52

1.8K 91 4
                                    

Dengan tubuh yang mematung, Cakra menatap sebuah mading dihadapannya. Cakra sempat menahan napasnya, tatapannya tak mau berpaling dari informasi seseorang yang menjelek-jelekkan namanya. Cakra menelan ludahnya dengan kasar, sekali lagi ia membaca tulisan di kertas yang tertempel di mading tersebut.

WOW! CEWEK MATRE MAH UDAH MAINSTREAM, INI BEDA DARI YANG LAIN, COWOK MATRE GUYS!

Membaca tulisan tersebut, Cakra benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran orang yang melakukan hal ini kepadanya. Orang itu sangat kurang kerjaan. Cakra kembali menatap ke mading.

Cakra tersenyum kecut ketika melihat sebuah foto dirinya dan Inez yang tertempel di sana. Didalam foto itu, Inez sedang memberikan Cakra sebuah ponsel, Cakra ingat kejadian itu.

Dibawah foto tersebut, tertulis sebuah caption yang membuat Cakra sedikit emosi.

CAKRA MINTA DIBELIIN HAPE DARI INEZ!

Kemudian foto lain pun terlihat di sana. Terlihat Inez yang berada di rumah Cakra dengan berbagai macam sembako. Kejadian itu belum lama, baru seminggu yang lalu.

CAKRA MINTA DIBELIIN SEMBAKO BUAT KEBUTUHAN RUMAH DARI INEZ!

Begitulah tulisan yang tertera dibawah foto itu. Hingga yang terakhir, sebuah foto memperlihatkan situasi di rumah sakit. Foto itu memperlihatkan Cakra yang sedang menerima uang dari Inez. Dan Cakra ingat kejadian itu juga, pada saat itu neneknya sakit dan Cakra belum ada uang buat berobat, kebetulan ia bertemu dengan Inez dan meminjam uang cewek itu.

Sebuah tulisan lagi-lagi tertera di sana.

CAKRA MINTA UANG DARI INEZ!

BAGAIMANA GUYS! APAKAH BUKTI-BUKTI DIATAS SUDAH MEMBUKA MATA KALIAN?  BAHWA CAKRA ADALAH COWOK MATRE DAN SUKA MANFAATIN KEBAIKAN ORANG LAIN.

CAKRA SENGAJA PACARAN DENGAN INEZ KARENA DIA SENDIRI BUTUH UANG!

Cakra memejamkan matanya serapat mungkin, ia tidak peduli dengan siswa siswi disampingnya yang menatapnya dengan berbagai ekspresi. Cakra tidak peduli dengan mereka. Ia pun mulai mengundurkan diri, keluar dari desakan. Tetap di sini hanya membuatnya semakin emosi.

Sepanjang perjalan, Cakra berusaha menghalau dan tidak peduli dengan tatapan mencemooh dari orang lain. Ia berpacaran dengan Inez bukan karena itu semua, mereka salah. Tapi, Cakra tidak mau membuang-buang waktu untuk menyangkalnya. Menurut Cakra, itu bakal sia-sia saja. Mereka tidak akan percaya, mereka lebih mempercayai sesuatu yang sudah jelas, seperti beberapa foto dirinya dan Inez di mading tersebut.

"Gue pikir lo cowok baik-baik."

Langkah Cakra mendadak terhenti ketika sebuah suara yang menusuk gendang telinganya. Ia menoleh ke asal suara berasal dan mendapati tiga cewek yang sedang menatapnya rendah ke arahnya.

"Bener, kelihatan pendiem gitu taunya malah semakin nyeremin, ya?"

"Nah itu, bisa-bisanya Inez ketangkap sama jebakannya. Gue sih ogah ya kalau pacaran cuma dimanfaatin doang."

Mereka bertiga tertawa secara bersamaan seraya memperhatikan Cakra dengan sinis, sebelum akhirnya ketiga cewek itu berlalu dari hadapan Cakra.

Cakra mendesah berat dan berusaha sekeras mungkin agar dirinya tidak terpancing menjelaskan amarah. Ia harus bisa mengendalikan diri. Cakra tidak mau ia emosi. Jika hal itu terjadi, ia malah semakin dituduh bersalah karena berusaha menutup-nutupinya.

Memang, Cakra menerima semuanya dari Inez, tapi ia tidak sekali-kali meminta kepada cewek itu. Cakra berjalan gontai tanpa tujuan entah ke mana, ia ingin menyendiri dan mencari tempat yang sepi. Cakra butuh ketenangan. Setiap melangkah dan berpapasan dengan siswa lain, Cakra selalu mendapatkan tatapan mencemooh dari mereka, bahkan selalu ada yang menudingnya seraya terang-terangan. Sekali lagi, Cakra tidak mau marah. Cowok itu hanya diam, semakin mengunci mulutnya rapat-rapat.

Overdramatic (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang