kamu yang gak bisa kamu ingat sekarang.

Kalau memang itu tentang ingatan kamu, apa boleh kamu minta tolong orang itu untuk ceritain segalanya?

"M-maksud kamu--"

"Minum dulu. Gue tau kepala lo sakit sama kejadian-kejadian itu. Apalagi yang baru-baru ini kejadian." Orang itu nyodorin segelas susu anget dengan senyuman terlukis di mukanya.

Kamu gak banyak tanya. Segera kamu ambil segelas susu anget itu dari genggamannya sebelum akhirnya neguk susu tersebut sampai tersisa setengah gelas doang.

"Chan nggak berangkat ngampus?"

Bangchan tersenyum. Dia usak kepala kamu dengan lembut. "Nggak. Ada sesuatu yang gue lupa di sini."

"Apa?"

"Gue lupa lo. Gue lupa perkenalin diri dengan bener." Cowok itu berjongkok di hadapan kamu, ngedongakkin kepala, dan natap kamu lekat-lekat. "Gue Christopher Bang. Sorry karena gak kenal sama lo, [ Name ]."

Chan bangkit, membawa dirinya untuk duduk di samping kamu, sebelum akhirnya ngusap pipi kamu dengan sayang. "Ini kesalahan gue. Tolong kasih waktu gue untuk perbaiki semuanya dan izinin gue buat dapetin hati lo lagi."

Ada perasaan aneh yang muncul di hati kamu begitu Chan selesain kata-katanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada perasaan aneh yang muncul di hati kamu begitu Chan selesain kata-katanya. Senang, ragu, sedih, khawatir; bercampur aduk dalem hati kamu. Entah karena apa, ada hal yang ngedorong kamu menganggukkan kepala untuk menyetujui permintaan dari Chan tersebut.

"Tapi saya gak bisa janji. Karena hati saya mungkin berhasil didapetin orang lain tanpa saya sadar."

Kyungsoo melirik ke arah Felix yang keliatan gusar di samping dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kyungsoo melirik ke arah Felix yang keliatan gusar di samping dia. Segelas teh anget yang Kyungsoo buat untuk Felix dibiarin gitu aja tanpa disentuh sedikitpun. Memilih untuk gak peduliin Felix yang masih gigitin kuku dengan gusar disampingnya, Kyungsoo mulai menyamankan diri bersandar pada sandaran sofa yang dia duduki.

Matanya ia pejamkan untuk ngusir rasa khawatir yang ada di dalem diri karena ngeliat Felix terus-terusan gusar macem gitu.

Udah hampir satu jam Felix duduk di samping dia, tapi gak ada satupun yang keluar dari bibir cowok itu. Barang satu katapun.

Ini bukan kayak Felix yang biasanya, dan Kyungsoo gak suka. Rasanya canggung buat dia. Walaupun emang keseharian dia ini ya natap sekitar tanpa ekspresi sehingga ngebuat kondisi sekitar juga canggung karena hal itu.

Tapi ini beda ceritanya.

Dia canggung karena Felix. Gak banget.

"Bang."

Kyungsoo kembali ngebuka kelopak matanya dan beralih ngeliat Felix. Dia gak jawab, tapi nunggu kelanjutan dari omongan bocah itu.

"Kalau semisalkan gue nembak mbak [ Name ] nih ya, ada kemungkinan gue di terima gak sih?"

"Gak ada. Gak usah ngarep lo."

Menusuk tepat dijantung, sesuai dengan apa yang udah diperkirakan oleh Felix.

"Kalau gue coba buat dapetin hati dia, ada kemungkinan gak dia ngasih hati dia buat gue?"

"Hati kalau di jual itu mahal. Gak bakal mungkin [ Name ] ngasih sia-sia hati dia ke orang gak berguna kayak lo."

GaK giTU CerITa nyA.

"Bang, serius. Gue galau berat nih."

"Kayak lo bisa galau aja. Hati lo 'kan udah di gadein buat nutup mulut korban-korbannya Jaemin?"

"BAAAANG."

"Beneran, Lix. Lo gak akan bisa dapetin [ Name ] walaupun harga diri lo taruhannya." Kyungsoo balik nutup kedua matanya. Dia kira Felix mau nyerita hal gak berguna. Tapi ternyata tentang perasaan dia ke kamu.

Tiada guna bagi Kyungsoo.

Lagian Felix urusan hati ke Kyungsoo yang gak pernah ngelirik perempuan, apa yang bisa diharepin dari orang semacem Kyungsoo??

"Jangan bilang gitu. Omongan lo suka bener."

"Emang bener kok. Dia sendiri yang nyetujuin permintaan Chan buat buka hati untuk Chan. Remahan rengginang macem lo bisa apaan?"

Lagi-lagi, hati Felix kerasa sakit ngedenger penuturan Kyungsoo.

Apa iya gak ada peluang sedikitpun?

Apa iya gak ada peluang sedikitpun?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kos-Kosan Bobrok [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang