Dituduh dalam kasus pencurian ponsel milik anak orang kaya, membuat Cakra harus angkat kaki dari sekolah alias drop out. Tidak hanya masalah itu saja, catatan kehadiran Cakra yang sering absen membuat keputusan kepala sekolah tidak bisa diganggu gugat lagi. Padahal saja, Cakra tidak pernah mencuri barang orang lain, ia berani bersumpah. Akan tetapi, membantah rasanya tidak ada gunanya. Cakra tidak memiliki bukti yang kuat untuk dijadikan alasan. Yang bisa ia lakukan hanyalah pasrah dan menerima keputusan itu meskipun rasanya sangat berat hati.
Oleh sebab itu, mau tidak mau Cakra harus pindah dari sekolah lamanya. Dan hari ini, ia sudah bisa masuk ke sekolah barunya. SMA Mentari.
Sebenarnya rasa kantuk masih menyerang bola mata Cakra, namun cowok itu harus tetap bangun dan berangkat sekolah. Akan terlihat lucu jika dihari pertama masuk ke sekolah barunya, Cakra malah tidak menampakkan diri. Bisa-bisa ia dicap menjadi murid tidak tahu diri dan pemalas. Dan Cakra demi bertaruh, ia tidak ingin hal itu terjadi.
Gara-gara cewek mabuk tadi malam, yang Cakra sendiri tidak tahu namanya siapa, membuat Cakra hanya tidur selama dua jam saja. Jika saja neneknya tidak membangunkan dirinya tadi pagi, mungkin saja Cakra akan terlambat berangkat sekolah.
Cakra harap, di sekolahnya yang baru ini, ia akan dipertemukan dengan orang-orang yang baik dan menerima dirinya tanpa memandang kelebihan atau kekurangannya. Ya, semoga saja masalah tidak hadir. Cakra lelah menjalani hidupnya yang menyedihkan.
Setelah tubuhnya sudah segar karena guyuran air dingin, dengan terburu-buru Cakra lekas memakai seragam sekolahnya. Ia tidak memiliki waktu banyak, para guru di sekolah barunya nanti tidak boleh memberikan kesan buruk terhadap dirinya yang terlambat masuk.
Cakra siap berangkat, ransel hitam sudah berada di punggungnya. Ia hanya tinggal mengenakan sepatu. Cowok itu bergerak gesit menuju tempat khusus penyimpan alas kaki. Lalu ia terkejut karena sepatu Converse kesayangannya tidak ada di sana.
Cakra melotot, ia mulai panik. Lalu seketika ia tersadar dan terpaku beberapa saat. Setelah ingat bahwa sepatu miliknya itu terbawa oleh cewek semalam, Cakra lantas terduduk di lantai. Ia menepuk keningnya berulang kali.
"Bodooh! Bodooh! Bodooh!" Cakra mengumpat pada dirinya sendiri. Ia menggeram kesal. Hanya sepatu itu satu-satunya yang bisa ia pakai. Jika sudah seperti ini, apa yang harus dirinya lakukan sekarang?
Cakra tidak mungkin pergi ke sekolah tanpa sepatu. Tidak mau membuang waktu, cowok itu kemudian mulai mencari sepatu lamanya. Hanya itu cara satu-satunya. Cakra tidak bisa bolos dihari pertama masuk ke sekolah barunya ini.
"Akhirnya ketemu juga," ucap Cakra lega begitu menemukan apa yang ia cari-cari. Ia menghela napas panjang dan mulai memakan sepatu lamanya yang sudah jebol dan kekecilan. Tidak apa, lebih baik memakainya daripada tidak sama sekali.
Waktunya sudah semakin mepet, Cakra langsung bangkit dan pergi ke dapur.
"Nek, Cakra berangkat dulu, ya?" Cakra menghampiri neneknya, kemudian menyalami tangan keriput neneknya tersebut.
"Sarapan dulu le, nanti lemes di sekolah lho."
"Nggak ada waktu nek," balas Cakra sembari menyomot gorengan tempe yang dibuat neneknya. Dengan tidak sabar, Cakra langsung mengunyah makanan tersebut. "Cakra berangkat sekarang ya nek, takut terlambat. Ini hari pertama Cakra di sekolah baru. Assalamualaikum."
![](https://img.wattpad.com/cover/206991570-288-k979296.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Overdramatic (END)
Fiksi Remaja"Kamu minum berapa gelas sih? Mulut kamu bau banget tau nggak?" Cakra bertanya dengan satu tangan yang menutupi hidung dan mulutnya. Dahinya berkenyit bingung. "Jalan sama gue dulu, baru gue bakal jawab gue minum berapa," jawab Inez ngawur. Hal itu...