2

19.1K 1.5K 127
                                    



3 hari kemudian.

"Bear, hanya kali ini saja eoh?"bujuk Irene pada Seulgi sedari beberapa jam yang lalu.
Pasalnya suaminya itu tidak mengijinkannya untuk acara penting perusahaan di busan besok.

Bukannya mau membantah apa kata suami, hanya saja dia sudah terlalu sering tidak profesional seperti ini.
Dia menolak untuk pergi keluar kota karena larangan dari Seulgi dengan alasan dia sedang dalam program hamil dan takut akan kelelahan yang akan menghambat program mereka nanti.

Tapi nyatanya apa? setelah menuruti apa kata Dokter buktinya dia tidak kunjung hamil juga.

Irene hanya tidak mau jika terus-terusan seperti ini dia pasti akan di nilai yang tidak-tidak oleh orang-orang.
Mentang-mentang menantu pemilik perusahaan dia malah seenaknya sendiri.
Anniya, dia tidak mau sampai di nilai seperti itu oleh para karyawannya.

"Andwae"kekeh Seulgi lalu memalingkan wajahnya ke arah lain.

Irene menghela nafasnya kasar.
"Aku di sana hanya satu hari saja dan aku janji tidak akan sampai kelelahan okay?
Please ini juga menyangkut nama baikku, aku sudah sering menolak acara penting perusahaan jika sudah di luar kota seperti ini bear"kata Irene dengan nada memohonnya namun hanya kebisuan yang di terimanya.

"Lagi pula aku kan juga belum hamil, nanti kalau aku sudah hamil aku janji akan berhenti dari perusahaan jika itu maumu. Hmm?"kata Irene.

Seulgi akhirnya menoleh menatap Irene.
"Justru itu sayang, aku melarangmu pergi jauh-jauh agar kau itu bisa cepat hamil. Aku tidak mau kau terlalu setres dan kelelahan bunny ah. Kau ingat kan apa kata Dokter?"

Irene menghela nafasnya untuk yang kesekian kalinya.
"Aku sudah menuruti apa kata Dokter, Seulgi ya. Tapi lihatlah kenyataan, aku tidak kunjung hamil juga. Dokter bilang kalau kita berdua sama-sama sehat, tapi buktinya apa?! mungkin memang karena aku yang sudah tidak bisa memiliki anak lagi"kata Irene.

"Yha Kim Joohyun ssi! Kau ini berbicara apa? kenapa kau seperti kehilangan harapan begini huh? Apa kau tidak ingin memiliki keturunan dariku?!"Seulgi akhirnya meninggikan suaranya karena terus-terusan di bantah oleh Irene.

"Maksudku bukan seperti itu...

Seulgi berdiri dari duduknya.
"Terserah kau sajalah, kalau kau ingin pergi besok maka pergilah. Aku tidak akan melarangmu"katanya lalu berjalan meninggalkan Irene ke kamar.

"Seulgi ya..."Irene juga ikut berdiri dari duduknya namun tidak gubris oleh Seulgi.

Irene menatap punggung Seulgi sambil menerutuki dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia berbicara seperti itu tadi.
"Ahh Joohyun pabo..."frustasinya sambil mengacak rambutnya lalu kembali duduk di sofa dengan kasar.

.

.

Keesokan harinya.

"Eonni kenapa?"tanya Joy karena melihat Irene terus melamun sedari berangkat tadi hingga sampai di pesawat sekarang.

"Huh? anniya"jawab Irene  lalu kembali menatap keluar jendela pesawat.

"Aku mengenal eonni lebih dari eonni sendiri, ceritakan padaku. Eonni kenapa huh? ada masalah dengan Seulgi?"tanya Joy.

Irene menghela nafasnya.
"Begitulah"jawabnya seadanya tanpa mengalihkan pandangannya dari awan-awan di balik jendela.

Sungguh dia tidak bisa untuk tidak memikirkan Seulgi yang sedang marah padanya.
Dia bahkan tidak bisa tidur semalaman karena tidak mendapat pelukan dari Seulgi seperti biasanya.

USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang