8

8K 1.3K 134
                                    



Setelah kepergian Wendy dari apartemennya, Irene memilih untuk berendam air hangat.
Dia tidak khawatir masalah kantor karena memang dia sudah ijin kepada Taeyeon untuk bekerja di rumah saja sampai Seulgi kembali pulih. Setidaknya menunggu sampai kaki Seulgi sembuh baru dia akan kembali ke kantor.

Sebenarnya Taeyeon, ayah mertuanya itu juga sudah menawarkannya untuk berhenti bekerja saja, apa lagi setelah mengetahui kalau dia sedang hamil muda, tapi Irene menolaknya, dia masih sanggup bekerja. Mungkin setelah memberitahu Seulgi nanti dia baru akan berhenti bekerja dan fokus pada kehamilannya. Seperti janjinya pada Seulgi sebelum dia hamil dulu.

Setelah satu jam berendam akhirnya Irene keluar juga dari bathtub.
Dia telah memakai pakaian santainya dan sekarang mengeringkan rambutnya sambil sesekali melirik ke arah jam menunggu kepulangan Seulgi.

Hingga saat dia baru saja berhasil mengeringkan setengah rambutnya, suara bel pintu akhirnya membuatnya mematikan hair dryer nya dan sedikit berlari keluar dari kamarnya karena berpikir itu adalah Seulgi.

Ternyata dugaannya benar, Irene tersenyum lebar saat melihat Seulgi melalui layar interkom lalu membuka pintunya.

Begitu pintu itu terbuka Irene langsung berhambur memeluk Seulgi dengan eratnya, membuat tubuh Seulgi menegang karena kejadian tiba-tiba tersebut.

"Mianhae"kata Irene sambil menangis.

Perlahan tubuh Seulgi menjadi rileks, rasa hangat dan nyaman yang di dapatkannya dari pelukan Irene membuat satu tangannya terulur dengan sendirinya untuk membalas pelukan tersebut sedangkan tangannya satunya memegang tongkatnya.
Kehangatan mengalir di sekujur tubuhnya.  Semua terasa begitu familiar untuknya. Dan Seulgi kembali merasa frustrasi karena dia tidak bisa mengingat sentuhan luar biasa itu.

Mereka dalam posisi berpelukan untuk beberapa saat hingga sampai di mana tangan Seulgi sedikit mendorong bahu Irene karena mendengar isakan dari Irene yang tak kunjung berhenti.

Wajah mereka masih cukup dekat saat mata Seulgi menatap mata basah Irene. 
"Uljimma..."entah apa yang sedang Seulgi pikirkan tapi tangannya terulur dengan sendirinya menyeka air mata Irene.

Dengan jarak yang sangat dekat seperti itu membuat mereka bisa merasakan deru nafas satu sama lain.
Mata Seulgi perlahan turun ke arah bibir mungil Irene. Dia menelan ludahnya karena tiba-tiba saja tenggorokan terasa sangat kering.

Begitu pula dengan Irene, jantungnya berdetak tak karuan saat Seulgi yang sudah mulai memiringkan kepalanya.
Jujur dia juga sangat merindukannya, merindukan bibir manis suaminya yang telah menjadi candunya tersebut.

Namun pada saat bibir mereka hendak bersentuhan suara langkah kaki seseorang yang mendekat membuat mereka akhirnya menjuhkan diri dari satu sama lain dan menoleh ke arah seseorang yang ternyata adalah salah satu bodyguardnya tersebut.

"Jeosonghamnida tuan, ini pesanan anda"

"Oh? ekhemm...yeah gumawo"kata Seulgi canggung lalu menerima paper bag tersebut dari bodyguard nya.

Setelah kepergian bodyguardnya dari hadapan mereka, Seulgi kembali menoleh ke arah Irene dengan tatapan canggungnya sambil menggaruk lehernya.

"K...kau sudah makan?"tanya Seulgi sambil mengangkat paper bag di tangannya seolah memberitahukan Irene jika itu adalah makanan.

Irene terkekeh pelan.
"Masuklah, aku akan menyiapkannya di piring"kata Irene lalu mengambil paper bag tersebut dari tangan Seulgi dan berjalan menuju ke meja makan.

Seulgi menutup pintunya lalu berjalan perlahan menyusul Irene ke meja makan.
Dia masih berdiri di ujung meja sambil menatap Irene yang sedang menyiapkan makanannya ke dalam piring.

USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang