36

7.6K 1.4K 125
                                    




"Akhh"Seulgi spontan meringis kesakitan karena dorongan Irene.

"Oh mianhae! Mianhae bear"Irene benar-benar merasa sangat bersalah. Dia bahkan membuka baju Seulgi untuk mengecek perutnya apakah berdarah atau tidak.

"Yha kau tidak bisa mengetuk pintunya terlebih dahulu!"marah Irene.

Beruntung Bella tidak terusik karena suara lantangnya tersebut.

"Mianhae, aku sangat bahagia jadi lupa mengetuk pintu dulu. Mianhae Seulgi ya..."kata Wendy lalu cemberut sedih.

Irene berdecih lalu kembali beralih pada Seulgi.
"Gwenchana? nomu appo? aku panggilkan Dokter ya?"khawatir Irene.

"Gwenchana sakitnya sudah hilang"Seulgi tersenyum lalu terkekeh pelan saat melihat wajah Wendy. Dia bahkan tidak berani mendekat dan masih menundukkan kepalanya berdiri di dekat pintu.

"Jangan memarahinya"bisik Seulgi.

"Yha kemarilah, itu kau bawa apa?"tanya Irene akhirnya.

Wendy akhirnya tersenyum dan mendekati mereka berdua.
"Joy menitipkan ini untuk nunna. Dia masih ada meeting nanti dia akan menyusul kesini"kata Wendy ceria.

"Gamawo"kata Irene sambil tersenyum lalu membuka paper bag yang dia sudah tau isinya itu.

"Lalu kau tidak membawa apa-apa untukku?"tanya Seulgi.

Bukannya menjawab Wendy malah memeluknya.
"Aku membawa ini. Kerinduanku"kata Wendy lalu tertawa.

"Itu terdengar menjijikkan"kata Seulgi tapi tangannya membalas pelukan sahabatnya tersebut sambil tertawa bersama.
Sedangkan Irene hanya menggelengkan kepalanya sambil memakan potongan buah mangga yang di bawa oleh Wendy tadi.

"Sayang, kau ngidam?"tanya Seulgi lalu melepaskan pelukannya. Seulgi  dan Wendy menatap Irene dengan wajah meringis ngilu karena melihat Irene memakan mangga muda sepertinya makan buah apel saja.

"Aku sangat ingin memakannya dari kemarin jadi meminta tolong Joy untuk mencarikannya"kata Irene sambil terkekeh.

"Kalian mau?"Irene menyodorkan garpunya ke depan Seulgi dan Wendy.

"Anniya"jawab Seulgi dan Wendy bersamaan.

"Aigoo gigiku ikut terasa ngilu"kata Wendy lalu berdiri dari duduknya.

"Kau mau kemana?"tanya Seulgi karena Wendy berjalan mendekati pintu.

"Beli minum sebentar"jawab Wendy.

"Arraseo, jangan lama-lama ya? ada yang ingin aku bicarakan denganmu"kata Seulgi dan Wendy tau betul apa yang ingin sahabatnya itu bicarakan.

"Arraseo"jawab Wendy lalu benar-benar keluar dari ruangan Seulgi.

Setelah Wendy menghilang di balik pintu, Seulgi mendekati Irene dan kembali mengusapi perut buncitnya.
"Aigoo kenapa anak daddy suka yang asam-asam hmm?"

"Ini manis bear, kau mau mencobanya?"tanya Irene sambil tersenyum.

"Ahh shireo. Buat kau saja"tolak Seulgi dengan wajah meringisnya membuat Irene terkekeh melihatnya.

"Geundae, apa yang ingin kau bicarakan dengan Wendy?"tanya Irene.

Seulgi berhenti mengusapi perut Irene dan menyenderkan punggungnya di sofa.

"Aku hanya penasaran apa yang sebenarnya terjadi saat aku tidak bersama mereka saat itu"kata Seulgi sambil menyelipkan anak rambut Irene di telinganya.

USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang