45

8.8K 1.4K 137
                                    



Jam 3 dini hari.

Irene terbangun karena tendangan tanpa henti di perutnya, bayinya itu sepertinya lapar sampai membuatnya merasa sangat tidak nyaman seperti ini.

Dengan gerakan pelan dia beranjak dari ranjang karena tidak mau membangunkan Seulgi. Suaminya itu pasti sangat kelelahan, setelah datang dari Canada dia harus menyambut para tamu yang datang di acara baby shower mereka. Dan setelah acara, dia mengajaknya bercinta seperti tidak ada esok, entahlah tapi hormonnya naik sampai tidak membiarkan Seulgi tidur cepat tadi malam.

Irene mengambil kemeja Seulgi yang tergeletak di sofa dan menciumnya, karena masih mencium wangi Seulgi disana dia memilih untuk memakai itu saja untuk menutupi tubuh telanjangnya.

Namun saat dia hendak berjalan menuju ke arah pintu, suara berat Seulgi menghentikan langkahnya.

"Mau kemana?"Seulgi bahkan sudah duduk di atas ranjang menatap Irene.

"Huh? kenapa bangun?"Irene kembali ke ranjang.

"Kau mau kemana? dingin tidak ada kau"kata Seulgi dengan wajah setengah sadarnya.

"Aku lapar. Sebentar ya? kau tidur lagi saja hmm?"kata Irene.

"Ahh, ya sudah biar aku masakan saja"kata Seulgi lalu membuka selimutnya dan turun dari ranjang.

"Mau kemana?"tanya Irene.

"Katanya lapar"jawab Seulgi sambil berjalan ke walk in closet nya untuk mencari pakaian karena dia dan Irene tadi memang tidur hanya memakai celana dalam saja.

"Gwenchana, aku bisa sendiri sayang. Kau tidur lagi saja ya?"Irene mengikuti Seulgi.

"It's okay, aku akan tidur lagi nanti"kata Seulgi setelah memakai kaosnya.

"Sebentar ne, aku cuci wajah dulu"kata Seulgi lalu masuk kedalam kamar mandi.

Diam-diam Irene tersenyum penuh cinta.
"Kita malah membangunkan daddy"gumam Irene sambil mengusap perutnya.

.

.

Di dapur.

Irene sedang duduk di bangku meja makan sambil menatap punggung Seulgi yang sedang memasak omelette untuknya.

"Aigoo dia bahkan masih setengah sadar begitu"gumam Irene lalu terkekeh pelan.

Irene berdiri dari duduknya lalu menghampiri Seulgi kemudian memeluk lengan kirinya.
"Emm massiketa"kata Irene bahagia saat melihat isi wajan di depannya.

"Tunggu sebentar lagi ne? ini masih belum matang"kata Seulgi sambil tersenyum.

Suara serak khas bangun tidurnya sungguh membuat Irene merasa sangat dicintai, Seulgi suami yang siaga.

Irene mendongak menatap wajah Seulgi.
"Thank you, daddy"kata Irene dengan suara yang di buat seperti anak kecil.

Seulgi terkekeh gemas.
"Ne, your welcome baby"jawab Seulgi kemudian mencium bibir tersenyum Irene sekilas.

"Tunggu sambil duduk saja ya? sebentar lagi matang"kata Seulgi kemudian.

"Mmm, arraseo"jawab Irene lalu kembali ke tempat duduknya.

Beberapa menit kemudian masakan Seulgi akhirnya matang. Irene sengaja ingin makan di ruang televisi karena ingin membiarkan Seulgi merebahkan diri disofa, karena dia yakin suaminya itu tidak akan mau kalau di suruh masuk ke dalam kamar dahulu.

USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang