"Sendirian di sini?" gumam Oxy di belakang Aluna. Aluna kini berada di rooftop menatap bintang-bintang yang tetap indah walaupun di tempat yang jauh.
"Sekarang bersamamu. Ada apa kau kemari?" tukas Aluna menatap kakaknya dengan lemah.
"Kau kenapa?"
"Mengapa kau selalu balik bertanya ketika aku bertanya?" Aluna hanya menatap heran, di rooftop terdapat sebuah kursi taman. Rooftop kediaman Groye memang ditata mirip dengan tampan impian dengan wujud yang lebih kecil. Oxy menyusul langkah Aluna.
"Menatap bintang-bintang, selain itu mau apa aku?" tanya Aluna memberikan pertanyaan yang membuat Oxy mengerti.
"Dan kau?" sambung Aluna.
"Mencari udara segar. Kau berbohong kepadaku, hampir 17 tahun aku mengenalmu dan tidak mungkin aku tidak bisa membaca gerak-gerikmu. Katakan saja," pinta Oxy dengan tidak memalingkan wajahnya ke arah lain. Ia sedikit kecewa jika ia seperti orang asing bagi keluarganya sendiri.
"Kapan kau akan bahagia?" tanya Aluna sembari tetap menjaga pandangan dari wajah Oxy. Rasanya sedikit haru ketika melihat wajah kakaknya, terkadang ia selalu membangkang terhadapnya walaupun dia tau jika Oxy sangat menyayanginya.
"Coba lihat wajahku!" pinta Oxy dengan memegang pundak Aluna. Dengan berat hati Aluna menoleh dan menatap wajah tampan Oxy. Oxy sedikit tersenyum. "Apakah wajahku terlihat bersedih?"
Dengan cepat Aluna menggelengkan kepalanya sembari tersenyum kecut. Ia menghela nafasnya. "Kau berpura-pura bahagia."
"Apa yang kau maksud?" Oxy hanya menanggapi dengan perubahan sikap Aluna yang sama sekali tidak pernah terjadi.
"Apakah aku menjadi pengganggu kebahagiaanmu?" tanya Aluna yang membuat Oxy menjadi tersentak dalam lamunannya.
"Apa yang kau katakan?" tanya Oxy hampir seperti membentak. Aluna sedikit tersentak, namun ia tau kenyataan pahitnya.
"Jawab saja," hela Aluna terdengar pasrah. Ia melanjutkannya, "aku hanya ingin tau."
Derap langkah datang dari belakang mereka, sontak saja mereka mendongakkan kepala menatap hadirnya seseorang dalam perundingan mereka.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" gumam Gio sembari memainkan sebuah belati kecilnya.
Oxy hanya menatap lelaki itu dengan tatapan datar. Hubungan mereka sedikit membaik karena pernikahan Lidya. Memang seperti yang Oxy katakan, Lidya mampu mengubah segalanya dari mereka.
"Sedang melakukan eksperimen dan mengukur tinggi rumah ini," jawab Oxy dengan nada malas. Gio berjongkok dan duduk di lantai sembari menatap Oxy dengan tatapan heran.
"Tidak ada kerjaan! Untuk apa kau melakukan ini?"
"Untuk memastikan kau langsung wafat ketika diterjunkan dari sini," tukas Oxy dengan sangat ketus. Gio hanya tertawa lepas mendengar perkataan saudaranya.
"Kau belum menjawab pertanyaanku," hela Aluna lagi mengingatkan.
"Pertanyaan apa? Aku saja baru datang dan pertanyaan apa yang belum aku jawab?"
"Jangan menyela pembicaraan orang lain! Aku bertanya kepada Oxy bukan kau!"
"Jawaban apa yang ingin kau dengar? Jika kau sangat merepotkanku?" duga Oxy sembari berdiri dan menatap bintang dengan lebih dekat.
"Terserah kau saja," jawab Aluna seakan telah menyerah dengan keadaan.
"Apa yang terjadi sebenarnya? Merepotkan? Bagaimana bisa kau merepotkan Oxy?" sela Gio lagi menatap Oxy dan Aluna satup persatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leave The World with Yourlove [Lathfierg Series] [End]
RomanceBook 3 of Lathfierg Series Tuntutan ekonomi yang menjadi penyebab masuknya Laila Nurfajah ke dalam kehidupan Oxyvier Lathfierg. Ditambah lagi dengan pekerjaan Oxy yang semakin memadat membuatnya harus mencari pengganti Lidya dengan segera. Mereka be...