27

8.2K 1.3K 158
                                    


Jam 19:30.

Setelah di beritahu tentang keadaan Irene, Bella tidak berhenti menangis dan merengek meminta diantar ke Rumah Sakit. Gadis kecil itu menangis sampai matanya bengkak dan setelah kelelahan dia akhirnya tertidur di pangkuan Yeri.

Yeri tersenyum kecil sambil mengusap pipi Bella lembut untuk menghapus sisa-sisa air matanya.

"Geundae eon kenapa kita tidak boleh ke sana sekarang? apa benar hanya karena jam besuknya sudah habis?"bisik Yeri.

"Eonnimu masih lemah Yerim ah...

"Jangan khawatir, oppa janji besok akan mengantarkan kalian kesana"kata Wendy seraya mengusap kepala Yeri.

"Sini biar oppa pindahkan ke kamar saja, kalian menginap di sini saja ya?"kata Wendy lalu menggendong Bella  dan membawanya ke kamar.

"Kau juga mandi dulu sana, setelah itu kita makan malam bersama"kata Joy sambil membenarkan rambut Yeri.

"Arraseo, geundae apa Seulgi oppa atau aunty juga tidak pulang?"tanya Yeri.

"Seulgi oppa pastinya tidak akan pulang karena harus menjaga eonnimu, tapi kalau aunty Fany tadi bilang akan pulang. Tapi agak malam jadi dia menyuruh eonni untuk menjaga kalian dulu malam ini. Besok pagi aunty Fany akan menjemput kalian"kata Joy.

Yeri kembali diam dengan bibir cemberutnya.

"Gwenchana, masih ada eonni dan Wendy oppa. Lebih baik sekarang kau bersihkan badanmu"kata Joy sambil tersenyum.

Yeri akhirnya tersenyum lalu berdiri dan pergi ke kamar tempat biasanya dia menginap.

.

.

Jam 21:30.

Setelah memastikan anak-anak sudah tidur semua, Joy menghampiri Wendy yang sedang duduk diam di depan televisi.

"Belum mengantuk?"tanya Joy lalu duduk di sebelah Wendy.

Wendy tersenyum kecil.
"Tidur saja duluan hmm? aku masih belum mangantuk"kata Wendy sambil mengusap pipi Joy.

Joy mengambil tangan Wendy lalu menjadikannya sebagai bantal dan setelah mendapatkan posisi yang diinginkannya dia menatap Wendy penuh arti.
"Apa ada yang ingin kau ceritakan padaku?"tanyanya kemudian.

"Anniya"jawab Wendy.

"Oh come on, aku mengenalmu lebih dari siapapun babe. Ada apa hmm? apa kau sedang memikirkan Seulgi?"tanya Joy sambil mengusap rahang Wendy lembut.

"Aigoo bagimana aku tidak jatuh cinta padamu setiap saat jika aku mempunyai istri seperti ini hmm?"kata Wendy pelan dan semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Joy lalu mencium bibirnya lembut penuh kasih sayang.

Joy tersenyum dan membuka matanya perlahan ketika Wendy mengakhiri ciuman tersebut.

"Ceritakan padaku apa yang mengganggu pikiranmu, jangan dipendam sendiri"kata Joy kemudian.

Wendy merubah posisinya dan kembali menatap televisi seraya menghela nafasnya panjang.
"Aku hanya masih tidak bisa melupakan kejadian tadi. Kau tau? aku kira kita akan kehilangan Seulgi selamanya"kata Wendy dengan mata berkaca-kacanya.

Joy menggenggam tangan Wendy tanpa mengatakan apapun lalu mengusapnya lembut.

Wendy menarik nafasnya dalam-dalam.
"Seumur hidupku aku tidak pernah setakut tadi, bukan hanya takut kehilangan sahabatku tapi juga karena uncle Tae. Aku tidak pernah melihat dia semarah tadi"

Flashback.

"Bawa mereka kemari"

Begitu suara tersebut terdengar di earpeace tim Seulgi dan Wendy, mereka langsung menjalankan mobilnya menyusul Taeyeon.

USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang