•42•

110 22 0
                                    

Lagi-lagi Alletta hanya mengangguk tanpa menoleh kearah Keysa.

Keysa hanya mengangguk dan ber-oh ria saja. Keysa menjatuhkan pantatnya di sofa, tepatnya disebelah Alletta. Sesekali Keysa menyelipkan anak rambut Alletta yang terjuntai ke depan.

"Buat lo aja, gue ikhlas lahir batin," Keysa menyahut dengan santainya lalu ia mengambil salah satu potong martabak yang masih tersisa di kotak martabak milik Alletta itu.

"Serius kak? Kok lo nggak marah sih, kak?" Alletta bertanya tanpa menoleh kearah Keysa.

Keysa tersenyum tipis. "Capek gue marahin lo mulu, mending gue baca novel aja dari pada marahin lo,"

Kontan Alletta langsung menoleh kearah Keysa, dia menatap Keysa dengan tatapan tak percaya. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Alletta pikir Keysa langsung marah karena perkataannya tadi, namun faktanya salah besar.

Alletta menggembungkan pipinya lucu, dia gagal membuat Keysa darah tinggi.

Keysa terkikik geli dalam hati, dia sudah tahu bahwa perkataan Alletta itu hanya bercanda saja. Lagi pula dia juga sudah tahu bahwa Alletta berkata seperti itu supaya Keysa marah-marah lagi kepadanya.

"Tote bag hitam yang tadi di lkasih Darel lo taruh dimana, huh?"

"Tuh." Alletta menyahut seraya menunjuk meja belajar milik Keysa.

Keysa mengangguk paham. Dia beranjak dari duduknya, dia berjalan menuju meja belajarnya. Keysa menarik kursi kayu miliknya sebelum duduk. Jantung Keysa kembali berdegup kencang saat mengingat tadi siang. Dia kembali teringat saat jalan-jalan bersama Darel. Rekaman memori tadi siang seperti berputar jelas di otaknya. Dia kembali tersenyum tipis saat teringat jelas ketika Darel memeluknya.

Tangan Keysa terulur untuk mengambil tote bag berwarna hitam pemberian Darel tadi siang, entah apa isinya—yang jelas terasa berat. Perlahan tapi pasti, Keysa membuka tote bag tersebut. Seketika matanya berbinar saat melihat isinya. Buku novel best seller yang sedang populer di aplikasi Wattpad, dan novel itu baru terbit dan masih baru alias new.

Keysa mengeluarkan buku novel best seller itu, matanya membulat ketika menghitung buku novel pemberian Darel. Tidak tanggung-tanggung, Darel memberinya novel best seller sepuluh buku dari penulis terkenal yang tentunya berbeda-beda.

Keysa menangkup pipinya, dia menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tak percaya dengan apa yang Darel kasih kepadanya. Cowok itu justru mendukung hobinya yang suka membaca novel dengan membelikannya buku novel meski dia tidak meminta. Senyum Keysa lantas kembali mengembang.

Sedangkan Alletta? Dia bergidik ngeri dan pipinya seketika berkedut jijik saat melihat isi tote bag pemberian Darel. Bagaimana tidak jijik coba? Alletta tidak suka membaca, melihat sampul buku saja dia ogah.

Keysa menurunkan kedua telapak tangannya kembali, dia menunduk melihat kalung liontin love yang menghiasi lehernya. Telapak tangan kanannya terangkat untuk menyentuh kalung pemberian Darel itu. Keysa mengecup pelan kalung liontin love.

Keysa kira Darel adalah cowok yang tidak romantis. Eh, ternyata dugaannya salah besar. Nyatanya Darel itu romantis. Ah ralat! Maksudnya sangat romantis.

"Saat jauh darimu
Terlintas tanya dalam anganku
Benarkah di benakmu
Hanyalah diriku yang bertahta?
Akankah ini selamanya?" suara merdu Keysa memenuhi ruang kamarnya.

"Saat 'ku di dekatmu
Bisik hati kecilku bertanya
Benarkah yang kau rasa
Hanyalah diriku yang kau puja?
Akankah ini selamanya?
Ataukah hanya semata?" sambung Alletta saat mendengar Keysa bernyanyi lagu kesukaannya.

Keysa menarik nafasnya dalam-dalam sebelum kembali bernyanyi. "Telah kuberi segalanya
Cinta yang tanpa akhir
Yang hanya tercipta untukmu
Mestinya semua ini
Jadi awal yang indah bagiku..."

DAREL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang