"Lix, kalau kamu gak mau makan di sini, gak usah di paksain." Chaewon ngedeketin muka nya ke muka Felix waktu sadar ada yang aneh dari cowok bule abal-abalan itu.
Felix senyum. Dia ngusak rambutnya Chaewon. "Gue gak apa-apa. Mana ada orang yang nolak makan, sih?"
"Muka kamu kaku."
Felix ngerutin keningnya sesaat, ngubah posisi ngehadap Chaewon, sebelum akhirnya nyengir lebar. "Kalau gue gini, nanti lo makin suka sama gue. 'Kan gak lucu juga lo makin suka sama gue terus keungkap kalau ternyata kita itu kembar."
Chaewon ngedikkin bahunya. "Kenapa juga kamu mikir kayak gitu?" si cewek kembali ngelangkahin kakinya ke arah meja ruang tengah dan ngambil satu kue kering dari sana. "Mau? Kue buatan Umi enak lho."
"Buat lo aja," tolak Felix. Kakinya bergerak melangkah ngedeketin Chaewon dan ngambil duduk di atas sofa dengan gak tau dirinya.
Belum disuruh duduk btw, Lix.
"Lix."
"Hm?" Felix noleh ke arah Chaewon dengan lesu.
Nggak tau, Felix gak tau kenapa dia ngerasa kayak gak ada tenaga setelah nyampe di rumah Chaewon. Felix ngerasa ada kerinduan di dalem hatinya, padahal ini adalah yang pertama kali dia ngienjekkin kaki di rumah ini. Felix seakan rindu sama suananya, rasa damainya, aromanya. Padahal semua itu, adalah yang pertama kalinya bagi Felix.
"Mau ngomong apa?"
Chaewon diem. Dia sedikit ngebuka bibirnya,--mau ngeluarin suara--tapi ia tutup lagi rapat-rapat.
Haruskah?
"Itu--"
"Nak Felix."
Suara ayah Chaewon ngebuat cewek itu kembali nutup bibirnya. Felix dan Chaewon ngalihin atensi mereka ke arah beliau yang juga duduk di sofa di sebelah Felix. Senyum teduh beliau kembali terlukis, ngebuat perasaan aneh di dalam diri Felix kian kerasa.
Felix yakin, ada yang salah sama dirinya sendiri. Dia gak pernah ngerasa senyaman ini tiap ngeliat senyum seseorang, seakan-akan senyuman milik ayah Chaewon mampu nyihir dia.
"Besok saya mau ketemu sama orangtua kamu."
Felix kaku lagi. Keringet dingin mulai mengucur dari pelipis cowok itu, seakan kalimat yang baru aja diucapin ayah Chaewon adalah mantra kutukan yang selama ini coba Felix hindari.
Dengan senyum canggung di muka Felix, cowok itu bersuara, "A-ada perlu apa?"
Sialan, suara Felix macem tikus kejepit.
"Ada yang mau saya omongin sama mereka."
"W-waduh, saya gak ngapa-ngapain anak oom kok, serius. J-jangan temuin mereka ya, oom? Ya?" Felix memelas.
Ini yang pertama kalinya Felix ngomong gagap gini. Walaupun tingkah dia kurang ajar sama Sooman, Felix masih punya rasa sopan sama ibunya.
Kalau ayah Chaewon cuma mau ngomong sana Sooman, sih, Felix gak masalah. Ini 'kan beliau mau ngomong sama ibunya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan Bobrok [ ✔ ]
FanficApa jadinya kalau kamu tinggal bersama dengan 43 cogan yang bobroknya udah gak bisa diobatin lagi?