37

8.6K 1.3K 140
                                    


Lima hari kemudian.

"Bear, kau yakin ingin bekerja?"tanya Irene untuk yang kesekian kalinya. Pasalnya suaminya itu memutuskan untuk pergi ke kantor mulai bekerja lagi hari ini. Seulgi memang sudah diijinkan pulang sejak dua hari yang lalu, tapi Irene tau betul kalau luka Seulgi belum sepenuhnya sembuh. Dia tau kalau Seulgi bosan dirumah dan kalau sedang sendirian dia sering mendapatinya melamun, memikirkan Lisa.

Sebenarnya tidak apa-apa jika Seulgi mulai bekerja lagi, Dokter Park juga sudah memperbolehkan Seulgi untuk beraktivitas, selama itu tidak berlebihan dan membuatnya sampai kelelahan. Tapi Irene tidak mau kalau Seulgi sampai sakit lagi kalau dia terlalu memaksakan diri.

"Aku sudah baik-baik saja bunny ah. Aku janji tidak akan sampai kelelahan hmm?"kata Seulgi lembut sambil memakai jasnya.

Irene hanya menatap Seulgi sambil cemberut sedih.

"Aigoo jangan cemberut seperti ini, aku jadi ingin menggigitnya"kata Seulgi di akhiri dengan bisikannya lalu mengecup bibir Irene sekilas.

"Aku serius bear... aku tidak mau ya kalau kau sampai sakit lagi karena kau terlalu memaksakan. Aku tau kau sebenarnya ingin bekerja untuk mencari kesibukan agar tidak memikirkannya lagi, tapi kau belum sembuh betul bear. Jangan membuatku khawatir"kata Irene akhirnya mengutarakan isi hatinya.

Seulgi diam lalu duduk di atas kasur. Ternyata istrinya tau betul kenapa dia memaksa ingin bekerja hari ini.
Seulgi akhirnya menunduk sedih membuat Irene duduk di sampingnya lalu menggenggam tangannya.

"Jangan sedih lagi, nanti aku juga ikut sedih. Arraseo, kau boleh bekerja mencari kesibukan. Tapi berjanjilah saat pulang nanti jangan memasang wajah seperti ini lagi hmm?"kata Irene.

"Jeongmal?"tanya Seulgi.

"Ne, aku tidak tau apa lagi yang harus aku katakan padamu untuk tidak menyalahkan dirimu sendiri lagi bear. Aku tidak tau bagaimana rasanya, mungkin kalau aku ada di posisimu aku akan melakukan hal yang sama geundae...
jangan berlama-lama seperti ini eoh? aku sedih melihatmu terus melamun dan terus menyalahkan dirimu sendiri. Berapa kali ku bilang kalau itu bukan salahmu, tapi itu tidak membuatmu merasa lebih baik juga..."kata Irene dan akhirnya menangis.

Seulgi membawa Irene kedalam pelukannya sambil menerutuki dirinya sendiri didalam hati.
"Mianhae, uljimma bunny ah. Mianhae baby"kata Seulgi lalu menciumi kepala Irene. Dia benar-benar merasa bersalah.

"Mianhae, aku selama ini tidak memikirkanmu. Baiklah aku tidak jadi bekerja hmm?"kata Seulgi lalu merenggangkan pelukannya dan menghapus air mata Irene lembut.

"Uljimma"Seulgi tersenyum sendu menatap mata merah Irene lalu mencium kedua matanya setelah itu mengecup hidungnya sebagai sentuhan akhir.

"Maafkan suamimu yang egois ini hmm?"

"Annieyo"Irene menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil kemudian mengusap tangan Seulgi.

"Kau boleh bekerja, lagipula kau juga sudah siap-siap. Sebentar lagi sekretaris Jung pasti akan sampai"kata Irene.

"Benar tidak apa-apa? kau tidak akan sedih lagi kan?"tanya Seulgi.

"Mmm, aku tidak akan sedih lagi kalau kau menepati janjimu untuk tidak terlalu kelelahan"kata Irene.

"Okay"jawab Seulgi sambil tersenyum.

"Ahh satu lagi, nanti siang jangan makan siang diluar. Biar aku bawakan saja dari rumah, kau masih tidak boleh makan makanan sembarangan"kata Irene.

"Ne Mrs.Kim, istriku tercinta..."jawab Seulgi sambil tersenyum manis lalu mencium bibir Irene sekilas membuat Irene berdecih lalu terkekeh pelan.

Mereka berdua hendak mempertemukan bibir mereka lagi, tapi suara teriakan Yeri dan Bella yang mengajak mereka untuk segera sarapan menggagalkannya.

USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang