5

7.8K 1.4K 106
                                    




"Yha michyeoseo?! itu istrimu Seul dan kau membuatnya menangis!"marah Wendy ketika Irene pamit untuk keluar dari ruangan setelah Seulgi menyebutkan nama Sunmi.

Seulgi hanya diam menyilangkan tangannya di dadanya tidak memperdulikan Wendy.

"Yha!"Wendy menarik dagu Seulgi agar menatap dirinya.

Seulgi melempar tangan Wendy dengan kasar dan memelototinya.
"Lalu kau ingin aku mengatakan apa Seungwan ah? Aku tidak mengingatnya. Aku tidak tahu apa-apa tentang dia. Aku bangun tidur dan tiba-tiba saja sudah menikah dengannya. Apa kau tau bagaimana bingungnya aku sekarang?! Aku ingin berbicara dengan Sunmi dan mencari tau apa yang terjadi. Aku perlu menyelesaikan masalah ini dengannya"kata Seulgi dan membuat Wendy semakin geram.

"Apa yang akan kau katakan padanya huh?! dia sekarang juga sudah menikah Seulgi ya. Apa kau ingin tau apa yang terjadi saat kau mau melamarnya?! Kau hancur Seul, karena dia berselingkuh darimu dan menikah dengan laki-laki yang jauh lebih mapan darimu! Dia bahkan tidak mengatakan apapun sebelum itu dan langsung memberikanmu undangan setelah kau memergokinya berselingkuh.
Dan wanita yang telah kau buat menangis diluar itu adalah orang yang berhasil membuatmu melupakan rasa sakitmu, orang yang rela melakukan apapun untukmu. Kau bahkan tadi tidak mau mendengarkan apa mau dia katakan padamu Seulgi ya!"kata Wendy.

Kemarahan Wendy semakin memuncak ketika Seulgi tetap diam dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Wendy akhirnya menggelengkan kepalanya sambil menghela nafasnya kasar lalu berjalan menuju pintu.

"Aku tau kau hilang ingatan Seulgi ya, tapi bukan berarti kau harus semenyebalkan ini. Orang yang paling berharga di dalam hidupmu sedang menangis diluar karenamu dan kau bahkan terlihat tidak peduli sama sekali. Otakmu memang cedera, tapi seharusnya hatimu tidak"kata Wendy sebelum akhirnya dia benar-benar keluar dari ruangan meninggalkan Seulgi yang kebingungan menanyai hatinya sendiri.

Dan begitu Wendy menutup pintu ruangan Seulgi, dia menyenderkan punggungnya di tembok tepat di samping pintu sambil mengontrol emosinya.
Dia menarik dan menghembuskan nafasnya mencoba menenangkan hatinya, hatinya terasa campur aduk sekarang tapi yang paling mendominasi adalah rasa kesedihan.

Kesedihan atas apa yang menimpa Seulgi dan Irene, dan bagaimana caranya dia membantu untuk menjaga hubungan mereka. Apalagi dengan Seulgi yang sangat ingin bertemu dengan Sunmi tersebut.

Wendy tidak yakin bagaimana perasaan Irene nanti. Akankah dia sanggup menghadapi sahabatnya yang bahkan sama sekali tidak mengingatnya itu?
Sungguh, Wendy sekarang tidak bisa berpikir banyak.

"Wen? sedang apa disitu?"tanya Irene yang baru datang entah dari mana.

"Oh? nunna dari mana? aunty dan uncle Tae mana?"Wendy malah kembali bertanya lalu mengajak Irene duduk di bangku di depan ruangan Seulgi.

"Aku dari toilet, eomma dan appa mungkin masih menemui polisi di luar"jawab Irene.

Wendy menyenderkan punggungnya di bangku seraya menghela nafasnya.

"Geundae Wen?"

"Hmm?"Wendy menoleh menatap Irene.

"Kenapa dia kau tinggal? dia tidur?"tanya Irene.

"Ne, waeyo? nunna mau masuk?"bohong Wendy sambil menatap Irene sendu.

"Anniya, ya sudah kalau dia tidur biarkan saja"kata Irene sambil tersenyum kecil lalu menatap ke depan.

Wendy juga ikut menatap diam ke depan. Hatinya kembali teriris ketika melihat penampilan Irene sekarang.
Rambut hitam panjangnya yang biasanya terurai dengan indah sekarang terlihat kusut di sanggul seadanya oleh Irene.
Di tambah lagi dengan wajah pucat dan mata redup sembabnya itu.

USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang