29

7.4K 1.3K 149
                                    




"Nunna!!"

Seulgi menangkap tubuh Jennie dengan gerakan dan kejadian tiba-tiba itu juga berhasil membuat Tiffany ikut berteriak.

"Jennie ah?! gwenchana?!"tanya Tiffany setelah Seulgi menurunkan Jennie dari bopongannya.

Tiffany mengusapi wajah dan bahu Jennie kemudian perutnya.
"Gwenchana? ada yang sakit?"khawatir Tiffany.

"Annieyo aunty"jawab Jennie dengan suara bergetarnya karena masih kaget.

"Kenapa tidak hati-hati sih?! Bagaimana kalau aku tidak disini?!"marah Seulgi.

"Mianahe..."kata Jennie lalu menundukkan kepalanya dan menangis.

"Haish jinjja!"kesal Seulgi lalu memegangi perutnya sendiri. Sepertinya gerakan tiba-tiba membuat luka di perutnya yang awalnya sudah mulai sedikit membaik kembali terasa nyeri. Lukanya yang seharusnya sudah kering itu memang tidak sembuh-sembuh karena Seulgi terus banyak bergerak untuk membantu Irene ini dan itu.

"Seulgi, jangan memara..."mata Tiffany membulat dan tidak jadi melanjutkan perkataannya karena melihat darah menembus kaos Seulgi.

"Seulgi ya kau berdarah"kata Tiffany dan membuat Jennie langsung menghentikan tangisnya begitu saja.

"Gwenchana"kata Seulgi lalu keluar dari dapur sambil terus memegangi perutnya.

"Bisa berjalan sendiri?"tanya Tiffany kepada Jennie.

"Ne..."jawab Jennie lalu mereka berdua menyusul Seulgi.

"Seulgi ya kita ke rumah sakit ya?"khawatir Tiffany karena Seulgi sekarang sedang menyenderkan punggungnya dan memejamkan matanya di sofa sambil memegangi perutnya.

"Jangan keras-keras mom, nanti Joohyun mendengarnya"kata Seulgi tanpa membuka matanya.

"Eotteoke? Seulgi y, mianhae...mianhae"kata Jennie sambil kambali menangis.

"Haishhh berhentilah menangis nunna! Khawatirkan saja dirimu sendiri!"bentak Seulgi lalu berdiri dari duduknya.

"Yha kenapa kau membentaknya?!"marah Jisoo.

Jisoo yang mendengar keributan keluar dari kamar dan terkejut karena Seulgi membentak Jennie. Beruntung eomma Jisoo dan eomma Kim berada di kamar tamu yang lokasinya berada jauh dari ruang tamu jadi mereka tidak mendengar keributan tersebut.

"Jennie ah? gwenchana?"Jisoo mengusapi kepala Jennie dan membuat Seulgi memutar matanya malas.

"Se...Seulgi berdarah karena menolongku Ji..."kata Jennie disela sesugukkannya.

"Menolongmu? apa yang terjadi?"Jisoo akhirnya menyadari darah di kaos Seulgi.

"Seul lukamu..."Jisoo mencoba memegang perut Seulgi namun dengan cepat Seulgi menampik tangannya.

"Aku baik-baik saja!"kata Seulgi dingin.

"Seulgi..."tegur Tiffany dengan wajah sedihnya. Melihat ketidakakuran Seulgi dengan para Jisoo dan Jennie seperti ini, sungguh membuat Tiffany sangat sedih.

Seulgi menoleh menatap Tiffany lalu menghela nafasnya kasar.
"Aku akan ke rumah sakit...

"Aku antar ya?"kata Jisoo cepat.

"Tidak perlu, istri nunna sedang sangat shock sekarang. Panggil saja Dokter untuk memeriksanya, tidak perlu mengkhawatirkanku dan biarkan aku sendiri dulu"kata Seulgi masih dengan wajah datarnya lalu berjalan keluar dari rumah.

"Seulgi..."Tiffany mengejar Seulgi.

"Sayang, nak dengarkan mommy dulu..."Tiffany akhirnya berhasil menangkap tangan Seulgi saat sudah sampai di ambang pintu.

USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang